Pages

Tuesday, January 12, 2021

TLJ - Subscriber Internet Telepon (BAB III)


Subscriber Internet Telepon 

Kompetensi Dasar 

3.14 Memahami prinsip kerja subscriber internet telepon. 
3.15 Menerapkan konfigurasi pada subscriber internet telepon. 
4.14 Menalar prinsip kerja subscriber internet telepon. 
4.15 Membuat konfigurasi subscriber internet telepon. 


Pendahuluan 

Teknologi subscriber internet telepon dapat dikatakan sebagai teknologi generasi awal yang melibatkan transmisi data multimedia (internet melalui infrastruktur jaringan telepon analog atau JARLOKAT (Jaringan Lokal Akses berbasis Tembaga). Untuk memahami materi ini, Anda harus memulainya dengan mengenali struktur jaringan telekomunikasi, cara routing datanya, definisi dan konsep PSTN, LLA, hingga karakteristik dari teknologi subscriber itu sendiri yang sering diidentikkan dengan standar DSL Dalam materi ini juga akan dilampirkan petunjuk praktikum cara melakukan setting jaringan dengan metode dial up dan konfigurasi modem ADSL menggunakan simulator Packet Tracer. Penggunaan simulator disebabkan teknologi dial up terbilang cukup tua dan mulai ditinggalkan oleh provider karena sudah bergeser ke sistem fiber optic. Meskipun demikian, ada beberapa area yang masih bisa menjalankan aplikasi tersebut. Apa dan bagaimana teknologi DSL tersebut? Ikuti pembahasan dalam Bab 3 ini. 

(A) Struktur Jaringan Telekomunikasi 

Perkembangan teknologi layanan telepon sedikit banyak telah dikupas pada materi Teknologi Jaringan Berbasis Luas Kelas XI. Pada dasarnya, Jaringan telekomunikasi dapat dibagi menjadi beberapa level atau tingkatan yang membentuk hierarki, yang nantinya akan memengaruhi fungsi dan jenis hardware yang terpasang pada masing-masing tingkatan tersebut. 



Penjelasan dari struktur gambar hierarki jaringan telekomunikasi tersebut adalah sebagai berikut. 

1. IGE atau International Gateway Exchange 

IGE merupakan switch yang menjadi pintu gerbang (gateway) yang mengoneksikan antara jaringan telepon nasional dengan satu atau lebih jalur komunikasi berskala internasional. Perangkat ini dapat diterapkan dengan menggunakan sistem switch class 4 (national transit). Berikut adalah beberapa perbedaan IGE dan switch class 4. 

a. Mendukung variasi sistem persinyalan seperti International Services Digital Network User Port (SUP) dan versi 5. 
b. Mendukung mekanisme echo cancellers, 
c. Mendukung prosedur DCME. 
d. Mendukung sistem akuntansi dan penyelesaian keuangan secara internasional. 
e. Mendukung proses transcoding sistem A-law/mu-law. 
f. Menyediakan bandwidth berkapasitas tinggi. 
g. Mampu menyediakan range dan format penomoran sesuai dengan standar nomor telepon setiap negara yang menjadi pengguna IGE 
h. Sistem penentuan routing yang lebih baik dan teknik penghitungan tarif komunikasi yang efektif. 


2. TC atau Tertiary Center 

TC atau dikenal dengan central trunk 2 adalah perangkat routing lanjutan dari secondary center (TC). TI akan berfung sistem central trunk 1 tidak mampu mendeteksi sistem pang dari perangkat sebelumnya. Jika dilihat dari lingkup aksesn dapat melayani hingga area nasional, komunikasi antarprovir bahkan komunikasi antarnegara dalam sebuah wilayah reai seperti Eropa, Asia Tenggara, dan lainnya. 

3. SC atau Secondary Center 

Terkadang beberapa versi literasi menuliskan SC dengan sebutan central trunk. Kategori sistem perangkat dalam telekomunikasi yang tergolong sebagai SC, misalnya sistem sentral telepon SLJJ. SC bekerja ketika sistem central tandem tidak menyimpan daftar tujuan panggilan yang diajukan oleh pengguna, yang menunjukkan bahwa panggilan tersebut tidak berada dalam satu kota. Dengan demikian, oleh sistem akan diteruskan pada level (hierarki) di atasnya. Wilayah jangkauan SLJ ini dapat mencapai antarkota seperti dari kota Solo ke kota Merauke. 

4. PC atau Primary Center 

Central tandem atau Primary Center (PC) merupakan kantor sentral yang berada di hierarki keempat atau dikenal dengan nama class 4 office. PC berperan untuk mengoneksikan komunikasi yang terjadi antara dua buah sentral telepon lokal yang dapat terletak dalam area sebuah kota. 

5. LE atau Local Exchange 

LE adalah interface awal yang akan dihubungi pertama kali ketika terjadi panggilan telepon dari pelanggan menuju sentral. Nama lain LE adalah STO (class 5 office) yang berperan untuk menangani setiap proses panggilan yang dilakukan olen pelanggan, menentukan jalur routing, dan menjamin kualitas sambungan komunikasi. 


(B) Komponen dalam Tingkatan Jaringan Telekomunikasi 


Untuk dapat menjalankan proses komunikasi pada masing-masing tingkatan diperlukan adanya kompone telekomunikasi, Komponen tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda, bergantung pada tingkatan tempat komp tersebut berada. Berikut akan dijelaskan komponen-komponen yang dalam tingkatan jaringan telekomunikasi, 

1. Komponen dalam Tingkatan Jaringan Telekomunikasi 

Terdapat beberapa komponen dalam tingkatan jaringan telekomunikasi, yaitu sebagai berikut. 

a. Local Network 

local network merupakan tingkatan infrastruktur yang mengoneksikan stasiun pengguna menuju subscriber distribution network atau sentral pengatur area lokal. Pada bagian ini sering disebut dengan customer access network atau customer loop. 

b. Junction Network 

Junction network berfungsi sebagai penyambung antara trunk central dan sentra lokal (dalam sebuah area pelanggan). 

c. Toll Network Trunk Network 

Toll network/trunk network merupakan media layanan berupa rangkaian susunan media penyambung jarak jauh yang menghubungkan area lokal pelanggan dalam lingkup nasional. 

d. International Network 

International network adalah bagian koneksi yang memungkinkan terjadinya koneksi antarnegara di seluruh dunia melalui mekanisme sambungan jaringan nasional (national network) dengan jaringan internasional melalui international gateway exchanges atau backbone network. 

Ketika seseorang melakukan panggilan ke sebuah nomor telepon, nomor yang dituju tersebut harus mengikuti standar penomoran yang telah ditetapkan dalam layanan sentral. Nomor telepon yang dituju tersebut akan diperiksa bahwa masih dalam area lokal dalam satu wilayah atau tertuju pada area berbeda atau bahkan akan terkoneksi ke sambungan internasional. Di sinilah peran perangkat switch yang akan mengarahkan panggilan hingga terjalin sesi komunikasi. Penomoran perangkat telepon analog memiliki konsep yang menyerupai alamat rumah, yang terdiri atas nama desa, jalan, kecamatan, kabupaten, dan provinsi. 

2. Fungsi Pemberian Nomor Telepon 

Format pemberian nomor telepon dalam sebuah perangkat jaringan memiliki fungsi sebagai berikut. a. Identitas pengguna atau perangkat yang tersambung. b. Penunjuk lokasi atau alamat perangkat telepon berada. 

3. Metode Sistem Penomoran 

Terdapat dua metode sistem penomoran telepon yang digunakan saat ini, yaitu sebagai berikut. 
a. Penomoran secara tertutup adalah metode penomoran yang dapat diberlakukan pada semua tipikal panggilan. . 
b. Penomoran secara terbuka adalah metode penomoran yang diberikan berdasarkan tipe panggilan yang dilakukan, misalnya penomoran yang dilakukan secara terbuka pada telepon di Indonesia menggunakan kode +62. 

Sistem penomoran panggilan telepon analog yang mempunyai 12 tombol keypad terdiri atas 10 tombol untuk angka 0 - 9 dan 2 karakter khusus, yaitu karakter"#" dan "*" VA digunakan untuk keperluan khusus. 

4. Teknik Standar dalam Penomoran Terbuka 

Berikut adalah teknik standar dalam memberikan penomoran secara terbuka. 

A. Prefix atau Penetapan Awalan 

Fungsi prefix adalah memudahkan pengguna untuk lebih mengingat jenis panggilan, baik itu bersifat lokal, interlokal, maupun sambungan internasional berdasarkan kode tersebut. Selain itu, untuk memudahkan proses routing dengan jalur switching agar lebih cepat dan efisien. Dalam penetapan jenis prefix ini, ada beberapa model yang dapat digunakan, yaitu sebagai berikut. 

1) Sambungan interlokal atau SLJJ (Sambungan Langsung Jarak Jauh) yang dikenal dengan nama SLDD atau Subscriber Long Distance Dialing. Contohnya Indonesia menggunakan kode OX, dengan X adalah kode operator penyedia jasa telekomunikasi, sedangkan di Amerika menggunakan kode 1. 

2) Prefix untuk sambungan internasional atau SLI (Sambungan Langsung Internasional). Contohnya di Indonesia menggunakan kode Oox, dengan X adalah kode provider telekomunikasi, sedangkan di Amerika adalah 11. 

B. Standar Area Negara atau Country Code 

Sistem penomoran jalur telekomunikasi berdasarkan lokasi negara ditetapkan oleh ITU, contohnya sebagai berikut. 
1) Format 1 digit untuk negara besar, seperti USA = 1 dan Uni Soviet = 7. 
2) Format 2 digit seperti Indonesia menggunakan kode 62. 
3) Format 3 digit untuk beberapa negara kecil. 


C. Berdasarkan Kode Area 

Dalam menentukan format prefix penomoran berdasarkan kode area, ada beberapa teknik yang digunakan, antara lain sebagai berikut. 

1) Secara acak 

Sebagai contoh pada penomoran kode area di Amerika Serikat yang menerapkan tiga digit karakter alfabet A, B, C. C, yang masing-masing karakter memiliki ketentuan sebagai berikut 
a) A mewakili penentuan 8 digit penomoran mulai dari angka 2 sampai 9. 
b) B merepresentasikan pemakaian 2 digit nomor, yaitu angka 1 dan 0. 
c) C memiliki ketentuan nomor yang lebih lengkap, sebanyak 10 nomor antara angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6," dan 9. 

Dengan kombinasi tersebut, ada 160 kemungkinan kode area yang dapat diberikan pada negara bagian dan kota-kota di Amerika. 

2) Secara sistematis 

Penomoran dilakukan secara terukur dan sistematis, sebagai contoh berdasarkan area wilayah geografis, misalnya di Indonesia. 
a) Menggunakan metode significant - geographies 
b) Menerapkan format kode ABC dengan ketentuan sebagai berikut. 

Karakter A mewakili kode wilayah tertentu dalam kepulauan di Indonesia. Contohnya adalah sebagai berikut. 

A = 2 untuk area Jawa Barat dan DKI Jakarta. 
A = 3 untuk wilayah Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Madura, NTT, dan NTB. . 
A = 4 untuk Sulawesi. 
A = 5 untuk Kalimantan. 
A = 6 untuk Aceh dan Sumatra Barat. 
A = 7 adalah penggunaan kode di Sumatra selain Aceh dan Sumatra Barat. 
A = 9 untuk Papua dan sekitarnya. 

Karakter B, sebagai pelengkap kode A dengan digit B paling banyak adalah 10. 
Karakter C, dengan setiap A dan B masing-masing maksimal 10. 


d. Berdasarkan Subscriber Number 

Terdiri atas kode sentral dan kode user, contohnya sebagai berikut. 

1) Amerika Serikat 

Amerika Serikat menggunakan 7 digit, dengan kode sentral yang terdiri dari 5 digit dan 2 digit kode user,
contoh S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7. 
Kode sentral = S1 S2 S3 S4 S5. 
Kode user = S6 S7. 

2) Australia 

Australia menggunakan 8 digit, dengan kode sentral yang terdiri atas 4 digit dan 4 digit kode user, contoh S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8. 
Kode sentral = 51 52 53 54. 
Kode user = S5 S6 S7 S8. 

3) Indonesia 

Indonesia menggunakan 1 atau 2 atau 3 digit untuk alokasi kode sentral, sedangkan sisanya adalah kode user, 
contoh S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8. 
Kode sentral = 51, atau S1 S2, atau S1 S2 S3. 
Kode user = sisanya. 

Untuk melakukan panggilan, ada beberapa format yang harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut. 

1) Sambungan internasional 

Sambungan internasional menggunakan format sebagai berikut. 
Prefix SLI + Kode Negara + Kode Area + Nomor Telepon (SN) 
Contoh: Panggilan ke Amerika: 001 1 207 8967345. 
Panggilan dari luar negeri ke Indonesia: 11 62 22 7188763. 

2) Sambungan jarak jauh atau SLJJ 

Sambungan jarak jauh menggunakan format sebagai berikut. 
Prefix SLJJ + kode area + Nomor Telepon (Subscriber Number/SN)
Contoh nomor di area Solo: 0271 714901. 

e. Berdasarkan Format ISDN 

Karakteristik penomoran ISDN adalah sebagai berikut. 
1) Mempunyai struktur penomoran yang mirip dengan PSTN, tetapi ditambahkan dengan 40 digit subaddress. 
2) Sistem sambungan dari sentral ke para pelanggan menggunakan infrastruktur dan sistem yang sama seperti penggunaan telepon analog. 
3) Memberikan support layanan data, baik data suara maupun data paket. Adapun bentuk format ISDN adalah sebagai berikut. 

f. Penomoran untuk Layanan Khusus dan Darurat 

Berdasarkan standar ITU-T General Network Planning, format penomoran layanan khusus dan darurat adalah sebagai berikut. 

1) Awalan penomoran dimulai dengan digit angka "1". 
2) Jumlah paling banyak dalam penomoran adalah 3 digit. 
Contohnya adalah sebagai berikut. 
a) Standar layanan untuk operator. 
b) Standar layanan untuk lokal dengan format 19x. 
Contoh: 
110 → Kepolisian. 
111 → Perkiraan dan ramalan cuaca. 
113 → Pemadam kebakaran. 
114 → Ring back tone. 
117 → Layanan pengaduan dan gangguan. Standar layanan khusus tersentral. Contohnya adalah sebagai berikut. 
103 → Time service. 
108 → Layanan waktu. 
109 → Layanan informasi tagihan. 


g. Sistem Penomoran Mobile Phone 

Dalam sistem ini, terdapat dua mode penomoran, yaitu sebagai berikut. 1) Sistem Telepon Bergerak (STB) digital 

Format penomoran ini menggunakan standar sebagai berikut 

Penjelasan: 

a) N : kode operator penyelenggara STB 
Contoh: 
812 : Telkomsel. 
857 : Indosat. 
818 : XL.

b) M1 : kode wilayah telepon. 
Kode M1 terbagi menjadi sebagai berikut. 
1 : Wilayah DKI Jabotabek. 
2 : Wilayah Jawa Tengah, Jawa Barat, dan DI Yogyakarta 
3 : Wilayah Bali, NTT, NTB, dan Jawa Timur. 
4 : Wilayah Sulawesi. Wilayah Kalimantan. 
6 : Wilayah Sumatra Utara dan Aceh. 
7 : Wilayah Riau, Sumatra Barat, Lampung, Jambi, Bengkulu, dan Sumatra Selatan . 
9 : Wilayah Papua dan Ambon. 

c) M2 : Kode Home MSC dalam area kode M1. 
d) M1M2 : Kode yang tersedia dalam area pesawat telepon. 
e) M3 - M6: Perangkat telepon yang berpusat pada MSC, M1M2, atau M3. 

2) Sistem Telepon Bergerak (STB) analog 

Format penomoran ini menggunakan standar sebagai berikut. 

a). M1 : kode wilayah telepon. 
Kode M1 terbagi menjadi sebagai berikut. 
1 : Wilayah DKI Jabotabek. 
2 : Wilayah Jawa Tengah, Jawa Barat, dan DI Yogyakarta 
3 : Wilayah Bali, NTT, NTB, dan Jawa Timur. 
4 : Wilayah Sulawesi. Wilayah Kalimantan. 
6 : Wilayah Sumatra Utara dan Aceh. 
7 : Wilayah Riau, Sumatra Barat, Lampung, Jambi, Bengkulu, dan Sumatra Selatan . 
9 : Wilayah Papua dan Ambon. 

b). M2 : Kode Home MS dalam area kode mi,  
c). M1M2 : Kode yang tersedia dalam ares pesawat
d). M3-M7 : Perangkat telepon yang berpusat pada ME, MIM2, atau M3. 


Berikut adalah cara melakukan panggilan dalam mobile phone 
a) Calling antar handphone 
Misalnya 08122877760 
b) Colling dari handphone ke telepon analog 
Misalnya 0271621077 
c) Colling dari telepon analog ke handphone 
Misalnya 08188877755 


h. Sistem Pengodean Akses Jaringan Komunikasi Data 

Untuk melaksanakan sambungan akses ke dalam jaringan, diperlukan prosedur komunikasi melewati access point yang menggunakan format tiga digit sebagai skema penomoran, contohnya 98%) atau 9812 422 

I. Sistem Pengodean Nomor Layanan IN atau Intelligent Network 

Sistem pengodean nomor layanan IN terbagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut 

1) Layanan area nasional 
Layanan area nasional menggunakan format sebagai berikut. 
Contoh: 
a) 0800 - Untuk layanan FPH (Freephone).
b) 0801 - Untuk layanan UPT atau Universal Personal Telecommunication 
c) 0802 0804 → Untuk nomor cadangan UPT, 
d) 0805 → Untuk layanan VPN. 
e) 0806 → Untuk layanan MAS (Mass Calling). 0
f) 0807 → Untuk layanan UAN atau Universal Access Number 
g) 0808 → Untuk CCC atau CAC (Credit Account Card).
h) 0809 - Untuk layanan PRM atau Premium Rate. 

2) Layanan area internasional 
Layanan area internasional menggunakan format sebagai berikut. 

J. Penomoran Menggunakan E-mail 

Penomoran menggunakan e-mail biasa digunakan pada layanan VoIP. Berikut adalah contoh penomoran menggunakan e-mail. 
1) andinov@smkn2-solo.ac.id. 
2) playground@gembok.id. 
3) andinov@gmail.com.

Zona Aktivitas 

A. Uji Pengetahuan (Nilai Pengetahuan I) 
1. Gambarkan dan jelaskan struktur hierarki jaringan telekomunikasi yang berjalan pada Umumnya.
2. Tuliskan dan jelaskan komponen-komponen pembentuk hierarki jaringan telekomunikasi. 
3. Tuliskan dan jelaskan teknik penomoran terbuka pada telepon analog. 
4. Apa perbedaan antara sistem penomoran tertutup dan sistem penomoran terbuka? Jelaskan. 

(C) Metode Routing 

Untuk meningkatkan perfoma sambungan dan mengurangi delay yang terjadi ketika akan melakukan sambungan, diperlukan metode routing yang baik dan cepat. Routing adalah mekanisme meneruskan data melalui jalur yang telah ditentukan berdasarkan algoritme tertentu agar pengiriman data dari pengirim ke penerima dapat berjalan dengan baik dan menempuh jarak yang paling pendek dalam waktu yang singkat. 
Dengan menerapkan algoritme yang tepat, diharapkan routing akan mencarikan rute atau jalur yang mampu mengoneksikan antarpelanggan (antar-exchange) melalui jalur transit exchange dengan berbagai pertimbangan, seperti jalur terpendek, jalur yang tidak sibuk, menghindari kemacetan, dan gangguan lainnya. 
Dengan mengimplementasikan sistem routing dalam jaringan telepon, diharapkan akan memberikan nilai lebih seperti berikut. 
1. Desain dan konfigurasi jaringan lebih mudah. 
2. Sirkuit jaringan dapat disederhanakan. 
3. Logika dalam melakukan proses transfer data dan manajemen pengontrolan lebih efisien. 
4. Meminimalisasi proses looping pada perangkat yang sama. 

1. Hierarki Metode Routing 

Metode routing dalam jaringan telekomunikasi harus memperhatikan hierarki jaringan yang digunakan. Ada beberapa metode routing yang dapat Anda terapkan, antara lain sebagai berikut. 

a. FHR (Fixed Hierarchical Routing) 

Terdapat beberapa ciri khusus dalam sistem FHR ini, antara lain sebagai berikut. 

1). Dalam sistem interlokal menggunakan prinsip tingkatan atau level. 

2) Backbone route 
Berikut adalah rute backbone yang digunakan dalam sistem FHR. 
a) Backbone utama yang dirangkai antarelemen TC. 
b) Backbone utama yang dirangkai antara elemen TC dan SC. 
c) Backbone utama yang dirangkai antara elemen SC dan PC. 

3) Alternate route 
Berikut adalah rute alternatif yang digunakan dalam sistem FHR 
a) Jalur alternatif yang menghubungkan antara SC 
dan TC yang bukan jalur di atasnya. 
b) Jalur alternatif yang menghubungkan antara PC 
dan SC yang bukan jalur di atasnya. 

b. DNHR (Dynamic Non-Hierarchical Routing) 

Berikut adalah beberapa karakteristik khusus dari DNHR. 
1) Tidak menerapkan sistem level atau tingkatan. 
2) Dalam sentral layanan lokal disebut dengan LDC atau Long Distance Centre. 
3) Kelebihan dibandingkan tipe fixed adalah pemilihan jalur routing bersifat dinamis disesuaikan dengan kepadatan jalur. Untuk mengatasi masalah pemilihan rute berdasarkan trafik, ada beberapa metode, antara lain sebagai berikut. 
a) Real time routing 
Perubahan pemilihan jalur transmisi data berdasarkan trafik data pada waktu tertentu dalam sesi panggilan. Jenis ini lebih akurat dan efisien dalam mengalokasikan jalur routing, tetapi mempunyai kelemahan dalam mengonfigurasi model algoritme yang digunakan. 
b) Time switched routing 
Penggunaan jalur alternatif selalu berubah sesuai dengan besar trafik data yang berjalan dalam waktu tertentu. 
 

2. Klasifikasi Pemilihan Routing 

Ketika melakukan proses pemilihan jalur transmisi data, ada beberapa klasifikasi keadaan pemilihan routing yang dapat dipilih, yaitu sebagai berikut. 

a. Heavy Duty Route atau Direct Route 

Berikut adalah karakteristik dari heavy duty route atau direct route. 
1) Pemilihan jalur menggunakan konsep jalur terdekat antara sentral pengirim dan sentral terdekat. 
2) Teknik ini cukup efektif ketika menemukan bahwa love sentral cukup dekat dari pengirim. 

b. Tandem Route 
Proses pemilihan jalur transmisi melalui perangkat sentral tandem dengan tujuan mempercepat proses pembentukan sesi komunikasi.

c. Overflow Route atau Alternate Route 
Overflow route merupakan mekanisme penyediaan jalur alternatif melalui sentral tandem. Pemilihan jalur berdasarkan pertimbangan bahwa jalur tidak jauh jaraknya dan membutuhkan alokasi waktu sesingkat mungkin. 

d. Last Choice Route 
Karakteristik yang dimiliki dalam klasifikasi ini adalah sebagai berikut. 1) Pemilihan jalur dengan jarak terjauh merupakan 
alternatif paling akhir jika semua pertimbangan tidak 
terpenuhi. 

2) Pada level primary center, metode ini dipilih setelah opsi alternate route tidak dapat ditempuh. 
3) Pada level secondary center menuju level tertiary center menggunakan metode ini. 


3. Teknik Routing 

Dari sisi teknik pemilihan jalur, ada tiga teknik routing yang dapat digunakan, yaitu sebagai berikut. 

a. Fixed routing 
Teknik fixed routing tergolong sederhana dan mudah diterapkan. Hal ini dikarenakan teknik ini hanya menggunakan acuan sebuah jalur yang menjadi panduan 
antara terminating exchange dan originating. 

b. Alternative routing 
Alternative routing adalah metode penentuan jalur routing berdasarkan kondisi jalur utama, jika terjadi kesibukan akan dialihkan ke jalur berikut dan seterusnya. 

c. Dynamic routing 
Dynamic routing dilakukan berdasarkan kondisi kepadatan jalur. Pada dasarnya, jalur utama atau statis sudah ditentukan terlebih dahulu, baru kemudian akan dipertimbangkan penggunaan jalur lain jika mengalami kemacetan.


(D) PSTN

PSTN atau Public Switch Telephone Network adalah teknologi I layanan jaringan telepon yang cukup populer saat ini. Awalnya teknologi ini masih menggunakan kabel tembaga, tetapi kini sudah mulai bergeser menggunakan kabel FO. Kelahiran sistem PSTN bermula dari perkembangan teknologi telepon AT&T (American Telephone and Telegraph Company) di Amerika. PSTN memiliki lima elemen penting dalam proses kerjanya, yaitu sebagai berikut. 

1. Telepon 
Telepon analog adalah perangkat dasar dalam melakukan komunikasi, baik ketika melakukan panggilan maupun menerima panggilan. Telepon dihubungkan melalui kabel tembaga yang dikenal dengan local loop. Prinsip telepon analog sama persis dengan prinsip pengoperasian sakelar, tombol-tombol 0 - 9 mewakili sinyal listrik yang dikirimkan sebagai bentuk format kode nomor telepon tujuan. Berikut adalah urutan proses melakukan panggilan dengan telepon. 
a. Kabel local loop berperan sebagai penghubung telepon dalam rumah dengan switch dengan central office. Jalur ini disebut dengan phone line.
b. Pada saat Anda akan menelepon seseorang, Anda akan mengangkat gagang telepon dilanjutkan menekan nomor telepon yang dituju. Kondisi ini disebut dengan off-hook 
c. Saat gagang telepon diangkat, sebenarnya CO mengirim sinyal ke perangkat telepon Anda sehingga terjalin konen 
d. Waktu Anda menekan tombol telepon tujuan, misalnya 0271621077 pada keyboard telepon atau disebut dengan tahapan signalling, telepon akan mengirimkan sinyal ke co Metode signalling ini menggunakan sistem DTMF atau Duci Tone Multi-Frequency. DTMF adalah mekanisme penyediaan sambungan dengan dua kanal berbeda pada setiap nuts atau digit angka yang ditekan. 
e. Setelah diperiksa oleh CO bahwa nomor tujuan sedang aktif atau tidak, akan diberikan respons. Jika tujuan berhasil disambungkan, barulah sesi percakapan dapat dimulai. 

2. Network Access 
Network access adalah komponen penyedia jasa layanan sambungan telekomunikasi yang memungkinkan penelepon dan lawan bicaranya dapat saling terhubung. Sebagai contoh PT Telkom yang menyediakan layanan percakapan lokal, interlokal, hingga internasional. 

3. cos atau Central Offices 
COs merupakan elemen PSTN yang memberikan jalur trunk bagi para penelepon agar dapat saling bercakap-cakap. Selain itu, COs juga berperan dalam menyediakan sistem dial tone pada saat Anda mengangkat gagang telepon. Proses pengaturan dan konektivitas sambungan dalam panggilan juga diatur oleh COS. 

4. Trunks and Special Circuit 
Definisi trunk seperti Anda ketahui dalam materi Administrasi Infrastruktur Jaringan Kelas XI adalah ketersediaan sebuah jalur komunikasi melalui sebuah media transmisi yang secara fisik adalah satu, tetapi secara logika memiliki beberapa kanal sambungan berbeda. Dalam hal ini, trunk merupakan jalur komunikasi beberapa switch yang terpasang antara COs dan pelanggan.
 
5. CPE atau Customer Premises Equipment 
Kategori CPE adalah perangkat yang dimiliki oleh pengguna sehingga dapat terkoneksi dengan dunia luar melalui PSTN. Contoh kategori CPE dalam PSTN adalah perangkat telepon dan modem.

Terdapat beberapa hal yang harus dipahami tentang karakteristik jaringan PSTN, yaitu sebagai berikut. 1. Teknologi PSTN berkembang sejak tahun 1900-an dengan nama POTS atau Plain Old Telephone Service. 
2. Data atau sinyal yang ditransmisikan masih analog. 
3. Range frekuensi yang didukung adalah antara 300 sampai 3.400 Hz 
4. Kabel penghubung pesawat telepon dengan switch CO atau yang dikenal dengan local loop mampu mentransmisikan data analog dengan range frekuensi 0 sampai 4 KHz di setiap channel. 
5. Memberikan support mode koneksi dengan circuit-switched. 
6. Kurang cocok digunakan bagi pengguna yang memiliki aktivitas berpindah-pindah. 
7. Sistem jaringan sentral seperti LDC, ISC, LE, dan TE yang terkoneksi dengan area lokal, nasional, ataupun internasional memberikan support layanan data digital. 

Perhatikan Gambar 3.6, pada gambar tersebut, dapat Anda lihat beberapa jenis perangkat yang dapat tersambung dengan sistem PSTN, antara lain sebagai berikut. 
1. Analog Phone 
Analog phone adalah tipe perangkat telepon yang secara khusus bekerja pada data analog (suara). 
2. Digital Phone 
Digital phone adalah tipe perangkat telepon yang bekerja dengan sistem digital pada jaringan TCP/IP. 
3. Faksimile 
Faksimile adalah perangkat yang bekerja dengan data digital yang biasanya terintegrasi dengan sistem telepon dan modem. Dengan faks, Anda dapat mengirimkan pesan dalam bentuk cetakan atau print out. 4. Komputer 
Komputer adalah perangkat digital yang dapat difungsikan sebagai telepon dengan bantuan tool softphone. 
5. Cordless Phone 
Cordless phone adalah perangkat telepon tanpa kabel 
6. PBX 
PBX adalah sistem pengatur komunikasi telepon. bail model extension maupun analog. 7. Modem 
Modem adalah perangkat modulator demodulator yang mengonversi data analog dari PSTN menjadi data digital menu komputer, 

Zona Aktivitas 

A. UJI Pengetahuan (Nilai Pengetahuan II) 
1. Jelaskan tujuan dibangunnya sistem routing dalam komunikasi data voice. 
2. Tuliskan dan jelaskan perbedaan antara FHR dan DNHR. 
3. Seperti Anda ketahui, ada empat klasifikasi routing yang dapat diterapkan. Tuliskan dan Jelaskan, 
4. Tuliskan dan jelaskan lima komponen penting dalam infrastruktur PSTN. 

E) Jaringan Lokal Akses
 
Konsep jaringan lokal akses atau yang dikenal dengan istilah NLLA (Local Loop Access) adalah jalur yang menghubungkan sistem jaringan telepon antara sentra lokal dan perangkat client. Dulu konsep ini masih populer dengan media transmisi berbasis tembaga, tetapi kini mulai berubah menggunakan fiber optic. Kenapa disebut dengan istilah akses dalam jaringan lokal? Akses di sini dimaksudkan sebagai konsep yang menghubungkan layanan sentra dengan pelanggan. Awalnya, teknologi yang menjadi acuan masih sebatas narrowband telah beralih ke sistem broadband. POTS dikembangkan ke arah sistem multimedia dengan dukungan komunikasi yang tidak sekadar dalam area lokal, tetapi sudah dalam lingkup internasional. Oleh karena itu, ada beberapa persyaratan yang wajib dipenuhi dalam pembentukan LLA tersebut, antara lain sebagai berikut 
1. Kompatibel dengan layanan teknologi yang sedang digunakan ataupun untuk rancangan teknologi masa depan, 
2. Mampu menangani berbagai tipe layanan dalam sebuah infrastruktur. 
3. Dapat bekerja dengan berbagai platform media transmisi seperti berikut 
a. Tembaga yang dikenal dengan istilah Jaringan Lokal Akses Tembaga atau JARLOKAT.
b. Fiber optic yang dikenal dengan istilah Jaringan Lokal Akses Fiber Optic atau JARLOKAF.
c. Model wireless atau jaringan Lokal Akses Radio CARLOKAR).
d. Kombinasi ketiga media tersebut

Dalam menentukan jenis media yang akan digunakan dalam membangun sistem jaringan, Anda harus memperhatikan tiga aspek penting, yaitu sebagai berikut 
1. Keadaan sosiografis. 
2. Keadaan demografis. 
3. Keadaan geografis. 
Dengan mempertimbangkan ketiga aspek tersebut, Anda akan dapat menentukan jenis jaringan dengan media transmisi yang akan digunakan, standar layanan teknologi yang akan diterapkan, prosedur akses yang dijalankan, tipe aplikasi yang dinstal, dan requirement keamanan yang dibutuhkan.
 
Terdapat tiga jenis komponen yang secara umum digunakan dalam pemodelan jaringan akses, yaitu sebagai berikut. 

1. ANT atau Access Node Terminal 
ANT berperan sebagai antarmuka yang bertugas mengendalikan, mengontrol, dan mengatur layanan dasar dalam jaringan Service node). Melalui ANT, pusat layanan jaringan dapat melakukan berbagai aktivitas penting seperti call handling, routing, penghitungan tarif, conference call, call forwarding, dan beberapa fitur penting lainnya.
 
2. NU atau Network Unit 
NU bertugas sebagai interface penghubung antara jaringan distribusi dan jaringan drop. Selain sebagai penghubung, NU puga berperan sebagai converter sinyal optik menjadi sinyal digital atau sebaliknya. 

3. NT atau Network Terminal 
NT bertugas sebagai perangkat akhir atau CPE yang berhubungan langsung dengan pengguna. 
Pada sistem JARLOKAT atau jaringan lokal akses tembaga, model konfigurasinya bermula dari Terminal Blok Vertikal di sisi jaringan yang terletak pada RPU atau Rangka Pembagi Utama yang dikenal dengan istilah MDF (Main Distribution Frames). Dari MDF kemudian dihubungkan menggunakan media transmisi berbasis tembaga menuju ke KTB (Kotak Terminal Batas) atau perangkat tambahan lainnya guna meningkatkan performa dari akses jaringan tersebut. Oleh karena itu, dari model cara koneksi MDF ke KTB, ada dua jenis jaringan, yaitu sebagai berikut. 
a. JARLOKAT tidak murni 
JARLOKAT tidak murni menggunakan perangkat tambahan misalnya VDSL, ADSL, HDSL, ISDN, dan Pair Gain. 
b. JARLOKAT murni 
Sistem ini tidak lagi menggunakan peranti tambahan dalam menunjang koneksi jaringan akses berbasis tembaga. 
Area pelanggan yang memperoleh catu daya langsung dari DP (Distribution Point) tanpa melalui RK atau Rumah Kabel disebut dengan daerah catuan langsung. Adapun daerah catuan tidak langsung merupakan area pelanggan yang menggunakan catuan daya dari DP (Distribution Point) melewati terminal Rumah Kabel atau RK. Ada beberapa komponen yang menjadi elemen penyusun rangkaian catu daya tersebut, yaitu sebagai berikut. 
1. MDF (Main Distribution Frame) 
MDF adalah rangkaian rak yang menjadi alokasi penyusunan jaringan kabel sentral dengan bagian luar. 
2. RK atau Rumah Kabel 
RK terbuat dari bahan fiber glass berbentuk persegi dan terpasang di pinggir jalan. Biasanya RK ditandai dengan warna abu-abu, dengan kapasitas penyimpanan kabel antara 800 - 2.400 pasang. 


Fungsi RK adalah sebagai berikut. 
a. Terminasi antara kabel sentral dan kabel pelanggan. 
b. Rak distribusi antara kabel sentral dan kabel pelanggan. 
c. Lokasi yang paling tepat untuk melakukan pengujian terhadap gangguan. 
d. Media melakukan selector dan jumper antara kabel primer dan kabel sekunder. 
Dilihat dari bentuknya, ada tiga jenis RK yang dapat Anda jumpai dalam jaringan akses tembaga, yaitu sebagai berikut. 
a. Model 1 pintu dengan maksimal kapasitas penyimpanan 800 pasang kabel. 
b. Model 2 pintu dengan maksimal kapasitas penyimpanan 1.600 pasang kabel. 
c. Model 2 pintu yang terletak di depan dan di belakang dengan maksimal kapasitas penyimpanan 2.400 pasang kabel. 

3. DP (Distribution Point) 
DP biasanya terletak pada tiang kabel telepon dengan kapasitas sambungan 10 - 20 pair kabel. Selain berguna untuk menghubungkan antara kabel feeder dan kabel drop, DP juga memiliki beberapa fungsi, antara lain sebagai berikut 
a. Elemen penguji jika terjadi gangguan. 
b. Sarana penghubung antara jaringan sentral dan pelanggan.
 
4. KTB (Kotak Terminal Batas) 
KTB adalah perangkat yang membatasi area jaringan kabel outdoor provider dengan area pelanggan. 

5. Roset 
Roset merupakan kotak sambungan antara kabel provider dan kabel indoor pelanggan. 

6. Jaringan Kabel Telepon Lokal 
Terdapat lima jenis elemen pembentuk jaringan kabel telepon lokal, antara lain sebagai berikut. 
a. Kabel primer 
Kabel primer adalah kabel penghubung antara MDF dan RK (yang menggunakan catuan daya tidak langsung ataupun secara langsung). 
b. Kabel sekunder 
Kabel sekunder adalah kabel yang berperan menjadi penghubung antara RK dan DP. 
C. Jumper wire 
Jumper wire adalah jumper yang berguna menyambungkan konektivitas dalam sebuah blok, misalnya antara sebuah terminal dengan terminal lainnya. Sebagai contoh, antara kabel primer dan sekunder pada rumah kabel. 
d. Drop wire 
Drop wire atau dikenal dengan saluran penanggal menjadi media penghubung antara DP hingga area pelanggan. 

e. Indoor cable 
Indoor cable yang disebut dengan saluran rumah merupakan kabel penghubung dalam saluran perumahan yang dapat terdiri atas sepasang kabel tembaga dan kabel huisdraad atau kawat dengan isolator. 
Dalam memberikan kode warna dan standardisasi pengabelan, PT Telkom menggunakan standar yang dinamakan tipe STEL dengan ketentuan sebagai berikut. 
1. Kabel 1 Quad
Kabel 1 quad terdiri atas empat satuan kabel berbeda, dengan dua satuan urat kabel dipilin menjadi sebuah pair. Jadi, kabel 1 quad adalah kabel dengan dua pair kabel (satuan) yang diikat dan dikemas menjadi satu. 
2. Kabel 5 Quad
Kabel 5 quad berarti ada lima pilin kabel tembaga yang diikat dalam pita berbeda-beda. Setiap quad terdiri atas dua kabel, dengan setiap pilin terdiri atas dua kabel satuan. Beriki adalah tabel standar kode warna 
3. Untuk pengabelan kurang dari 300 pair dapat dibentuk menjadi lima subunit, dengan setiap unit memiliki 50 pair yang diikat dengan ikat berwarna. 
4. Pada kabel dengan model sepuluh subunit dengan kapasitas melebihi dari 300 pair, setiap 1 unit dapat menampung hampir 100 pair yang diikat dengan pita berwarna. 
5. Jika dalam kabel terdapat jumlah kabel maksimal 120, 
metode pengikatan kabel pilin adalah sebagai berikut. 
a. 20 pair dibagi menjadi 2 pilin. 
b. 30 pair dibagi menjadi 3 pilin. 
C. 40 pair dibagi menjadi 4 pilin. 
d. 50 pair dibagi menjadi 5 pilin. 
e. 60 pair dibagi menjadi 6 pilin. 
f. 80 pair dibagi menjadi 8 pilin. 
g. 100 pair dibagi menjadi 10 pilin. 
h. 120 pair dibagi menjadi 12 pilin. 
6. Untuk pengabelan dengan kapasitas maksimal 300 pair, per pilin dibagi menjadi 50 pair. Contohnya sebagai berikut. 
a. 150 pair dibagi menjadi 3 pilin. 
b. 200 pair dibagi menjadi 4 pilin. 
c. 250 pair dibagi menjadi 5 pilin. 
d. 300 pair dibagi menjadi 6 pilin. 
7. Untuk pair kabel dengan jumlah kapasitas lebih dari 300 pair, setiap pilin kabel terdiri atas 100 pair. Contohnya sebagai berikut. 
a. 400 pair dibagi menjadi 4 pilin. 
b. 500 pair dibagi menjadi 5 pilin. 
c. 600 pair dibagi menjadi 6 pilin. 
d. 800 pair dibagi menjadi 8 pilin. 
e. 1000 pair dibagi menjadi 10 pilin. 
f. 1200 pair dibagi menjadi 12 pilin. 

(F) Teknologi Subscriber Internet Telepon 

Pada subbab sebelumnya, Anda telah mengenali struktur teknologi jaringan telekomunikasi, konsep, dan metode routing yang digunakan dalam jaringan telekomunikasi, layanan PSTN hingga standar LLA. Layanan transmisi data pada media kabel tembaga telepon dituntut untuk semakin meningkatkan variasi layanannya. Meskipun pada awalnya hanya berkisar pada penanganan masalah komunikasi data voice, kini sudah mulai mengintegrasikan berbagai tipe data, antara lain multimedia dengan dukungan bandwidth yang lebar dan kecepatan data tinggi. Teknologi ini sering dikenal dengan istilah Subscriber Internet Telepon. 
Salah satu teknologi yang terkenal dari subscriber adalah XDSL atau dikenal dengan Digital Pair Gain. XDSL adalah metode 
 
layanan komunikasi data yang memiliki kemampuan transfer data  lebih cepat dibandingkan dengan ISDN (Integrated Service Digital  Network) atau sistem modem pada umumnya, meskipun xDSL masih berbasis media kabel tembaga. Laju data yang disediakan  sistem ini mencapai 160 Kbps pada mode DSL, hingga 52 Mbps pada standar VDSL. Berikut adalah beberapa variasi jenis teknologi xDSL, antara lain sebagai berikut. 
1. DSL Lite 
2. Dial up ADSL 
3. ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line) 
4. SDSL (Single Digital Subscriber Line) 
5. MDSL (Multi-rate Symmetric Digital Subscriber Line) 
6. HDSL (High bit-rate Digital Subscriber Line) 
7. VDSL (Very High bit-rate Digital Subscriber Line) 
8. WDSL (Wavelength Digital Subscriber Line) 
9. RADSL (Rate Adaptive Digital Subscriber Line) 
10. DSLAM (Digital Subscriber Line Access Multiplier) 
JARLOKAT kabel telepon yang dipasang sebagai sambungan utama jalur komunikasi hanya mampu bekerja pada frekuensi maksimal 4 KHz. Jika diterapkan pada layanan xDSL yang beroperasi pada frekuensi hingga mencapai 1 Mbps, diperlukan penyesuaian dan upgrade mode pengabelan yang telah dipasang. Selain itu, xDSL memiliki keterbatasan dalam hal jangkauan transmisi data berdasarkan lebar jaraknya. Sebagai contoh, ADSL dengan kabel tembaga berdiameter 0,6 mm dapat berkomunikasi dengan baik pada jarak kurang dari 3,6 km, sedangkan pada teknologi HDSL maksimal 4,5 km. 
Berdasarkan besarnya kapasitas pengiriman dan penerimaan data pada teknologi xDSL, dibagi menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut. 
1. Simetris 
Simetris adalah kemampuan layanan yang mempunyai karakteristik bahwa besarnya kapasitas data yang dikirim (upstream) sama dengan besarnya data yang diterima (downstream). Contohnya DSL, SDSL, HDSL, VDSL, dan MDSL. 
2. Asimetris 
Asimetris adalah kemampuan layanan dengan karakte bahwa besar kapasitas data yang dikirim tidak sama dengan besar data yang dapat diterima, contohnya ADSL, DSL Lite VDSL. 
Jenis laju transfer data yang dapat dilayani oleh tekno DSL dapat dibedakan menjadi beberapa kategori, yaitu seperti pada tabel berikut. 

Lantas apa bedanya antara modem analog yang digunakan untuk sambungan internet menggunakan kabel tembaga melalui splitter dibandingkan dengan teknologi xDSL? Secara prinsip, modem analog akan membutuhkan proses dial up pada nomor tujuan (sesuai yang diberikan oleh provider agar terhubung internet) mirip dengan mekanisme kerja telepon analog dalam melakukan panggilan. Adapun teknik koneksi internet jenis subscriber internet melalui jalur telepon tidak memerlukan proses dial up. Di antara beberapa variasi teknologi xDSL, empat diantaranya cukup populer dalam penggunaannya, yaitu ADSL, HDSL, SDSL, dan VDSL. Apa saja perbedaan secara spesifik antara keempat layanan tersebut? Perhatikan tabel berikut, 

Latihan Praktik 1 

Judul : Mengonfigurasi jaringan dial up dengan Packet Tracer 7.2 
Tujuan : 
1. Memahami konfigurasi subscriber internet dengan teknik dial up (sesuai KD 4.14 
2. Mampu mengonfigurasi subscriber internet dengan teknik dial up (sesuai KD415). 
Syarat : Gunakan aplikasi Packet Tracer versi 7.2. 
Ketentuan : Buatlah topologi jaringan berikut. 

Ikuti petunjuk berikut. 
1. Pastikan sambungan antara perangkat sudah sesuai dengan topologi dan ketentuan pengalamatan device. 

2. Selanjutnya adalah melakukan konfigurasi router ISP. 

3. Selanjutnya adalah melakukan konfigurasi DNS server. 
a. Double click DNS Server untuk mengatur server hingga muncul tampilan fisik server. 
b. Pilih Desktop → IP Configuration, atur IP address server menjadi seperti gambar berikut. 
c. Setelah itu, klik tab Services → DNS, pilih opsi ON pada DNS service untuk mengaktifkan layanan. Lalu tambahkan record baru dengan Name smkbisa.net, Type A Record, dan IP Address 12.12.12.2. 
d. Tutup jendela konfigurasi setelah konfigurasi DNS server selesai dilakukan. 

4. Konfigurasi Web Server. 
a. Double click Web Server untuk mengatur konfigurasi server. 
b. Pilih Desktop → IP Configuration, atur IP address server seperti gambar berikut. 

c. Pada komputer web server ini, secara default service web server sebenarnya telah dalam kondisi menyala, jadi tidak ada konfigurasi yang perlu ditambahkan. 
d. Konfigurasi web server telah berhasil dilakukan, tutup jendela konfigurasi. 

5. Konfigurasi Cloud. 
a. Double click Cloud pada Packet Tracer, akan muncul tampilan berikut. 
b. Ubah konfigurasi Phone Number menjadi 1000 pada interface Modem0. 
c. Ubah juga konfigurasi Phone Number menjadi 1001 pada interface Modem1 
d. Ubah konfigurasi Phone Number menjadi 100 pada interface Modem5. 
e. konfigurasi Phone number menjadi 110 pada interface Modem6 
f. Sampai tahapan ini, konfigurasi cloud telah selesai dan untuk modem tidak perlu dikonfigurasi. 

6. Berikutnya adalah melakukan pengaturan di sisi komputer client. 
a. Double click komputer client (lakukan pada PC0 dan PC1). Lakukan konfigurasi dial up PCO0dengan cara pilih tab Desktop → Dial Up dan isikan username, password, dan dial number sesuai gambar berikut. 
Tampilan client setelah terkoneksi. 
b. Berikut adalah konfigurasi dial up pada PC1. 
Hasilnya setelah terkoneksi server. 
c. Dengan demikian, tahapan konfigurasi komputer client telah selesai. 

7.Tahap akhir adalah melakukan pengujian dari sisi komputer client. 
a. Masuk ke Desktop komputer client PCO, dan periksa bahwa komputer telah memperoleh IP address secara dinamis. 
PC1 ketika sudah memperoleh IP DHCP. 
b. Jika kedