PKWU - Indikator Keberhasilan Tahapan Produksi Massal (BAB 2) (kelas XII)
BAB 2 : Indikator Keberhasilan Tahapan Produksi Massal
I. KOMPETENSI DASAR
3.11 Menentukan indikator keberhasilan tahapan produksi massal
4.11 Membuat indikator keberhasilan tahapan produksi massal
II. MATERI PEMBELAJARAN
A. Definisi Keberhasilan Tahapan Produksi
Pengertian produksi merupakan kegiatan perusahaan dalam menghasilkan barang atau jasa dari bahan bahan atau sumber faktor produksi dengan tujuan untuk di jual lagi dengan sasaran penjualan kepada konsumen.
Seorang wirausaha di dalam menekuni usahanya bertujuan untuk meraih keberhasilan. Sebagai pengelola usaha, wirausaha harus dapat mengorganisasi, memanfaatkan, dan meningkatkan sumber daya yang tersedia sedemikian rupa
sehingga mampu bersaing dan berkompetitif dengan pelaku usaha lain serta dapat pula memanfaatkan setiap kesempatan yang ada.
Gambar 2.1 Pengusaha sukses Indonesia Nadiem Makarim
Keberhasilan identik dengan pendapatan, dengan begitu pendapatan merupakan salah satu kriteria bagi kegiatan usaha, yakni dapat dipergunakan untuk menilai keberhasilan usaha atau dapat dikatakan keberhasilan usaha adalah suatu kenyataan persesuaian antara rencana dengan proses pelaksanaannya dan hasil yang dicapai. Keberhasilan usaha harus dinilai sehubungan dengan pencapaian tujuan, yang dimaksud pencapaian tujuan yang popular adalah menghasilkan laba.
Bila produksi itu berhubungan dengan hasil keluaaran dan biasanya di nyatakan sebagai volume produksi, maka produktivitas berhubungan dengan efisiensi penggunaan sumber daya (masukan dalam menghasilkan tingkat perbandingan antara keluaran dan masukan).
Faktor-faktor mendasar yang mempengaruhi pencapaian produktivitas adalah oleh posisi investasi, baik modal, teknologi, manajemen, serta keterampilan dari tenaga kerja (Sinungan, 1997).
B. Produktivitas Kerja
Produktivitas merupakan suatu ukuran yang ditentukan untuk mengetahui hal Produksi Industri/perusahaan dapat juga diberlakukan pada para pegawai dan karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan. Tujuannya dapat digunakan untuk membandingkan input dan output dari sumber daya yang ada.
Gambar 2.2 Ilustrasi grafik produktivitas
Menurut ahli ekonomi Hasibuan, "Produktivitas adalah perbandingan antara hasil (output) dengan masukan (input). Jika jumlah produktivitas naik hanya dimungkinkan dengan adanya peningkatan efisiensi waktu, bahan, teknik produksi, sistem kerja, tenaga kerja dan peningkatan kemampuan serta keterampilan tenaga kerjanya itu sendiri."
1. Konsepsi Produktivitas
Konsep produktivitas kerja dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi individu dan dimensi organisasian. Dimensi individu melihat produktivitas dalam kaitannya dengan karakteristik-karakteristik kepribadian individu yang muncul dalam bentuk sikap mental dan mengandung makna keinginan dan upaya individu yang selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas kehidupannya. Sedangkan dimensi keorganisasian melihat produktivitas dalam kerangka hubungan teknis antara masukan (input) dan keluaran (out put). Oleh karena itu dalam pandangan ini, terjadinya peningkatan produktivitas tidak hanya dilihat dari aspek kuantitas, tetapi juga dapat dilihat dari aspek kualitas.
sumber daya utama dalam kewirausahaan. Sejalan dengan fenomena ini, konsep produktivitas yang dimaksud adalah produktivitas tenaga kerja. Tentu saja, produktivitas tenaga kerja ini dipengaruhi, dikondisikan atau bahkan ditentukan oleh ketersediaan faktor produksi komplementernya seperti alat dan mesin. Namun demikian konsep produktivitas adalah mengacu pada konsep produktivitas sumber daya manusia. Secara umum konsep produktivitas adalah suatu perbandingan antara keluaran (output) dan masukan (input) persatuan waktu. Secara umum konsep produktivitas adalah suatu perbandingan antara keluaran (output) dan masukan (input) persatuan waktu. Produktivitas dapat dikatakan meningkat apabila:
1) Jumlah produksi/keluaran meningkat dengan jumlah masukan/sumber daya yang sama.
2) Jumlah produksi/keluaran sama atau meningkat dengan jumlah masukan/sumber daya lebih kecil
3) Produksi/keluaran meningkat diperoleh dengan penambahan sumber daya yang relatif kecil (Soeripto, 1989; Chew, 1991 dan Pheasant, 1991).
2. Pengukuran Produktivitas
Pengukuran produktivitas kerja adalah sistem yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur kinerja karyawan apakah sudah melakukan pekerjaannya dengan baik sesuai yang diinginakn oleh perusahaan atau instansi.
Manfaat yang diharapkan dengan adanya pengukuran produktivotas kerja ini ialah untuk mengetahui kemampuan serta keterampilan setiap karyawan secara rutin setiap hari sebagai dasar pendayagunaan dan pengembangan karyawan seoptimal mungkin dan peningkatan mutu hasil kerja karyawan.
Dengan adanya pengukuran produktivitas ini berarti para karyawan mendapat perhatian dari pimpinannya sehingga mendorong karyawan untuk lebih giat dan bersemangat dalam bekerja diperusahaan tersebut, asalkan proses pengukuran produktivitas kerja tersebut dengan cara yang obyektif dan jujur tidak berpihak dengan siapapun.
3. Peningkatan Produktivitas Kerja
produktivitas seseorang. Dengan demikian maka setiap orang bisa mendapatkan apa yang diharapkan sesuai dengan kemampuan sumber daya orang tersebut.
Agar tujuan perusahaan tercapai berikut ini bisa di coba cara meningkatkan
produktivitas kerja :
a. Memberikan Lingkungan Kerja yang baik
untuk melakukan pekerjaan. Beberapa ahli sumber daya manusia (SDM) mengatakan bahwa Lingkungan Kerja merupakan salah satu faktor yang penting dalam meningkatkan kinerja dan produktivitas Karyawan. Lingkungan kerja yang dimaksud disini dapat berupa fasilitas kerja, suasana kerja seperti kebisingan, suhu ruangan, sirkulasi udara, warna, bau serta keamanan dan keselamatan kerja.
b. Memberikan pelatihan yang cukup kepada Karyawan.
Biasanya karyawan ynag baru masuk kerja masih bingung untuk menyelesaikan pekerjaan yang berikan kepadanya, tanpa bimbingan tentu pekerjaan akan tidak selesai- selesai. Pelatihan ataupun Training akan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawan dalam bekerja. Dengan demikian, karyawan kita. juga dapat melakukan pekerjaan secara professional dan semangat dalam bekerja juga dapat ditingkatkan.
c. Jangan berhemat pada mesin dan peralatan kerja.
Berikanlah karyawan kita mesin ataupun peralatan kerja yang tepat dalam melakukan pekerjaannya sesuai bidang pekerjaanya, sehingga tugas yang diberikan dapat dikerjakan secara efisien dan efektif.
d. Meyakinkan karyawan bahwa mereka dapat melakukan pekerjaan dengan baik.
Mendorong mereka untuk mencari solusi sendiri terlebih dahulu. Jika sudah berusaha namun karyawan benar-benar perlu bantuan, kita baru memberikan bantuan kepada mereka dalam menyelesaikan masalah. Berikan mereka tantangan dan ruang gerak yang lebih besar dalam bekerja.
e. Meyakinkan karyawan bahwa pimpinan selalu mendukung mereka
dalam melakukan pekerjaannya. Diantara sejumlah karyawan kadang terdapat karyawan yang merasa minder bahkan tidak merasa bahwa selalu berada di belakang mereka dan siap memberikan arahan yang tepat kepada mereka.
f. Pimpinan Mentukan Tujuan dan Target yang Jelas.
Semua karyawan perlu mengetahui apa yang diinginkan oleh pimpinan dari mereka. Dengan demikian, kepuasan kerja akan timbul pada saat tujuan ataupun target yang kita tentukan tersebut tercapai. Tentukanlah tujuan ataupun target yang realistis dan yang dapat dicapai.
g. Mendengarkan pikiran karyawan.
Pimpinan perlu mengagendakan breafing singkat minimal setiap minggu sekali untuk melakukan pertukaran pikiran dengan karyawan. Dengan demikian pimpinan dapat mengetahui apa yang mereka pikirkan dan apa yang mereka harapkan dari perusahaan. Mungkin kita juga bisa mendapatkan ide-ide yang luar biasa dari pertemuan singkat tersebut.
h. Memberi penghargaan berupa pujian pada karyawan.
Setiap orang senang mendengarkan pujian. Itu terdengar sepele namun pengaruhnya luar biasa. Kata-kata pujian yang tepat akan memberikan semangat kerja dan memotivasi mereka melakukan tugas menjadi lebih baik lagi.
Ingatlah bahwasannya semua adalah satu team, jangan hanya memberikan pujian atau pengakuan hanya untuk karyawan yang berprestasi, berikan apresiasi juga untuk karyawan yang kurang berprestasi hal ini akan membantunya untuk terus belajar bertumbuh. Beberapa kata yang sederhana akan membuat mereka lebih bersemangat dalam bekerja, contohnya:
Kami sangat puas dengan kinerja anda. Hasil kerja anda sesuai dengan SOP dan kedisplinan anda begitu luar biasa".
"Menurut desain ini akan lebih hidup jika menggunakan Warna saya merah, bagaimana menurut anda? namun secara keseluruhan desain ini sangat bagus sekali"
i. Merayakan keberhasilan.
Saat team produksi vang mencapai target yang telah ditentukan target profit dana yang cukup untuk melakukan outbond maupun rekreasi ke pantai.
j. Memberikan penghargaan secara Finansial.
Memberikan penghargaan berupa bonus kepada karyawan merupakan hal yang baik, tetapi perlu diingat bahwa karyawan yang berharap terlalu tinggi terhadap bonus akan menyebabkan mereka cepat putus asa. Arahkan mereka untuk tidak melihat "jumlah" Bonus yang didapat tetapi menganggap Bonus sebagai bentuk apreasiasi perusahaan terhadap kinerja dan produktivitas yang dicapai oleh mereka.
4. Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja.
Tenaga kerja atau pegawai adalah manusia yang merupakan faktor produksi yang dinamis memiliki kemampuan berpikir dan motivasi kerja, apabila pihak manajemen perusahaan mampu meningkatkan motivasi mereka, maka produktivitas kerja akan meningkat.
Berikut ini merupakan faktor yang mempengaruhi adanya produktivitas kerja disuatu daerah yaitu sebagai berikut :
a. Bersumber dari pekerjaan
Dalam suatu perusahaan apabila memiliki pekerjaan yang banyak maka akan menyebabkan produktivitas kerja menjadi rendah. Agar pekerjaan menjadi lebih cepat dan tepat maka terlebih dahulu harus diadakan kegiatan Time and Motion Study. Dengan kedua jenis kegiatan tersebut menciptakan gerakan yang efektif dan mampu mengurangi kesalahan dalam bekerja serta mampu mencapai keberhasilan kerja yang diinginkan.
b. Bersumber dari karyawan
Semangat kerja para karyawan dalam suatu kantor atau perusahaan merupakan salah satu unsur yang sangat penting untuk mencapai produktivitas yang tinggi. Ada beberapa unsur yang harus diperhatikan oleh pimpinan yaitukebutuhan karyawan harus diperhatikan, gaji karyawan harus memadai, dan penempatan karyawan harus pada posisi yang tepat dengan kemampuannya.
c. Pendidikan
Melalui pendidikan, bisa dijadikan ukuran untuk mengetahui tingkat kecerdasan ke jenjang yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Maka dari itu, pendidikan memiliki hubungan yang sangat erat dengan produktivitas kerja karyawan maupun staf
Selain latar belakang pendidikan maka pelatihan/diklat tenaga kerja. akan mempengaruhi produktivitas, karenanya perlu diadakan peningkatan pendidikan dan latihan bagi tenaga kerja. Pendidikan dan latihan dipandang sebagai suatu invesatasi di bidang sumber daya manusia yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dari tenaga kerja.
d. Kesehatan jasmani dan rohani
Pimpinan mempunyai kewajiban atau tugas untuk memastikan kesehatan karyawan atau stafnya, yaitu dapat dilakukan dengan cara meniadakan lembur, mengatur jam kerja yang teratur. Apabila karyawan sehat jasmani dan rohaninya maka akan dapat meningkatkan produktivitas kerja dalam perusahaan tersebut.
e. Lingkungan kerja.
Apabila lingkungan kerjanya baik maka akan menciptakan suasan kerja yang nyaman dan sangat berpengaruh besar pada peningkatan produktivitas kerja seorang karyawan diperusahaan. Lingkungan kerja yang nyaman dan bersih maka akan membuat karyawan bekerja lebih giat dan baik.
f. Faktor manajerial
Jika gaya kepemimpinan seorang pemimpin mengarahkan, memotivasi, memimpin bawahannya dengan baik maka semangat karyawan akan lebih tinggi dan termotivasi dalam menyelesaikan tugasnya.
g. Motivasi
Motivasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu, atau usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau sekelompok orang tertentu bergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan atas perbuatannya.
Supardi dan Anwar (2004:47) mengatakan motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan tertentu guna mencapai tujuan.
Menurut Heidjachman dan Husnan (2003:197), motivasi merupakan proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan. Untuk membangun produktivitas dan motivasi pekerja ada dua hal yang harus dilakukan: pertama, carilah pembayaran pekerjaan individual seseorang; dan kedua, bantu mereka mencapai pembayaran untuk setiap tugas tambahan yang diberikan sehingga baik kebutuhan instansi maupun individu tercapai (Timpe, 1999: 61).
Menurut Hasibuan (2003:92) motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti 'dorongan atau daya penggerak'. Motivasi ini hanya diberikan kepada manusia, khususnya kepada para bawahan atau pengikut. Motivasi penting karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi.
Pemimpin yang memberikan motivasi kerja dengan baik maka akan mendorong karyawan dan stafnya lebih giat dalam melakukan tugasnya. Memotivasi karyawan bisa dibilang tidak mudah, karena setiap karyawan dan staf memiliki pengalaman, latar belakang, sifat, keinginan yang berbeda satu sama lain.
h. Peralatan yang digunakan dalam bekerja
Peralatan yang digunaan saat bekerja memiliki pengaruh yang sangat penting dalam meningkatn produktivitas kerja karyawan dan staf. Produktivitas kerja seorang karyawan harus memiliki perhatian yang penting dari
Adapun faktor-faktor diatas dinilai mendukung terciptanya produktivitas seorang karyawan dan staf. Hal-hal lainnya yang dapat mendukung terciptanya prduktivitas kerja adalah loyalitas atau kesetiaan karyawan, prestasi kerja karyawan, kejujuran, kerja sama antar karyawan atau staf, partisipasi karyawan serta dedikasi karyawan dalam suatu perusahaan atau instansi.
C. Kapasitas Produksi
1. Pengertian Kapasitas
Kapasitas (capacity) adalah hasil produksi (throughtphut), atau jumlah unit yang dapat ditahan, diterima, disimpan, atau diproduksi oleh sebuah fasilitas dalam suatu periode waktu tertentu. Kapasitas mempengaruhi sebagian besar biaya tetap. Kapasitas juga menentukan apakah permintaan dapat dipenuhi, atau apakah fasilitas yang ada akan berlebih. Jika fasilitas terlalu besar, sebagian fasilitas akan mengenggur dan akan terdapat biaya tambahan yang dibebankan pada produk yang ada atau pelanggan. Jika fasilitas terlalu kecil, pelanggan bahkan pasar keseluruhan akan hilang.
Kapasitas adalah kemampuan pembatas dari unit produksi untuk berproduksi dalam waktu tertentu, dan biasanya dinyatakan dalam bentuk keluaran (output) per satuan waktu. Pengertian kapasitas ini harus dilihat dari tiga perspektif agar lebih jelas, berikut definisi kapasitas secara fungsional yaitu:
• Kapasitas Desain: Menunjukkan tingkat output maksimum pada kondisi ideal dimana tidak ada produk yang rusak atau cacat, hanya untuk perawatan yang rutin.Kapasitas efektif biasanya lebih kecil dari kapasitas desain karena realitas perubahan bauran produk, kebutuhan perawatan peralatan secara berkala, istirahat makn siang, serta kondisi lain yang serupa.
• Kapasitas Efektif: tingkat output maksimum pada tingkat operasi tertentu. Pada umumnya kapasitas efektif lebih rendah dari pada kapasitas desain. kapasitas desain dikurangi fasilitas seperti waktu pribadi, perawatan dan limbah. Kapasitas efektif sering kali lebih rendah daripada kapasitas desain karena fasilitas yang ada mungkin telah didesain untuk versi produk
• Kapasitas Aktual: Menunjukkan output nyata yang dapat dihasilkan oleh fasilitas produksi. Kapasitas aktual sedapat mungkin harus diusahakan sama dengan kapasitas efektif.Output actual tidak bisa melebihi kapasitas efektif dan sering kali lebih kecil dari kapasitas efektif dikarenakan kerusakan mesin, kemangkiran, kekurangan bahan baku, dan masalah mutu serta factor diluar manajer.
2. Formulasi Strategi
Keuntungan secara terus-menerus didapatkan dari pembentukkan keunggulan bersaing, bukan hanya dari tingkat pengembalian keuangan yang baik pada proses tertentu.Keputusan kapasitas harus dipadukan ke dalam misi dan strategi organisasi. Karena perubahan kapasitas akan berdampak pada penjualan dan arus kas, begitu juga kualitas, rantai pasokan (suply chain), sumber daya manusia, dan pemeliharaan.
Organisasi biasanya mendasarkan kapasitasnya pada asumsi dan prediksi pola permintaan jangka panjang, perilaku kompetitor, strategi ini melibatkan :
a. Tingkat pertumbuhan dan variabelitas permintaan
b. Biaya untuk membangun dan mengoperasikan fasilitas berbagai ukuran
c. Tingkat dan arah inovasi teknologi
d. Kemungkinan perilaku komepetitor
e. Ketersedian, modal dan input lainnya
Keputusan penting perencanaan kapasitas berkaitan dengan :
a. Jumlah kapasitas yang dibutuhkan
b. Penentuan waktu perubahan
c. Kebutuhan untuk memelihara keseimbangan di seluruh sistem
d. Tingkat fleksibelitas fasilitas dan tenaga kerja
3. Jenis dan Pertimbangan Kapasitas
Kapasitas menentukan :
a. Persyaratan modal sehingga mempengaruhi sebagian besar biaya tetap.
b. Menentukan apakah permintaan dapat dipenuhi atau apakah fasilitas. menganggur dan akan terdapat biaya tambahan yang dibebankan pada produksi yang ada.
Kapasitas dihitung berdasarkan = (jumlah dari mesin atau pekerja) x (jumlah waktu kerja) x (waktu penggunaan) x (efisiensi)
Dalam produksi dan manajemen operasi, terdapat tiga tipe dari kapasitas
yaitu:
1) Potential Capacity
Kapasitas yang dapat dibentuk untuk membantu pimpinan untuk mengambil keputusan. Ini merupakan inti dari keputusan jangka panjang yang tidak akan terpengaruh oleh manajemen produksi per hari.
2) Immediate Capacity
Jumlah dari kapasitas produksi yang dapat dibentuk menjadi tersedia dalam jangka waktu yang singkat. Ini merupakan kapasitas maksimum dari kapasitas Potensial (diasumsikan digunakan secara produktif).
3) Effective capacity
Merupakan suatu konsep penting. Tidak seluruh kapasitas produksi sesungguhnya dapat digunakan atau terbuang. Ini merupakan hal penting untuk seorang manager produksi untuk apakah kapasitas sesungguhnya dapat tercapai.
Perbedaan antara kapasitas dari sebuah organisani dan permintaan dari seluruh pelanggan adalah mengenai ketidakefisien, begitu juga ketika sumber tidak dapat digunakan atau tidak dapat dipenuhi oleh customer.Permintaan untuk kapasitas sebuah organisasi bervariasi berdasarkan perubahan produk yang tersedia, seperti peningkatan dan penurunan kuantitas produksi dari produk yang tersedia, atau menciptaka produk yang baru. Penggunaan yang terbaik dari kapasitas yang tersedia dapat memenuhi pembaharuan dalam overall equipment effectiveness (OEE). Kapasitas dapat meningkat melalui pengenalan teknik baru, peralatan dan bahan, penambahan jumlah tenaga kerja atau mesin,
4. Perencanaan Kapasitas
Perencanaan kapasitas adalah proses untuk memutuskan kebutuhan kapasitas produksi oleh perusahaan untuk mempertemukan perubahan permintaan setiap produk.
a. Macam-macam Perencanaan Kapasitas
Berikut penjelasan lebih rincinya:
1) Kapasitas jangka pendek (< 3 bulan)
Perencanaan kapasitas jangka pendek -kurang dari tiga bulan . ini dikaitkan pada proses penjadwalan harian atau mingguan dan menyangkut pembuatan penyesuian -penyesuian untuk menghapus “variance” antara keluaran yang direncanakan dan keluaran nyata. keputusan perencanaan mencakup alternatif - alternatif seperti kerja lembur, pemindahan personalia, penggantian routing produksi
2) Kapasitas jangka menengah (3-18 bulan)
Perencanaan kapasitas jangka menengah (intermediet range) - rencana- rencana bulanan atau kuartalan untuk 3 sampai 18 bulan yang atau yang akan datang. Dalam hal ini, kapasitas juga bervariasi karena alternative alternative seperti penarikan tenaga kerja, pemutusan kerja, peralatan - peralatan bukan utama. Perencanaankapasitas jangka menengah merupakan perencanaan dengan tenggat waktu 3 hinggai 8 bulan.
Berfokus pada penggunaan kapasitas yang ada, pada jangka menengah perusahaan melakukan dua pendekatan, yaitu mengoptimalkan kapasitasyang ada dan mencoba perlahan mengubah kapasitas yang ada. Dalam menggunakan kapasitas, perusahaan dapat melakukan penambahan karyawan atau pembuatan persediaan. Sedangkan pendekatan mengubah kapasitas dilakukan dengan subkontrak, menambah peralatan, atau menambah shift.
3) Kapasitas jangka panjang (>1 tahun)
Perencanaan kapasitas jangka panjang (long time) - lebih dari satu tahun. Di mana sumber daya produktif memakan waktu lama untuk memperoleh atau menyelesaikan, seperti bangunan, peralatan ata fasilitas. Perencanaan kapasitas jangka panjang memerlukan partisipasi dan persetujuan manajemen puncak.
b. Perencanaan Kapasitas Jangka Pendek
1) Perencanaan kapasitas jangka pendek diguakan untuk menangani secara ekonomis hal-hal yang sifatnya mendadak di masa yang akan datang, misalnya untuk memenuhi permintaan yang bersifat mendadak atau seketika dalam jangka waktu pendek. Kebanyakan perusahaan tidak beroperai penuh selama 24 jam per hari dan tidak pernah beroperasi penuh tujuh hari per minggu. Jika perusahaan beroperasi penuh delapan jam per hari (satu shif) dan lima hari per minggu, maka kapasitas normal jam kerja perusahaan adalah 40 jam per minggu. Namun demikian 40 jam per minggu bukanlah kapasitas maksimum yang dimiliki. Dalam banyak kasus perusahaan dimungkinkan untuk bekerja melebihi kapasitas norma;, sehingga kapasitas output maksimumnya lebih dari 40 jam kerja.
2) Menghadapi kondisi seperti ini, untuk menambah atau menurunkan
kapasitas mungkin perusahaan melakukan penambahan dan pengurangan jam kerja, melakukan sub-Kontrak dengan perusahaan lain apabila terjadi 1989 di perubahan permintaan. Untuk
➤ Meningkatkan jumlah sumber daya;
❖ Penggunaan kerja lembur
➤Penambahan regu kerja
❖ Memerikan kesempatan kerja secara part-time
❖Sub-Kontrak
❖Kontrak kerja
➤ Memperbaiki penggunaan sumber daya:
❖Mengatur regu kerja
❖Menetapkan skedul
➤ Memodifikasi produk:
❖ Menentukan standar produk
❖Melakukan perubahan jasa operasi
❖ Melakukan pengawasan kualitas
➤Memperbaiki permintaan:
❖Melakukan perubahan harga
❖Melakukan perubahan promosi
➤ Tidak memenuhi permintaan:
❖Tidak mensuplai semua permintaan
c. Perencanaan Kapasitas Jangka Panjang
Perencanaan kapasitas jangka pajang merupakan strategi operasi dalam menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi dan sudah dapat diperkirakan sebelumnya. Misalnya, rencana untuk menurunkan biaya produksi per unit, dalam jangka pendek sangat sulit utuk dicapai karena unit produk yang dihasilkan masih berskala kecil, tetapi dalam jangka panjang rencana tersebut dapat dicapai dengan meningkatkan kapasitas produksi. Persoalan yag timbul adalah berapa jumlah produk yang dihasilkan agar biaya produksi seminimum mungkin.
Penentuan jumlah produksi yang dapat menghasilkan biaya minimum perlu diperhatikan berbagai faktor seperti:
➤ Pola Permintaan Jangka Panjang
➤ Siklus kehidupan produk yang dihasilkan
Dalam kaitan dengan kapasitas jangka panjang, terdapat dua strategi yang dapat ditempuh perusahaan:
1) Strategi melihat dan menuggu (wait and see strategy)
Strategi ini dapat dikatakan pula sebagai strategi hati-hati, karena kapasitas produksi akan dinaikkan apabila yakin permintaan konsumen sudah naik. Strategi ini diperoleh dengan pertimbangan bahwa, setiap kali terjadi kelebihan kapasitas perusahaan harus menanggung risiko karena investasi yang dilakukan hanya ditanggung dalam unit yang sedikit, akibatnya biaya produksi menjadi tinggi.
2) Strategi ekspansionis
Strategi ekspansionis yaitu kapasitas selalu melebihi atau diatas permintaan. Dengan strategi perusahaan berharap tidak terjadi kekurangan produk di pasaran yang dapat menyebabkan adanya peluang masuknya produsen lain. Selain itu perusahaan untuk memberikan pelayanan terbaik dengan cara menjamin tersedianya produk di pasaran.
Dalam kaitannya dengan definisi di atas maka perencanaan kapasitas berusaha untuk mengintegrasikan faktor-faktor produksi untuk meminimasi ongkos fasilitas produksi. Dengan kata lain, keputusan – keputusan yang menyangkut kapasitas produksi harus mempertimbangkan faktor faktor ekonomis fasilitas produksi tersebut, termasuk di dalamnya efisiensi dan utilisasinya.
5. Mengelola Permintaan
Walaupun terdapat peramalan yang baik dan fasilitas yang dibangun sesuai dengan peramalan tersebut, dapat terjadi ketidakcocokan antara permintaan aktual dan kapasitas yang tersedia. Ketidakcocokan ini dapat berarti permintaan melebihi kapasitas atau kapasitas melebihi permintaan. Perusahaan dapat memiliki beberapa pilihan:
a. Permintaan melebihi kapasitas
permintaan dengan menaikkan harga, membuat penjadwalan dengan lead time yang panjang, dan mengurangi bisnis dengan keuntungan marginal. Walaupun demikian, karena fasilitas yang tidak mencukupi ini mengurangi keuntungan di bawah yang mungkin dapat dicapai, solusi jangka panjang biasanya dilakukan dengan cara meningkatkan kapasitas.
b. Kapasitas melebihi permintaan
Jika kapasitas melebihi permintaan, perusahaan mungkin menginginkan untuk merangsang permintaan melalui pengurangan harga atau pemasaran yang agresif, atau mungkin menyesuaikan diri terhadap pasar melalui perubahan produk.
c. Penyesuaian pada permintaan musiman
Sebuah pola permintaan musiman atau siklus permintaan merupakan tantangan yang lain pada kapasitas. Dalam beberapa kasus, manajemen merasa terbantu jika dapat menawarkan produk dengan pola permintaan yang saling melengkapi – yaitu, produk-produk dimana satu jenis memiliki permintaan tinggi dan jenis lain memiliki permintaan rendah.
Contoh : Perusahaan menambahkan sebuah lini produk mobil salju agar pada saat winter tiba penjualan terhadap produknya tetap bertahan.
Teknik untuk menyesuaikan kapasitas dengan permintaan:
a. Mengubah staf yang ada (menambah atau mengurangi jumlah karyawan)
b. Menyesuaikan peralatan dan proses, meliputi pembelian mesin tambahan atau menjual atau menyewakan peralatan yang ada
c. Memperbaiki metode untuk meningkatkan hasil produksi
d. Mendesain ulang produk untuk meningkatkan hasil produksi
e. Menambahkan fleksibilitas proses untuk memenuhi preferensi produk yang berubah secara lebih baik
f. Menutup pabrik
Manajemen permintaan bertanggung jawab untuk mendistribusikan kapasitas untuk memastikan bahwa layanan penting tidak terpengaruh, atau
bisnis pelanggan dan dapat bertindak sesuai. Namun, manajemen permintaan jangka menengah hingga jangka panjang adalah tugas yang kurang penting. Peningkatan kapasitas selalu memerlukan biaya, dan seringkali hal ini tidak perlu. Kapasitas pemantauan benar memungkinkan untuk mengidentifikasi kelemahan atau hambatan dalam infrastruktur TI dan menilai apakah mungkin untuk mendistribusikan beban kerja dalam jangka panjang dalam rangka untuk menawarkan layanan berkualitas tinggi tanpa meningkatkan kapasitas.
D. Konsep Keberhasilan Usaha
1. Pengertian keberhasilan usaha
Definisi keberhasilan usaha adalah keberhasilan dari bisnis mencapai tujuannya.Kesuksesan tersebut didapatkan dari wirausaha yang memiliki :
➤ Otak yang cerdas, yaitu kreatif, mengikuti perkembangan teknologi dan dapat menerapkan secara proaktif.
➤ Kreatif tersebut terlihat dari usaha dari wirausaha, merubah keadaan usahanya yang lebih bai darik pada sebelumnya, serta menunjukkan bahwa usaha yang ditekuninya lebih daripada yang sekelasnya,
➤ Dapat juga dilihat dari efisiensi proses produksi yang dikelompokkan berdasarkan efisiensi secara teknis dan efisiensi secara ekonomis,
➤ Target perusahaan yang ditentukan oleh manajer-pemilik usaha, permodalan, skala usaha, hasil atau laba, jenis usaha atau pengelolaan, kinerja keuangan, serta image perusahaan.
Definisi Keberhasilan usaha menurut para ahli :
a. Menurut Suyanto (2010:179) keberhasilan usaha industri kecil di pengaruhi oleh berbagai faktor. Kinerja usaha perusahaan merupakan salah satu tujuan dari setiap pengusaha. Kinerja usaha industri kecil dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan dalam pencapaian maksud atau tujuan yang diharapkan. Sebagai ukuran keberhasilan usaha suatu perusahaan dapat dilihat dari berbagai aspek, seperti: kinerja keuangan dan image perusahaan.
b. Menurut Glancey dalam sony heru priyanto (2009:7) Wirausaha yang memiliki kemampuan mengambil keputusan yang superior akan dapat meningkatkan performansi usaha seperti peningkatan profit dan petumbuhan usaha.
c. Suryana (2011:66) mengungkapkan bahwa "Untuk menjadi wirausaha yang sukses harus memiliki ide atau visi bisnis (business vision) yang jelas, kemudian ada kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko baik waktu maupun uang”.
d. Erliah (2007:49) mengatakan bahwa “Suatu usaha dikatakan berhasil di dalam usahanya apabila setelah jangka waktu tertentu usaha tersebut mengalami peningkatan baik dalam permodalan, skala usaha, hasil atau laba, jenis usaha atau pengelolaan". Menurut Sony Heru Priyanto (2009:59) Seseorang yang memiliki kewirausahaan tinggi dan digabung dengan kemampuan manajerial yang memadai akan menyebabkan dia sukses dalam usahanya.
e. Terungkap oleh Dalimunthe dalam Edi Noersasongko (2005:27) yang menyatakan bahwa kita dapat menganalisis keberhasilan usaha dengan mengetahui kinerja suatu perusahaan yang dapat dirumuskan melalui suatu perbandingan nilai yang dihasilkan perusahaan dengan nilai yang diharapkan dengan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki. Kinerja perusahaan adalah output dari berbagai faktor di atas yang oleh karenanya ukuran ini menjadi sangat penting untuk mengetahui tingkat adaptabilitas bisnis dengan lingkungannya. Kinerja usaha perlu dihubungkan dengan target perusahaan yang ditentukan oleh manajer-pemilik usaha. Apapun targetnya, kinerja usaha merupakan tolok ukur untuk menilai seberapa besar tingkat pencapaian suatu target atau tujuan usaha.
f. Menurut Ina Primiana (2009:49) mengemukakan bahwa “Keberhasilan usaha adalah permodalan sudah terpenuhi, penyaluran yang produktif dan tercapainya tujuan organisasi”.
g. Algifari (2003:118) mengatakan bahwa "Keberhasilan usaha dapat dilihat dari efisiensi proses produksi yang dikelompokkan berdasarkan efisiensi secara teknis dan efisiensi secara ekonomis".
h. Moch. Kohar Mudzakar dalam Ressa Andari (2011:21) berpendapat bahwa, “keberhasilan usaha adalah sesuatu keadaan yang menggambarkan lebih daripada yang lainya yang sederajat/sekelasnya.”
i. Henry Faizal Noor (2007:397) mengemukakan bahwa "Keberhasilan usaha pada hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis mencapai tujuannya, suatu bisnis dikatakan berhasil bila mendapat laba, karena laba adalah tujuan dari seseorang melakukan bisnis".
j. Dwi Riyanti (2003:24) mengemukakan bahwa "Keberhasilan usaha didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil atau tujuan organisasi”.
k. Menurut Albert Wijaya dalam Suryana (2011:168) yang mengemukakan bahwa "Faktor yang merupakan tujuan yang kritis dan menjadi ukuran dari keberhasilan suatu perusahaan adalah adalah laba”.
l. Dan keberhasilan usaha menurut Dwi Riyanti (2003:29) keberhasilan usaha yaitu usaha kecil berhasil karena wirausaha memiliki otak yang cerdas, yaitu kreatif, mengikuti perkembangan teknologi dan dapat menerapkan secara proaktif. Mereka juga memiliki energi yang melimpah serta dorongan dan kemampuan asertif.
2. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha
Gambar 2. 4 Skema faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha
Merujuk skema pada gambar diatas faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha dapat diketahui dari dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor internal yang diantaranya yaitu; kualitas sdm, penguasaan organisasi, struktur organisasi, sistem manjemen, partisipasi, kultur/budaya bisnis, kekuatan modal, jaringan bisnis dengan pihak luar, tingkat entrepreneurship.
b. Faktor eksternal dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor pemerintah dan non pemerintah. Faktor pemerintah diantarannya; kebijakan ekonomi, birokrat, politik, dan tingkat demokrasi. Faktor non pemerintah yaitu; sistem perekonomian, sosio- kultur budaya masyarakat, sistem perburuhan dan kondisi perburuhan, kondisi infrastruktur, tingkat pendidikan masyarakat, dan lingkungan global.
Diketahui bahwa keberhasilan usaha dapat dipengaruhi oleh kemampuan usaha yang tercermin diantarannya melalui pengetahuan, sikap, dan keterampilan dari pengusaha. Berikut menurut para pakar:
a. Menurut Luk dalam Suyatno (2010:179) berkaitan dengan faktor penentu keberhasilan usaha industri kecil ini, hasil penelitiannya menemukan bahwa keberhasilan usaha kecil ditandai oleh inovasi, perilaku mau mengambil resiko. Begitu juga hasil penelitian Murphy dalam sumber yang sama menemukan bahwa keberhasilan usaha kecil disumbangkan oleh kerja keras, dedikasi, dan komitmen terhadap pelayanan dan kualitas. Berbagai faktor penentu keberhasilan usaha industri kecil hasil identifikasi penelitian Luk tersebut pada dasarnya adalah cerminan dari kemampuan usaha (pengetahuan, sikap dan keterampilan), pengalaman yang relevan, motivasi kerja dan tingkat pendidikan seseorang pengusaha.
b. Menurut Porras et al. (2007) in Kauanui, King Sandra (2010:55-56) "Prefer to the intrinsic factors that motivate builders and or entrepreneurs. They found that wealth, fame, and power were not the goals or accomplishments considered most important. Money and recognition were only secondary outcomes of passionate work and a personal calling". Mengacu pada faktor- faktor intrinsik yang memotivasi pembangun dan atau pengusaha. Mereka menemukan bahwa kekayaan, ketenaran, dan kekuasaan bukanlah tujuan atau prestasi yang dianggap paling penting. Uang dan pengakuan hanya hasil kerja sekunder dari gairah kerja dan panggilan pribadi. Flow is Fulfilling purpose originates from deep within the individual. It is source of energy and direction that gives meaning to life. Kauanui, King Sandra, 2010:54. Aliran adalah pemenuhan tujuan yang berasal dari dalam individu. Ini adalah bagian dari inti pusat atau esensi di mana orang-orang memiliki rasa yang mendalam siapa mereka, di mana mereka datang dari, dan di mana mereka akan pergi. Ini menyediakan sumber energi yang sangat besar dan arah yang memberi makna bagi kehidupan.
Characteristics of flow summary in Kauanui, King Sandra (2010:62):
1) Clear goals and feedback (Tujuan jelas dan umpan balik)
2) Challenge skill (Tantangan keterampilan)
3) Loss of ego (Hilangnya ego)
4) Focused concentration (Fokus konsentrasi)
5) Sense of control (Rasa kontrol)
6) Time distortion (Waktu distorsi)
7) Autotelic experience (Pengalaman autotelic)
Aliran atau flow yang ada pada diri pengusaha memberikan pengaruh atas proses kewirausahaan yang dilakukan terutama dalam hal sikap yang dilakukan dalam mencapai keberhasilan usaha. Terbukti dari hasil penelitian bahwa mereka para pengusaha yang berkoneksi dengan rohani cenderung lebih menghargai peluang untuk pertumbuhan, belajar, dan berbagi melekat dalam kepemilikan bisnis.
Keberhasilan suatu usaha diidentikkan dengan laba atau penambahan material yang dihasilkan oleh pengusaha, tetapi pada dasarnya keberhasilan usaha tidak hanya dilihat dari hasil secara fisik tetapi keberhasilan usaha dirasakan oleh pengusaha dapat berupa panggilan pribadi atau kepuasaan batin.
3. Dimensi Keberhasilan Usaha
Keberhasilan usaha diidentikkan dengan perkembangan perusahaan. Perkembangan perusahaan diartikan sebagai suatu proses peningkatan kuantitas dari dimensi perusahaan. Perkembangan perusahaan adalah pertambahan jumlah karyawan, peningkatan modal, dan lain-lain.
Berikut penuturan para pakar terkait dengan indikator untuk mengukur keberhasilan usatu usaha :
a. Samir (2005:33) mengemukakan bahwa indikator dalam mengukur keberhasilan usaha atau kinerja organisasi, yaitu sebagai berikut :
1) Produktivitas, yang diukur melalui perubahan output kepada perubahan di semua faktor input (modal dan tenaga kerja).
2) Perubahan di tingkat kepegawaian (output, teknologi, cadangan modal, mekanisme penyesuaian, dan pengaruh terhadap perubahan status).
3) Rasio finansial (mengurangi biaya pegawai dan meningkatkan nilai tambah pegawai).
b. Sedangkan menurut Henry Faizal Noor (2007:397) Beberapa indikator dalam menentukan keberhasilan usaha adalah :
1) Laba/Profitability
Laba merupakan tujuan utama dari bisnis. Laba usaha adalah selisih antara pendapatan dengan biaya.
2) Produktivitas dan Efisiensi
Besar kecilnya produktivitas suatu usaha akan menentukan besar kecilnya produksi. Hal ini akan mempengaruhi besar kecilnya penjualan dan pada akhirnya menentukan besar kecilnya pendapatan, sehingga mempengaruhi besar kecilnya laba yang diperoleh.
3) Daya Saing
Daya saing adalah kemampuan atau ketangguhan dalam bersaing untuk merebut perhatian dan loyalitas konsumen. Suatu bisnis dapat dikatakan berhasil, bila dapat mengalahkan pesaing atau paling tidak masih bisa bertahan menghadapi pesaing.
4) Kompetensi dan Etika Usaha
Kompetensi merupakan akumulasi dari pengetahuan, hasil penelitian, dan pengalaman secara kuantitatif maupun kualitatif dalam bidangnya sehingga dapat menghasilkan inovasi sesuai dengan tuntutan zaman.
5) Terbangunnya citra baik
Citra baik perusahaan terbagi menjadi dua yaitu, trust internal dan trust external. Trust internal adalah amanah atau trust dari segenap orang
rasa amanah atau percaya dari segenap stakeholder perusahaan, baik itu konsumen, pemasok, pemerintah, maupun masyarakat luas, bahkan juga pesaing.
c. Indikator keberhasilan usaha menurut Dwi Riyanti (2003:28), kriteria yang cukup signifikan untuk menentukan keberhasilan suatu usaha dapat dilihat dari:
1) Peningkatan dalam akumulasi modal atau peningkatan modal
2) Jumlah produksi
3) Jumlah pelanggan
4) Perluasan usaha
5) Perluasan daerah pemsaran
6) Perbaikan sarana fisik dan
7) Pendapatan usaha
d. Adapun indikator keberhasilan usaha menurut Suryana (2003: 85)
keberhasilan usaha terdiri dari :
1) Modal
2) Pendapatan
3) Volume Penjualan
4) Output produksi
5) Tenaga Kerja
Oleh George Rodrigues dalam karyanya menyampaikan bahwa indikator kesuksesan bisnis/usaha adalah :
a. Mencapai break-even point
Setelah menentukan ide bisnis yang visible, Anda harus fokus pada upaya pengembangan bisnis. Ini melibatkan riset pasar, kalkulasi biaya untuk melihat Anda bisa menghasilkan keuntungan dan menetapkan harga. Sebelum launching bisnis, Anda harus tahu biaya-biaya yang muncul pada saat start-up. Pengusaha yang cerdas harus mengetahui dengan tepat biaya start-up yang diperlukan dalam bisnis, dan memastikan memiliki modal
Gambar 2.5 Kurva Break Event Point
Pengusaha pemula juga harus membuat kalkulasi data yang sangat penting: breakeven point. Sederhananya, breakeven point menunjukkan di level mana penjualan (dalam volume unit atau mata uang) diperlukan untuk menutup semua biaya fixed cost dalam bisnis dan variable cost dalam memproduksi barang. Fixed cost adalah pengeluaran dimana level penjualan tidak memberikan pengaruh, termasuk pembayaran sewa, pinjaman atau leasing. Variable cost secara langsung dipengaruhi oleh volume sales dan termasuk biaya upah buruh dan utilitas pekerja perjam serta konsumsi listrik. Banyak yang meyakini semakin tinggi sales, secara otomatis profit juga tinggi. Tapi profit hanya akan dihasilkan jika Anda telah melampaui break-even point.
Pencapaian breakeven poin setiap bulannya adalah indikasi pertama dimana bisnis Anda visible. Pada poin ini pemilik masih belum mendapatkan income. Breakeven berarti pengeluaran sama dengan revenue. Profit masih nol.
b. Menghasilkan biaya hidup
Bisnis Anda mulai berjalan dan ketika bisnis mampu memberikan Anda biaya hidup. Setelah berbulan-bulan hidup dengan anggaran yang Anda mencapai tahapan dimana Anda dapat menarik income.
Namun, masih belum ada profit real, karena semua income dikonsumsi oleh pengusaha untuk kebutuhan hidupnya. Biaya hidup adalah: dimana Anda dapat menghidupi keluarga. Tahapan ini mirip dengan pekerjaan dengan gaji teratur.
Pada titik ini, pengusaha kecil telah melakukannya dengan baik seperti mereka bekerja untuk orang lain pada level yang sama.
Namun, bisnis belum menunjukkan kemampuan return on investment. Kebanyakan usaha kecil hanya mencapai tahap ini, hanya memberikan penghasilan yang layak bagi pemilik.
c. Mencapai real profit
Investasi Anda menjadi bisnis yang berhasil jika mampu berpindah dari kategori sekedar memberikan upah menjadi memberikan kontribusi profit real. Real profit adalah tunai yang tersisa setelah upah yang dikeluarkan. Kemampuan memberikan real profit adalah garis pembatas antara memiliki pekerjaan dan memiliki usaha.
Gambar 2.6 Ilustrasi pencapaian Profit
Pada tahap ini, bisnis tidak hanya memberikan upah atas waktu yang telah dikeluarkan, tapi juga mengembalikan semua yang telah Anda investasikan. Diluar pembayaran hutang atau pajak pendapatan.
Pada level ini sebuah usaha menjadi lebih berharga daripada nilai asetnya, karena memberikan return on investmentdan alur kas yang positif
III. TUGAS MANDIRI
Kerjakanlah soal-soal di bawah ini dengan jelas dan lengkap!
1. Apasaja yang menjadikriteriakeberhasilan tahapanproduksi?
2. Jelaskan 3 perspektifkapasitas industry!
3. Bagaimanacaramenghitungefisiensiproduksi?
4. Faktorapasaja yang mempengaruhikeberhasilanusaha?
5. Salah satu indicator keberhasilanusahamenurutHenry Faizal Nooradalah
IV. TUGAS KELOMPOK
1. Buatlah 3 semboyan/kata-kata yang mengandung makna motivasi untuk seseorang meraih kesusksessan usahanya!
2. Buatlah teknik penyesuaian kapasitas dengan permintaan pada produk yang akan kalian buat disesuai dengan produk yang akan kalian buat di bab awal !
a. Mengubah staf yang ada (menambah atau mengurangi jumlah karyawan)
b. Menyesuaikan peralatan dan proses, meliputi pembelian mesin tambahan atau
c. menjual atau menyewakan peralatan yang ada
d. Memperbaiki metode untuk meningkatkan hasil produksi
e. Mendesain ulang produk untuk meningkatkan hasil produksi
f. Menambahkan fleksibilitas proses untuk memenuhi preferensi produk yang
g. berubah secara lebih baik
h. Menutup pabrik
3. Sebutkan 4 pengusaha Indonesia yang telah meraih kesuksesan, ceritakan awal dibangun usahanya sampai mencapai kesuksesannya!
4. Agar produktifitas kerja dapat meningkat demi keberhasilan usaha, apa yang harus anda lakukan sebagai pihak manajemen perusahaan (bisnis yang anda bangun)?
5. Buatlah perencanaan kapasitas produksi dari perusahaan yang kalian bangun meliputi:
a. Kapastias jangka pendek
b. Kapasitas jangka menengah
c. kapasitas jangka panjang
V. UJI KOMPETENSI
PILIHAN GANDA
Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang(x) pada huruf a, b, c, d atau e pada lembar jawab yang telah disediakan!
1. Faktor berikut ini yang tidak memengaruhi pencapaian produktivitas kerja adalah..........
A. Modal
B. Teknologi
C. Manajemen
D. Biayaproduksi
E. Keterampilantenagakerja
2. Menunjukkan tingkat output maksimum pada kondisi ideal dimana tidak ada produk yang rusak atau cacat, hanya untuk perawatan yang rutin merupakan pengertian dari kapasitas ........
A. Desain
B. Produksi
C. Efektif
D. Kualitas
E. Actual
3. Perubahan kapasitas produksi akan berdampak pada hal berikut, kecuali ....
A. Kualitas
B. Teknologi
C. Aruskas
D. Supply chain
E. Sumberdayamanusia
4. Salah satu hal yang menentukan besaran kapasitas produksi adalah
A. Ketersediaan modal
B. Kebutuhanpemeliharaan
C. Lapangankerja
D. Tingkat pendidikan masyarakat
E. Tenaga ahli
5. Yang tidak termasuk faktor-faktor yang digunakan untuk menghitung kapasitas produksi adalah ....
A. Jumlah mesin atau pekerja
B. Jumlah waktu kerja
C. Waktu penggunaan
D. Efisiensi
E. Efektifitas
6. Salah satu ciri keberhasilan wirausaha adalah kemampuan mengikuti perkembangan teknologi dan dapat menerapkan secara proaktif, yang biasa disebut dengan ....
A. Efektif
B. Efisien
C. Fleksible
D. Kompeten
E. Kreatif
7. Suatu usaha dikatakan berhasil apabila dalam jangka waktu tertentu mengalami peningkatan hal-hal berikut ini, kecuali....
A. Laba
B. Modal
C. Skala usaha
D. Liabilitas
E. Jenis usaha
8. Menurut Dalimuthe keberhasilan usaha dapat diketahui dengan melihat ........
A. Kinerja perusahaan
B. Jumlah modal
C. Kapasitas produksi
D. Pemasaran
E. Kelancaran distribusi
9. Yang termasuk faktor internal keberhasilan usaha adalah ....
A. Kebijakan ekonomi
B. Kulturbisnis
C. Kultur masyarakat
D. Tingkat infrastruktur
E. Tingkat pendidikan masyarakat
10. Yang merupakan faktor eksternal dari pemerintah yang menentukan keberhasilan usaha adalah ....
A. Kebijakan ekonomi
B. Kulturbisnis
C. Kultur masyarakat
D. Tingkat infrastuktur
E. Tingkat pendidikan masyarakat
11. Menurut Lukfaktorkeberhasilanusahaindustrikecildipengaruhioleh....
A. Modal besardanpemasaran
B. Pemasaran menggunakan teknologi informasi
C. Inovasi dan berani mengambil resiko
D. Improvisasi dan penyempurnaan produk
E. Meniru dan memproduksi massal
12. Salah satu indikator keberhasilan usaha menurut Samir adalah rasio- finansial. Salah satu kegiatan yang dilakukan pada rasiofinansial adalah ....
A. Menyeimbangkan modal dengan pendapatan
B. Meningkatkan nilai Tambah Pegawai
C. Mengurangi Jumlah Pegawai
D. Mengurangi gaji pegawai
E. Meningkatkan jumlah modal untuk menutupi pengeluaran
13. Kemampuan untuk merebut perhatian dan loyalitas konsumen disebut....
A. Dayasaing
B. Marketing
C. Kompetensi
D. Etikausaha
E. Produktifitas
14. Kemampuan menjalankan usaha dengan mematuhi hukum di suatu wilayah merupakan salah satu indikator keberhasilan usaha yang disebut ....
A. Dayasaing
B. Marketing
C. Kompetensi
D. Etikausaha
E. Produktifitas
15. Akumulasi dari pengetahuan, hasil penelitian, dan pengalaman secara kuantitatif maupun kualitatif dalam bidangnya sehingga dapat menghasilkan inovasi sesuai dengan tuntutan zaman merupakan definisi dari....
A. Dayasaing
B. Marketing
C. Kompetensi
D. Etikausaha
E. Produktifitas
16. Perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan disebut
A. Laba
B. Modal
C. Produksi
D. Produktifitas
E. Efisiensi
17. Hal-hal berikut yang sebaiknya tidak kita lakukan dalam peningkatan produktivitas kerja adalah....
A. Memberikan lingkungan kerja yang baik
B. Memberikan pelatihan yang cukup
C. Menentukan tujuan dan target dengan jelas
D. Memberikan pujian
E. Menghemat pengeluaran alat kerja
18. Peningkatan produktifitas kerja dapat kita lihat dari
A. Jumlah Produksi menigkat dengan mengunkan sumber daya yang sangat besar
B. Jumlah produksi sama dengan menggunakan sumber daya yang lebih besar
C. Jumlah produksi sama dengan menggunakan sumber daya yang lebih sedikit
D. Jumlah produksi menurun dengan menggunakan sumber daya yang lebih sedikit
E. Jumlah produksi menurun dengan menggunakan sumber daya yang sama
19. Yang bukan termasuk ciri pegawai produktif adalah....
A. Bermotivasi tinggi
B. Mengetahui kelemahan dan kekuatan sendiri
C. Mempunyai orientasi pekerjaan positif
D. Tepatwaktu
E. Sering lembur untuk menyelesaikan pekerjaan
20. Produktivitas secara kuantitatif seperti ukuran (size), panjang, berat, banyaknya unit, waktu, dan biaya tenaga kerja disebut....
A. Physical productivity
B. Value productivity
C. Quantity productivity
D. Quality productivity
E. Working productivity
VI. SOAL VARIASI
Pilihlah jawaban dengan ketentuan sebagai berikut:
Pilihan A jika jawaban terdapat pada pernyataan nomor (1); (2); dan (3)
Pilihan B jika jawaban terdapat pada pernyataan nomor (1); dan (3)
Pilihan C jika jawaban terdapat pada pernyataan nomor (2); dan (4)
Pilihan D jika jawaban terdapat pada pernyataan nomor (4) saja, dan
Pilihan E jika semua pernyataan (1); (2); (3); dan (4) adalah benar
1. Faktor keberhasilan industry kecil menurut Suyanto adalah
(1) Kinerja usaha
(2) Kinerja keuangan
(3) Image perusahaan
(4) Inovasi
2. Faktor keberhasilan usaha menurut Suryana adalah ....
(1) Kemampuan mengambil keputusan
(2) Visi bisnis
(3) Image perusahaan
(4) Keberanian menghadapi resiko
3. Faktor keberhasilan usaha menurut Sony Hery Priyantoa dalah ....
(1) Jiwa kewirausahaan
(2) Modal yang cukup
(3) Kemampuan manajerial
(4) Pemasaran yang bagus
4. Faktor keberhasilan menurut Dalimunthe adalah ....
(1) Produksi
(2) Distribusi
(3) Pemasaran
(4) Kinerja perusahaan
5. Faktor keberhasilan usaha menurut Ina Primiana adalah ....
(1) Modal
(2) Distribusi
(3) Tercapainya tujuan organisasi
(4) Kemampuan manajerial
6. Faktor keberhasilan usaha menurut AL ghifari adalah ....
(1) Daya saing
(2) Produktivitas
(3) Profit
(4) Efisiensi
7. Faktor keberhasilan usaha menurut Albert wijaya adalah ....
(1) Modal
(2) Efisiensi
(3) Produktivitas
(4) Profit
8. Faktor keberhasilan usaha kecil menurut Dwi Riyanti adalah ....
(1) Kreatif
(2) Penerapan teknologi
(3) Memiliki energi besar untuk menjalankan usaha
(4) Kemampuan asertif
9. Indikator keberhasilan usaha menurut Henry Faizal Noor adalah ....
(1) Profit
(2) Produktivitas
(3) Efisiensi
(4) Dayasaing
10. Indikator keberhaislan usaha menurut Samir adalah ....
(1) Produktifitas
(2) Rasiofinansial
(3) Sistem manajerial
(4) Profit
0 komentar: