TJBL (WAN) - Jenis-Jenis Kabel Fiber Optik (BAB 5) ( Kelas XI)
BAB 5
Jenis-Jenis Kabel Fiber Optik
A. KOMPETENSI DASAR
3.5 Mengidentifikasi jenis-jenis kabel fiber optic
4.5 Menemutunjukkan kabel fiber optic
B. MATERI PEMBELAJARAN
A. Jenis Fiber Optik
Kabel fiber optik tidak membawa sinyal elektrik listrik seperti kabel lainnya yang menggunakan tembaga yang relatif rawan terhadap gangguan alam. Sebagai gantinya, sinyal dari fiber optik yang mewakili bir tersebut diubah ke bentuk cahaya. Perbedaanya dengan kabel tembaga adalah dalam penggunaan pulsa cahaya untuk mengantarkan informasi data (teknologi tembaga menggunakan pulsa elektronik). Dalam sistem fiber optik, dikenal istilah transmitter, yaitu perangkat yang menjadi tempat awal penerimaan informasi data yang dikirimkan ke fiber optik. Informasi data berupa pulsa elektronik yang telah diterima oleh transmitter ini, kemudian diproses dan diterjemahkan menjadi informasi yang sama, tapi dalam bentuk pulsa cahaya. Transmitter biasanya menggunakan Light Emitting Diode (LED) atau Injection Laser Diode (ILD). Kabel Fiber Optik memiliki jenis-jenis yang beragam, yaitu:
1. Fiber Optik Single Mode (Step Index Single Mode)
Merupakan jenis fiber optik yang memiliki fiber tunggal dengan diameter 8.3-10 mikron yang mempunyai transmisi satu mode. Singlemode dengang tengah (diameter) sempit hanya dapat menyebarkan antara 1310-1550 nano meter. Singlemode dapat mentransmisikan di atas rata-rata dan 50 kali lipat jarak dibandingkan multimode. Fiber singlemode memiliki core lebih kecu dibandingkan multimode. Core kecil tersebut dan gelombang cahaya tunggal dapat mengurangi distorsi yang diakibatkan overlap cahaya, penyediaan sedikit sinyal atenuasi dan kecepatan transmisi yang tinggi. Ciri-cirinya fiber optik single mode:
a. Diameter core lebih kecil dibandingkan diameter cladding;
b. Digunakan untuk transmisi jarak jauh, bisa mencapi 120 km, band frekuensi
lebar, dan penyusutan transmisi sangat kecil.
2. Fiber Optik Multi Mode (Step Index Multimode)
Berisi sebuah core besar dengan diameter lebih dari 100 mikron. Hasilnya, beberapa cahaya membuat sinyal digital melewati rute utama (direct route), sedangkan yang lainnya berliku-liku (zig zag) ketika sinar tersebut memantul cladding. Alternatif jalan kecil ini menyebabkan pengelompokan cahaya yang berbeda yang dikenal sebagai sebuah mode, tiba secara terpisah pada sebuah titik penerima. Kebutuhan untuk meninggalkan jarak antar sinyal untuk mencegah overlap batas bandwith adalah jumlah informasi yang dapat dikirim ke titik penerima. Sebagai konsekuensinya, fiber optik tipe ini lebih cocok untuk jarak yang pendek/singkat. Ciri dari fiber optik multi mode yaitu:
a. Ukuran intinya berkisar 50 mm sampai dengan 125 mm dengan diameter cladding 125 mm sampai dengan 500 mm;
b. Diameter core yang besar digunakan agar penyambungan kabel lebih mudah.
c. Hanya baik digunakan untuk data atau informasi dengan kecepatan rendah dan untuk jarak yang relatif dekat.
3. Fiber Optik Multimode Grade Index (Graded Index Multimode)
Berisi sebuah core dimana refraksi indeks mengurangi secara perlahan-lahan dari poros pusat ke luar cladding. Refraksi indeks tertinggi pada pusat membuat cahaya bergerak lebih perlahan pada porosnya dibandingkan cahaya yang lebih dekat dengan cladding. Alur yang dipendekkan dan kecepatan yang tinggi mengijinkan cahaya di bagian luar untuk sampai ke penerima pada waktu yang sama secara perlahan tetapi cahaya lurus langsung melalui inti core. Hasilnya sinyal digital mengalami distorsi yang sedikit. Beberapa cirinya adalah:
a. Diameter corenya antara 30 mm sampai dengan 60 mm sedangkan diameter claddingnya 100 mm sampai dengan 150 mm;
b. Merupakan penggabungan fiber single mode dan fiber multimode step index;
c. Biasanya untuk jarak transmisi 10 - 20 km dan pentransmisian informasi jarak menengah seperti pada LAN.
Sedangkan berdasarkan desain kabel dan cara instalasinya, kabel fiber optik dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Duct Cable
Kabel duct adalah kabel fiber optik yang instalasinya menggunakan pelindung pipa duct/subduct, kabel ini dipendam dalam tanah (underground). Metode pemasangannya dengan cara galian terbuka (open trench) ataupun boring rojok (manual borring).
2. Direct Buried Cable
Direct Buried Cable atau kabel Tanam langsung, merupakan kabel fiber optik yang instalasinya dipendam dalam tanah (underground) dengan metode galian terbuka (open trench) kabel digelar langsung tanpa menggunakan duct/subduct. Jacketing kabel ini didesain lebih tebal daripada kabel duct.
3. Aerial Cable (Kabel Udara)
Merupakan kabel fiber optik yang instalasinya menggantung diudara (aerial). Metode pemasangannya kabel digantung diantara tiang-tiang penyangga,Terdapat 3 jenis kabel Udara yaitu Figure 8, ADSS dan
4. Submarine Cable (Kabel Laut)
Submarine Cable adalah kabel fiber optik yang instalasinya ditanam di dasar laut. Tipe kabel submarine dibedakan atas lapisan pelindung (steel wire) yang digunakan yaitu Light Weight Cable, Single Armoured Cable, Double Armoured Cable.
5. Indoor Cable (Kabel Rumah)
Kabel fiber optik yang diimplementasikan didalam bangunan / gedung. Untuk setiap project instalasi Fiber Optik Indoor yang biasa dilakukan, instalasinya dengan cara terstruktur atau lebih dikenal dengan istilah Structured Cabling, yang mengacu pada standarisasi sistem perkabelan yang baik dan benar, menggunakan media Rackmount Enclosure, Wiring Management dan Patch Cord dengan kualitas yang baik dan bersertifikasi internasional.
B. Karakteristik dan Cara Kerja Fiber Optik
1. Karakteristik Fiber Optik
Setelah mengenal karakteristik secara umum pada KD sebelumnya, maka sebaiknya mengenal karakteristik tertentu pada fiber optik yang diantaranya adalah:
a. Karakteristik Mekanis
1) Fiber Bending (Tekukan Serat), tekukan serat yang berlebihan (terlalu kecil) dapat mengakibatkan bertambahnya optical loss;
2) Cable Bending (Tekukan Kabel), tekukan kabel pada saat instalasi harus di jaga agar tidak terlalu kecil, karena hal ini dapat merusak serat sehingga menambah optical loss;
3) Crush, tekanan yang berlebihan dapat mengakibatkan serat retak/patah, sehingga dapat menaikkan optical loss;
4) Impact adalah beban dengan berat tertentu yang dijatuhkan dan mengenai kabel optik. Berat beban yang berlebihan dapat mengakibatkan serat retak/patah, sehingga dapat menaikkan optical loss;
5) Cable Torsion, torsi yang diberian kepada kabel dapat merusak selubung kabel dan serat.
b. Karakteristik Berdasarkan Kondisi Lingkungan
1) Kondisi operasi, serat pada kabel harus dapat beroperasi pada temperatur 70°;
2) Gas Hidrogen, gas hidrogen dapat masuk kedalam silica glass dan menaikkan optical loss;
3) Perembesan Air (Water Penetration), perembasan air dapat merusak kedalam silica glass dan menaikkan optical loss;
4) Vibrasi, goncangan yang berlebihan dapat mempengaruhi kestabilan kabel.
2. Cara Kerja Fiber Optik
Fiber optik memiliki cara kerjanya sendiri yang membedakannya dengan kabel twisted pair atau kabel coaxial. Kabel fiber optik dibuat dari serat kaca dan dilapisi dengan kaca bukan tanpa sebab karena kabel ini mengubah sinyal listrik menjadi gelombang cahaya dengan fungsi cermin di dalam kabel. Dengan kemampuan untuk mengkonversi sinyal listrik, maka fiber optik memiliki kelebihan untuk mengurangi efek terhadap gangguan gelombang frekuensi elektrik. Maka dari itu fiber optik sangat cocok digunakan untuk ditempatkan di area dengan gelombang elektrik tinggi. Menggunakan gelombang cahaya yang dilakukan oleh fiber optik juga bisa mengirimkan informasi yang lebih banyak dan menyalurkannya ke jarak yang lebih jauh. dibandingkan dengan kabel yang menggunakan transmisi sinyal listrik. Hal ini dikarenakan cahaya yang memantul pada kabel fiber optik dipantulkan ke dalam jaringan kabel dan menghasilkan total internal reflection di mana cahaya dipantulka ke serat dengan sudut yang rendah. Dengan demikian penggunaan kabel fiber optik akan sangat menguntungkan bagi perusahaan atau instansi Anda, atau bahkan koneksi rumah jika Anda membutuhkan koneksi yang lebih stabil dan dapat diandalkan. Indeks bias sama dengan kecapatan cahaya didalam ruang hampa (vakum) dibagi oleh kecepatan cahaya di dalam medium. Kecapatan cahaya di udara kira-kira 3.108 m/s dan di air kira-kira 2,3.108 m/s, sehingga di dapat indeks bias air 1,3.
C. Konstruksi Fiber Optik
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh serat optik untuk dapat digunakan. Dertama, tidak putus saat gaya rentang (tensile force) bekerja pada serat optik. Kedua, tidak mengalami perubahan kualitas perambatan cahaya akibat tekanan dari samping, seperti microbending. Dan terakhir, serat optik ditempatkan secara khusus di dalam kabel optik dan pada sambungan serat optik harus diberi penguat. Untuk memenuhi persyaratan tersebut, kabel optik mempunyai beberapa kontruksi yang berbeda sesuai dengan kondisi label diletakkan. Kontruksi kabel fiber optik antara lain adalah:
1. Bagian luar disebut outer PE Jacket;
2. Rip Cord benang pengupas outer maupun inner PE Jacket;
3. Aramid Yarn berfungsi untuk memperkuat kabel dan melindungi panas;
4. Gel, atau jelly lilin cair yang berfungsi penahan air atau binatang/serangga;
5. Strength member yang berfungsi untuk penguat pada sambungan di-closure;
6. Tube sebagai tempat atau selubung fiber optik yang berfungsi untuk mengelompokkan urutan fiber optik berdasarkan warna dan melindungi fiber optik. Ada dua jenis tube, yaitu loose tube atau tube yang berongga sehingga fiber dapat fleksibel dan tight tube atau tube yang menyatu dengan fiber seperti pada
patchcord;
7. Pita binder yang berfungsi untuk penahan air;
8. Filter yang berfungsi untuk memperkuat kabel saat penarikan, dan untuk penahan puntiran;
9. Armouring atau lilitan baja pelindung dalam kabel fiber optik.
1. Bagian dan Fungsi Kabel Optik
Ada dua jenis kabel optik, yaitu loose tube (pipa longgar) dan slot (alur). Pada jenis loose tube, serat optik ditempatkan di dalam pipa longgar yang terbuat dari bahan Polybutylene Terepthalete (PBTP) dan berisi jelly. Pada jenis slot, serat optik ditempatkan pada alur (slot) di dalam silinder yang terbuat dari bahan Polyethylene (PE)
a. Bagian dan Fungsi Kabel Optik Jenis Loose Tube
Serat optik ditempatkan di dalam pipa longgar (loose tube) yang terbuat dari bahan PBTP (Polybutylene Terepthalete) dan berisi jelly. Kabel optik jenis ini, maksimum mempunyai kapasitas 8 loose tube, dimana setiap loose tube berisi 12 serat optik.
Bagian dan fungsi kabel optik jenis loose tube :
1) Loose tube, berbentuk tabung longgar yang terbuat dari bahan PBTP (Polybutyleneterepthalete) yang berisi thixotropicgel dan serat optik ditempatkan di dalamnya;
2) Konstruksi loose tube yang berbentuk longgar tersebut mempunyai tujuan agar serat optik dapat bebas bergerak, tidak langsung mengalami tekanan atau gesekan yang dapat merusak serat pada saat instalasi kabel optik;
3) Thixotropicgel adalah bahan semacam jelly yang berfungsi melindungi serat dari pengaruh mekanis dan juga untuk menahan air;
4) Sebuah loose tube dapat berisi 2 sampai dengan 12 serat optik. Sebuah kabel optik dapat berisi 6 sampai dengan 8 loose tube;
5) HDPE Sheath atau High Density Polyethylene Sheath yaitu bahan sejenis polyethylene keras yang digunakan sebagai kulit kabel optik berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi serat optik dari pengaruh mekanis pada saat instalasi;
6) Alumunium tape atau lapisan alumunium ditempatkan di antara kulit kabel dan water blocking berfungsi sebagai konduktivitas elektris dan melindungi kabel dari pengaruh mekanis;
7) Flooding gel adalah bahan campuran petroleum, synthetic dan silicon yang mempunyai sifat anti air. Flooding gel merupakan bahan pengisi yang digunakan pada kabel optik agar kabel menjadi padat;
8) PE Sheath adalah bahan polyethylene yang menutupi bagian central strength member;
9) Central strength member adalah bagian penguat yang terletak ditengah tengah kabel optik. Central Strength Member dapat merupakan: pilinan kawat baja, atau Solid Steel Core atau Glass Reinforced Plastic. Central Strength member mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi yang diperlukan pada saat instalasi;
10) Peripheral Strain Elements terbuat dari bahan polyramid yang merupakan elemen pelengkap optik yang diperlukan untuk menambah kekuatan kabel optik. Polyramid mempunyai kekuatan tarik tinggi.
b. Bagian dan fungsi Kabel Optik Jenis Slot
Serat optik ditempatkan pada alur (slot) di dalam silinder yang terbuat dari bahan PE (Polyethyiene). Pada saat di Jepang telah dibuat kabel jenis slot dengan kapasitas 1.000 serat dan 3.000 serat.
Fungsi dan bagian-bagian kabel optik jenis slot:
1) Kulit kabel, terbuat dari bahan sejenis polyethylene keras, berfungsi seha. bantalan untuk melindungi;
2) Serat optik dari pengaruh mekanis saat instalasi;
3) Aluran (slot) terbuat dari bahan polyethylene berfungsi untuk menempatkan sejumlah serat. Untuk kabel optik jenis slot dengan kapasitas 1000 sera diperlukan 13 aluran(slot) dan 1 slot berisi 10 fiber ribbons. 1 fiber ribbon berisi 8 serat;
4) Central strength member adalah bagian penguat yang terletak ditengah tengah kabel optik. Central strength member terbuat dari pilinan kawat baja yang mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi yang diperlukan pada saat instalasi.
2. Tanda Pengenal Kabel Optik
Kabel Optik harus diberi tanda pengenal yang tidak mudah hilang yang tertera pada kulit kabel di sepanjang kabel. Adapun tanda pengenal tersebut meliputi nama pabrik pembuat, tahun pembuatan, tipe serat, pemakaian, jenis dan struktur penguat kabel optik. Dalam penulisan tanda pengenal kabel optik digunakan kode-kode tertentu, yaitu :
a Tipe Serat Optik
1) SM = Single Mode
2) GI = Graded Indeks
3) SI = Step Index
b. Jenis Kabel Optik
1) LT = Loose Tube
2) ST = Slotted core
3) TB = Tight Buffered
c. Struktur Penguat
1) SS = Solid Steel Core
2) WS = Standred Wire Steel
3) GRP = Glass Reinforced Plastik
d. Pemakaian Kabel Optik
1) D = Duct
2) A = Aerial
3) B = Buried
4) S = Submarine
5) I = Indoor
e. Kode Warna Serat Optik
f. Kode Warna Tabung
Setelah mengetahui tanda pengenal kabel optik, maka harus mengetahui arti kode notifikasi standar pada kabel fiber optik adalah sebagai berikut:
a. 48/4 T, menunjukkan jumlah fiber optik dan jumlah tube;
b. SM, merupakan jenis fiber single mode;
c. MM, artinya Multi Mode;
d. A, artinya Aerial (kabel udara);
e. D, merupakan kabel duct;
f. DB, artinya Direct Burried atau kabel tanam langsung;
g. LT, artinya Lose Tube atau tube yang berongga;
h. ST, merupakan Straight Tube atau tube tanpa rongga;
i. SCPT, adalah Single Core Oer Tube dan digunakan untuk kabel distribution:
j. NZDS, artinya Non Zero Dispersion Shifted Fiber atau Fiber tipe G.655 maksudnya fiber yang memiliki disperasi sangat kecil.
Contoh soal:
Jika pada kulit kabel fiber optik tertulis sebagai berikut:
Dari gambar di atas, dapat disimpulkan bahwa kabel fiber optik tersebut adalah kabel yang digelar untuk kabel duct dengan kapasitas 36 fiber 3 tube. Jenis optiknya adalah single mode dan jenis tube adalah berongga.
D. Jenis Konektor Fiber Optik
Pada kabel serat optik, sambungan ujung terminal disebut juga konektor. Jenis-jenis dari konektor kabel fiber optik ada dalam beberapa bentuk yang berbeda-beda bergantung pada kebutuhan implementasinya dan memiliki tipe standar. Jenis-jenis konektor fibe! optik antara lain adalah:
1. Fiber Connector (FC), digunakan untuk model kabel single-mode dengan
akurasi yang sangat tinggi dalam menghubungkan kabel dengan transmitter maupun receiver. Konektor ini menggunakan sistem drar ulir dengan posisi yang dapat diatur, sehingga ketika dipasangkan ke perangkat lain, akurasinya tidak akan mudah berubah.
2. Subsciber Connector (SC), digunakan untuk kabel single mode, dengan sistem
dicabut-pasang. Konektor ini tidak terlalu mahal, simpel, dan dapat diatur secara manual dan juga kecepatan pengiriman akurasinya baik bila dipasangkan ke perangkat lain.
3. Straight Tip (ST), memiliki bentuk seperti bayonet berkunci hampir mirip dengan konektor BNC. Konektor ini digunakan baik untuk kabel multi mode maupun single mode, dikarenakan sangat mudah digunakan baik dipasang maupun dicabut.
4. Lucent Connector (LC), merupakan jenis konektor fiber optik yang pada saat ini yang paling sering digunakan untuk menghubungkan antar switch menggunakan SFP, jenis konektor LC ini lebih dominan dengan 2 cabang yang terpisah RX/TX, dan kabel ini di gunakan juga untuk jenis kabel fiber optic single mode dan multi mode.
5. Biconic, jenis konektor ini adalah jenis konektor yang pertama kali muncul untuk konektorfiber optic. Walaupun penggunaannya sangat jarang sekali, namun masih ada yang menggunakannya untuk menghubungkan perangkat yang ada di server dan data center dengan perangkat versi lama.
6. MPO/MTP, konektor MPO adalah singkatan industri untuk Multi-fiber Push On, dengan mekanisme penyisipan penyisipan push-on, memberikan interkoneksi yang konsisten dan berulang dan tersedia dengan serat 4, 8, 12, atau 24. MTP adalah merek dagang dari konektor Conec untuk MPO AS. MTP / MPO adalah konektor yang dibuat khusus untuk kabel pita multifiber. Konektor single-mode MTP / MPO memiliki ferrule siku yang memungkinkan pantulan balik minimal, sedangkan konektor multimode ferrule biasanya rata. Kabel pita datar dan tepat dinamai karena struktur seperti pita datar, yang merumahkan serat berdampingan dengan jaket.
7. D4, konektor ini hampir mirip dengan fiber connector hanya berbeda ukurannya saja. Perbedaannya sekitar 2 mm pada bagian ferrule-nya.
8. SMA, konektor ini hampir mirip dengan fiber connector hanya berbeda ukura saja. Perbedaannya sekitar 2 mm pada bagian ferrule-nya.
9. F-SMA, konektor sesuai dengan sesuai dengan IEC 61754-22 (salah satu desain tertua di serat optik), dan tetap digunakan di beberapa pasar khusus. Selain digunakan pada aplikasi industri, F-SMA juga digunakan dalam teknologi medis.
Selain itu, pada bagian konektor tersebut biasanya menggunakan warna tertentu yang memiliki tujuan adalah sebagai berikut:
Dalam scandarisasinya, kode warna dari selubung luar (jacket) label serat optik jenis patch conl adalah sebagai berikut:
E. Instalasi Fiber Optik
Sebelum mengetahui instalasi hber optik, untuk baiknya paham akan teknik yang digunakan saat instalasi fiber optik, yang antara lain adalah:
1. Terminasi Kabel Fiber Optik
Pada jaringan kabel fiber optik, terminasi kabel fiber optik merupakan suatu yang penting. Terminasi pada fiber optik adalah proses pemasangan konektor pada fiber optik. Proses ini tidak dapat dilakukan secara sembarangan, mengingat diameter kabel fiber optik sangat kecil, jauh lebih kecil daripada rambut manusia. Untuk melakukan terminasi kabel fiber optik diperlukan tool kit fiber optik yang disebut termination fiber optik kit. Proses terminasi konektor fiber optik dimulai dengan mengupas jaket kabel fiber optik dengan suatu alat fiber optik yang dikenal sebagai stripper, lalu core fiber optik dipotong dengan alat scribe fiber optik. Selanjutnya core fiber optik dimasukkan ke dalam konektor fiber optik, yang selanjutnya direkat dengan lem epoxy fiber optik. Setelah kering, epoxy fiber optik ini akan dipanaskan dalam oven, untuk selanjutnya fiber optik dipoles dengan lapping film. Untuk mengerjakan terminasi fiber optik, seorang terminator fiber optik perlu bekerja dengan presisi dan teliti, mengingat yang ditangani adalah kabel fiber optik yang sangat kecil, jauh lebih tipis daripada rambut manusia.
2. Teknik Penyambungan Fiber Optik
Pada fiber optik, proses penyambungan kabel fiber optik biasanya semua kabel fiber optik digulung pada haspel. Panjang kabel fiber optik dalam sebuah haspel bergantung pada besarnya kabel fiber optik dan haspel kabel fiber optik. Ada haspel kabel fiber optik yang dapat menampung 2000 m kabel fiber optik. Karena b. fiber optik digelar untuk jarak jauh dan dapat mencapai puluhan atau ratı kilometer, maka diperlukan proses penyambungan kabel fiber optik tersebu yang disebut proses splicing. Alat untuk melakukan proses penyambungan kaki fiber optik disebut fusion splicer. Cara kerja fiber optik dan prinsip kerja fiber optik adalah mengandalkan media cahaya. Cara pemasangan fiber optik (cara penyambungan fiber optik) yang benar sangat menentukan besar kecilnya db loss yang terjadi pada transmisi kabel fiber optik. Cara pemasangan kabel fiber optik yang benar akan menghasilkan db loss yang makin kecil dan menyebabkan jaringan fiber optik akan mengirim data secara maksimal. Kualitas kabel fiber optik dan cara pemasangan fiber optik juga sangat menentukan harga fiber optik. Aplikasi fiber optik bisa terkoneksi dengan sempurna bila dipasangan dengan spesifikasi fiber optik yang tepat.
Dalam sistem komunikasi fiber optik (fiber optic), harga kabel fiber optik juga ditentukan oleh besar kecilnya jumlah core yang dibutuhkan.
Didalam instalasi kabel fiber optik dibagi menjadi 2 (dua) jenis, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Instalasi Kabel Udara atau Aerial Cables
Kabel udara adalah kabel yang ditambatkan pada tiang telepon, dimana penambatan pada bearer kabel yang terbuat dari lilitan kawat baja atau juga disebut dengan messenger wire. Jika tidak tersedia berarer, maka kabel dijepit dengan clip yang ditautkan pada tiang.
Kabel udara ditempatkan pada tiang telepon dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Terbuat dari tiang besi dengan panjang 7 meter, 9 meter dan 12 meter, dipasang untuk di dalam kota;
b. Terbuat dari tiang beton dengan panjang 12 meter dipasang untuk luar kota.
Keterangan pemasangan tiang :
a. Ditanam 1/5 bagian yang masuk kedalam tanah;
b. Untuk tiang besi di pasang pondasi penguat tiang dari adukan semen setinggi 30 cm;
c. Jarak antar tiang antara 40 - 50 meter;
d. Penempatan tiang jangan menutup akses jalan atau didepan pintu gerbang rumah.
Sambungan kabel udara diwajibkan menempatkan di dekat tiang telepon, hal ini berfungsi untuk memudahkan pemasangan dan memudahkan pemeliharaan.
Didekat sambungan biasanya diberi spare kabel (kabel cadangan) yang diloop agar tidak terjadi gangguan bending, hal ini berfungsi apabila terjadi gangguan masih terdapat sisa kabel yang dapat disambung. Dan loop kabel ini panjangnya antara 4 - 6 meter. Untuk pemasangan kabel udara pada tiang dilakukan dengan dua metode, yaitu cara gantung dan cara tambat.
a. Cara Gantung, yaitu kabel digantung pada tiang, dengan tidak memotong bearer dan digunakan untuk rute lurus dengan jarak kurang dari 50 meter. Dan peralatan yang dipasang pada tiang adalah stainless steel band, suspension clamps, dan stainless steel band.
b. Cara tambat, metode ini digunakan untuk rute belok atau melengkung dan ujung akhir kabel, jarak antar tiang lebih dari 50 meter, dan ketika memotong bearer untuk ditambatkan pada tiang dengan menggunakan span wartel.
Apabila menggunakan teknik tambat antar tiang yang lebih dari 50 meter, adalah:
a. Penggunaan Tiang 7 meter atau T-7, digunakan untuk kabel distribution atau kabel yang menuju ke pelanggan atau sekitar perumahan;
b. Penggunaan Tiang 9 meter atau T-9 adalah untuk Tiang yang digunakan untuk jarak 60 meter yang ditempatkan diluar kota, atau penyeberangan jalan raya;
c. Penggunaan Tiang 12 meter atau T-12 untuk penyeberangan rel kereta api, atau penyeberangan sungai yang kebarnya > 50 meter.
2. Instalasi Kabel Tanah atau Direct Buried Cables
Kabel Tanah adalah kabel yang diletakkan atau digelar dibawah permukaan tanah. dan harus memenuhi standard dari ITU-T serie G dan Standard Nasional seri STEL-K. Istilah populer kabel tanah yaitu Direct Burried Cables (Kabel tanah tanam langsung). Pengertian kabel tanah tanam langsung adalah kabel yang ditanam dibawah permukaan tanah tanpa pelindung pipa baik PVC atau Galvanis, dan memenuhi standard STEL-QA-K-016 Single Mode Jelly Filled Loose Tube For Direct Burried. Ada empat cara pemasangan kabel tanah, yaitu melintas jalan raya, melintas parit, melintas sungai, dan melintas rel/ jalan tol.
a. Pemasangan penggelaran kabel tanah tanam langsung di bahu jalan dan di trotoar. Pada pemasangan ini, lebar galian bagian atas adalah 40 cm sedangkan bagian bawah 30 cm, sedangkan untuk kedalaman galian untuk trotoar atau bahu jalan adalah sebagai berikut:
1) Tanah yang lembek sedalam 100 cm,
2) Tanah yang keras atau berbatu sedalam 80 cm,
3) Pada bagian bawah menggunakan lapisan pasir setebal 20 cm sedangkan bagian atas diutup dengan batu koral setinggi 30 cm.
b. Pemasangan melintas jalan raya Kabel tanah Tanam Langsung yang melintas jalan raya agar dilindungi dengan pipa Galvanis dengan diameter 4”, dan menggunakan subduct HDPE dan harus disediakan satu pipa galvanis sebagai cadangan.
c. Pemasangan melintas parit Apabila melewati parit agar diberi pengaman dengan melindungi kabel menggunakan pipa galvanis diameter 2,5 inchi, yang ditempatkan dengan dua cara, yaitu:
1) Pemasangan di bawah parit, apabila kedalaman parit kurang dari 100 cm, maka pipa galvanis ditempatkan di bawah parit dengan jarak minimal 20 cm.
2) Pemasangan di atas parit, apabila kedalam parit lebih dari 100 cm, maka ada dua cara pemasangan yaitu:
2.1 Untuk parit terbuka, pipa galvanis diusahakan ditempatkan di atas permukaan air agar tidak menghalangi aliran, dan diberi kawat berduri untuk mencegah pencurian dan perusakan.
2.2. Untuk parit tertutup, pipa galvanis ditempatkan di bawah penutup dan dipasang rapi agar penutup tetap sejajar dengan permukaan semula.
d. Pemasangan melintas sungai Seperti halnya dengan pemasangan melewati parit, maka pada pemasangan melintas sungai juga diberikan pengaman dengan melindungi kabel menggunakan pipa galvanis yang diameter lebih dari 2,5 inchi, yang dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
1) Dengan melalui tiang
2) Dengan menumpang pada jembatan yang ada
3) Dengan membuat konstruksi jembatan kabel Untuk mengamankan kabel, maka pada jembatan diberi penghalang dan sekitar pipa dipasang dengan kawat duri.
4) Pemasangan melintas rel atau jalan toll
Pada umumnya pihak PT. KAI atau Operator Jalan Toll tidak mengijinkan untuk melakukan pengeboran dibawah konstruksi jalan atau rel, oleh sebab itu harus melalui lintasan parit, sungai atau duct yang sudah tersedia.
RANGKUMAN
1. Jenis kabel fiber optik antara lain:
a. Fiber Optik Single Mode (Step Index Single Mode)
b. Fiber Optik Multi Mode (Step Index Multimode)
c. Fiber Optik Multimode Grade Index (Graded Index Multimode)
2. Berdasarkan desain kabel dan cara instalasinya, kabel fiber optik dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Duct Cable, kabel fiber optik yang instalasinya menggunakan pelindung pipa duct/subduct, kabel ini dipendam dalam tanah (underground).
b. Direct Buried Cable, merupakan kabel fiber optik yang instalasinya dipendam dalam tanah (underground) dengan metode galian terbuka (open trench) kabel digelar langsung tanpa menggunakan duct/subduct. Jacketing kabel ini didesain lebih tebal daripada kabel duct.
c. Aerial Cable (Kabel Udara), merupakan kabel fiber optik yang instalasinya menggantung diudara (aerial).
d. Submarine Cable (Kabel Laut), kabel fiber optik yang instalasinya ditanam di dasar laut.
e. Indoor Cable (Kabel Rumah), kabel fiber optik yang diimplementasikan didalam bangunan / gedung.
3. Karakteristik fiber optik dibagi menjadi dua, yaitu karakteristik mekanis dan karakteristik berdasarkan kondisi lingkungan.
4. Cara kerja fiber optik adalah mengkonversi sinyal listrik, maka fiber optik memiliki kelebihan untuk mengurangi efek terhadap gangguan gelombang frekuensi elektrik, sehingga sangat cocok digunakan untuk ditempatkan di area dengan gelombang elektrik tinggi.
5. Kontruksi kabel fiber optik antara lain adalah:
a. Bagian luar disebut outer PE Jacket;
b. Rip Cord benang pengupas outer maupun inner PE Jacket;
c. Aramid Yarn berfungsi untuk memperkuar kabel dan melindungi panas;
d. Gel, atau jelly lilin cair yang berfungsi penahan air atau binatang/serangga;
e. Strength member yang berfungsi untuk penguat pada sambungan di-closure;
f. Tube sebagai tempat atau selubung fiber optik yang berfungsi untuk
mengelompokkan urutan fiber optik berdasarkan warna dan melindungi fiber optik. Ada dua jenis tube, yaitu loose tube atau tube yang berongga sehingga fiber dapat fleksibel dan tight cube atau tube yang menyatu dengan fiber seperti pada patchcord;
g. Pita binder yang berfungsi untuk penahan air;
h. Filter yang berfungsi untuk memperkuat kabel saat penarikan, dan untuk penahan puntiran; i. Armouring atau lilitan baja pelindung dalam kabel fiber optik.
6. Jenis-jenis konektor fiber optik antara lain adalah:
a. Fiber Connector (FC)
b. Subsciber Connector (SC)
c. Straight Tip (ST)
d. Lucent Connector (LC)
e. Biconic f. MPO/MTP
g. D4
h. SMA
i. F-SMA
7. Teknik yang digunakan saat instalasi fiber optik, yang antara lain adalah:
a. Terminasi Kabel Fiber Optik, adalah proses pemasangan konektor pada fiber optik
b. Teknik Penyambungan Fiber Optik, adalah mengandalkan media cahaya.
C. TUGAS MANDIRI
1. Jelaskan jenis fiber optik yang kalian ketahui!
2. Bagaimana cara penginstalan fiber optik dengan sistem Duct Cabel?
3. Sebutkan bagian kabel tanam langsung!
4. Jelaskan perbedaan karakteristik fiber optik mekanis dengan kondisi lingkungan!
5. Bagaimana cara kerja fiber optik?
D. TUGAS KELOMPOK
1. Mengamati: Lakukan pengamatan cara kerja fiber optik, jelaskan penanggulangannya jika terjadi crush (minimal 2 cara)!
2. Menanya : Masing-masing kelompok membuat beberapa pertanyaan tentang jenis fiber optik, kemudian tukar dengan kelompok lain. Mintalah mereka untuk menjawabnya, apabila mengalami kesulitan bertanyalah pada pendidik!
3. Mengasosiasi : Uraikan kembali informasi yang diperoleh tentang masalah yang dapat timbul pada fiber opti yang berkarakteristik mekanik!
4. Menalar : Diskusikan dengan kelompokmu tentang konstruksi fiber optik, dan jelaskan pula fungsinya!
5. Mengkomunikasikan : Lakukan praktek cara membaca tanda pengenal pada fiber optik, kemudian presentasikan di depan kelas!
E. UJI KOMPETENSI
A. PILIHAN GANDA
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
1. Kabel jaringan yang dapat mentransmisikan data melalui media cahaya adalah
A. Fiber optik
B. Buried
C. Duct
D. Aerial
E. Submarine
2. Kabel fiber optik yang instalasinya digantung pada tiang disebut ....
A. Submarine
B. Buried
C. Duct
D. Aerial
E. Konektor
3. Kabel fiber optik yang instalasinya menggunakan pelindung pipa duct/ subduct adalah
A. Fiber optik
B. Buried
C. Duct
D. Aerial
E. Submarine
4. Tidak putus saat adanya gaya rentang fiber optik disebut juga dengan istilah ....
A. Polybutylene terephalete
B. Flooding gel
C. High desnsity polyethylene sheath
D. Connector
E. Tensile force
5. Kabel fiber optik yang instalasinya dipendam di dalam tanah adalah ....
A. Fiber optik
B. Buried
C. Duct
D. Aerial
E. Konektor
6 Kabel fiber optik yang instalasinya di dasar laut adalah ....
A Fiber optik
B. Buried
C. Duct
D. Aerial
E Konektor
7 Bahan sejenis polyethylene keras yang digunakan sebagai kulit kabel optik dan berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi serat optik dari pengaruh mekanis pada saat instalasi adalah ....
A. Connector
B. Flooding gel
C. Tensile force
D. High density polyethylene sheath
E. Polybutylene terapthalete
8. Jenis bahan yang digunakan pada kabel optik agar kabel menjadi padat adalah ....
A. Connector
B. Flooding gel
C. Tensile force
D. High density polyethylene sheath
E. Polybutylene terapthalete
9. Pada jenis loose tube, serat optik ditempatkan di dalam pipa longgar yang terbuat dari bahan ....
A. Connector
B. Flooding gel
C. Tensile force
D. High density polyethylene sheath
E. Polybutylene terapthalete
10. Kode warna loose tube untuk warna merah yaitu ....
A. 1
B. 3
C. 5
D. 7
E. 9
B. ESAI Isilah titik-titik di bawah ini!
1. Untuk pemasangan kabel udara pada tiang dilakukan dengan 2 cara yaitu .... dan
2. ... adalah perangkat yang menjadi tempat awal penerimaan informasi data yang dikirimkan ke fiber optik.
3. Submarine Cable adalah ....
4. .... adalah perangkat yang digunakan untuk model kabel single-mode dengan akurasi yang sangat tinggi dalam menghubungkan kabel dengan transmitter maupun receiver
5. Central strength member adalah ....
Penilaian Akhir Semester Gasal
A. PILIHAN GANDA
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
1. Teknologi jaringan nirkabel yang dengan jangkauan area yang kecil adalah ....
A. Wireless Metropolitan Area Network
B. Wireless Personal Area Network
C. Wireless Lokal Area Network
D. Wireless Wide Area Network
E. Celluler Network
2. Standart jaringan wireless yang masih menggunakan frekuensi 2,4 GHz dengan kecepatan transfer datanya mencapai 11 Mbps dan jangkau sinya sampai dengan 30m adalah ....
A. IEEE 802.11b
B. IEEE 802.11g
C. IEEE 802.11n
D. IEEE 802.11a
E. IEEE 802.11c
3. Suatu piranti yang memungkinkan piranti nirkabel untuk terhubung ke dalam jaringan dengan menggunakan Wi-Fi, Bluetooth, atau standar lain adalah ....
A. Nirkabel Channel
B. Nirkabel Router
C. Nirkabel WAN
D. Nirkabel LAN
E. Nirkabel AP
4. Gelombang yang memiliki jangkauan frekuensi yang cukup luas dan biasanya dihasilkan oleh rangkaian isolator dalam alat-alat elektronika disebut ....
A. Gelombang longitudinal
B. Gelombang transfersal
C. Gelombag radio
D. Gelombang frekuensi
E. Gelombang elektro
5. Jarak yang ditempuh oleh gelombang itu sendiri dalam satu satuan adalah ....
A. Panjang getaran
B. Panjang gelombang
C. Frekuensi
D. Amplitudo
E. Gelombang elektro
6. Apabila repeater digunakan dalam 2 segmen kabel LAN atau lebih diharuskan menggunakan protokol .....
A. Physical layer
B. Application layer
D. FSK
C. Network layer
D. Transport layer
E. Presentation layer
7. Mengirim dan menerima sinyal radio hanya dalam satu arah yaitu ...
A. Antena directional
B. Antena omnidirectional
C. Nirkabel router
D. Nirkabel router
E. Antena grid
8. Modulasi yang mempergunakan frekuensi dari sinyal analog untuk membedakan keadaan sinyal digital, amplitudo, dan phase-nya adalah ....
A. AM
B. FM
C. PM
D. FSK
E. CDMA
9. Yang bukan komponen utama dari fiber optik adalah ....
A. Sumber Cahaya
D. Konektor
B. Detektor Cahaya
E. Listrik
C. Kabel Fiber Optik
10. Suatu jenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus, dan dapat mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu lokasi ke lokasi lainnya dengan kecepatan tinggi merupakan pengertian dari ....
A. Kabel Coaxical
B. Kabel Ethernal
C. Kabel Serat Optik
D. Kabel UTP
E. Kabel NYM
11. Teknologi fiber optik yang sering digunakan di Indonesia adalah ....
A. AC
B. TV Swasta
C. Charger Handphone
D. Internet
E, Printer
12. Yang bukan merupakan karakteristik fiber optik adalah ....
A. Kabel jaringan fiber optik terdiri dari inti yang terbuat dari serat kaca
B. Kecepatan transfer data 100 Mbps
C. Kecepatan transfer data 90 Mbps
D. Biaya rata-rata pernode cukup mahal
E. Diameter kabel jaringan fiber optik kecil
13. Kepanjangan dari VCSEL adalah ....
A. Vertical Cavity Surface Emitting Laser
B. Vertical Carity Surface Emitting Laser
C. Vertical Cavity Surface Emulting Laser
D. Vertical Cavity Surface Emitting Loss
E. Vertical Carity Surface Emitting Loss
14. Kegunaan konektor menggunakan epoxy adalah ....
A. Untuk menahan gelombang agar tetap stabil
B. Untuk melindungi konektor
C. Untuk meyuplai listrik
D. Untuk menahan serat agar tetap berada di tempatnya
E. Untuk mendekteksi noise
15. Alat yang digunakan untuk mengukur Loss disebut ....
A. Chromatic dispersion
B. OTDR
C. ODTR
D. Chromatic suspension
E. Gelombang elektro
16. Polarization Mode Dispersion adalah ....
A. Koefisien statistik normalisasi panjang rata-rata nilai EGD
B. Koefisien fluktuatif normalisasi panjang rata-rata nilai EGD
C. Koefisien statistik normalisasi panjang rata-rata nilai DGD
D. Koefisien Auktuatif normalisasi panjang rata-rata nilai DGD
E. Variabel statistik non normalisasi panjang rata-rata nilai DGD
17. Tahun munculnya jenis komputer yang melayani beberapa terminal adalah ....
A. 1940
D. 1970
B. 1950
E. 1980
C. 1960
18. Kumpulan komputer yang saling dihubungkan bersama di dalam satu area tertentu yang tidak begitu luas disebut ....
A. Lokal Area Network (LAN)
B. Metropolitan Area Network (MAN)
C. Wide Area Network (WAN)
D. Personal Area Network (PAN)
E. World Area Network (WAN)
19. Yang bukan termasuk fungsi jaringan adalah ....
A. Resource Disable
B. Teleconference meeting
C. Electronic Mail
D. Berbagi pemakaian sumber daya (resource)
E. Internet
20. Apabila komputer terhubung dengan komputer dan peralatan lain sehingga membentuk sebuah grup, hal ini disebut sebagai ...
A. Stand Alone
B, LAN
C. Internet
D. WAN
E. Network
21. Perangkat jaringan yang aktif dan intelegent dan dapat berpartisipasi dalam manajemen jaringan disebut ....
A. CSU/DSU
B. Modem
C. Router
D. Communication Server
E. Layer
22. Mengatur kapasitas traffic dan mengirim traffic dengan cepat dan handal adalah fungsi dari ....
A. Distribution layer
B. Network Layer
C. Physical Layer
D. Core Layer
E. Access Layer
23. Jaringan komputer yang digunakan untuk komunikasi antara komputer dengan perangkat (termasuk telepon) dari satu pengguna disebut ....
A. Lokal Area Network (LAN)
B. Metropolitan Area Network (MAN)
C. Wide Area Network (WAN)
D. Personal Area Network (PAN)
E. World Area Network (WAN)
24. Sebuah jalur komunikasi yang digunakan dengan network dial up seperti PPP dan ISDN yang harus melakukan set up pada koneksi terlebih dahulu sebelum melewatkan data (seperti melakukan panggilan telepon) adalah ....
A. Leased line
B. Circuit Switching
C. Packet Switching
D. Network Switching
E. Routing Switching
25. Pengembang komputer pertama di dunia jaringan komunikasi ALOHAnet adalah ....
A. Norman Kamarun
B. Norman Wilson
C. Norman Abramson
D. Albert Wilson
E. Alberto Gonzalves
26. Fungsi back up dan restore dalam perawatan jaringan adalah ....
A. Untuk membuat lokasi keamanan
B. Untuk membuat lokasi penyimpanan berubah
C. Untuk mendokumentasikan data dan informasi penting
D. Untuk menimbulkan kesalahan perubahan data
E. Untuk mengurangi kapasitas pada media penyimpanan
27. Yang bukan jenis teknologi jaringan nirkabel adalah ....
A. WWAN
B. WPAN
C. WMAN
D. WSAN
E. WLAN
28. Nama lain dari nirkabel adalah ...
A. Jaringan menggunakan kabel
B. Jaringan tanpa kabel
C. Jaringan menggunakan modem
D. Jaringan berkabel
E. Jaringan berserat sintetik
29. Yang bukan termasuk teknik security pada WLAN adalah ....
A. Enkripsi data
B. Autentikasi data
C. Electronic Mail
D. Berbagi pemakaian sumber daya (resource)
E. Internet
30. Berikut adalah contoh penerapan teknologi jaringan WLAN adalah ...
A. Bluetooth
B. Irda
C. Wireless USB
D. EVDO
E. CDMA
31. Gelombang yang memiliki jangkauan frekuensi yang cukup luas dan biasanya dihasilkan oleh rangkaian isolator dalam alat-alat elektronika disebut ....
A. Gelombang longitudinal
B. Gelombang transfersal
C. Gelombag radio
D. Gelombang frekuensi
E. Gelombang elektro
32. Banyaknya getaran gelombang yang terjadi dalam waktu satu detik adalah ....
A. Panjang getaran
B. Panjang gelombang
C. Frekuensi
D. Amplitudo
E. Sinyal
33. Kabel jaringan yang dapat mentransmisikan data melalui media cahaya adalah ....
A. Fiber optik
B. Buried
C. Duct
D. Aerial
E. Submarine
34. Kabel fiber optik yang instalasinya digantung pada tiang disebut ....
A. Submarine
B. Buried
C. Duct
D. Aerial
E. Konektor
35. Kabel fiber optik yang instalasinya menggunakan pelindung pipa ductl subduct adalah ..
A. Fiber optik
B. Buried
C. Duct
D. Aerial
E. Submarine
36. Tidak putus saat adanya gaya rentang fiber optik disebut juga dengan istilah ....
A. Polybutylene terepbalete
B. Flooding gel
C. High desnsity polyethylene sheath
D. Connector
E. Tensile force
37. Kabel fiber optik yang instalasinya dipendam di dalam tanah adalah ....
A. Fiber optik
B. Buried
C. Duct
D. Aerial
E. Konektor
38. Kabel fiber optik yang instalasinya di dasar laut adalah ....
A. Fiber optik
B. Buried
C. Duct
D. Aerial
E. Konektor
39. Bahan sejenis polyethylene keras yang digunakan sebagai kulit kabel optik dan berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi serat optik dari pengaruh mekanis pada saat instalasi adalah ....
A. Connector
B. Flooding gel
C. Tensile force
D. High density polyethylene sheath
E. Polybutylene terapthalete
40. Jenis bahan yang digunakan pada kabel optik agar kabel menjadi padat adalah ....
A. Connector
B. Flooding gel
C. Tensile force
D. High density polyethylene sheath
E. Polybutylene terapthalete
0 komentar: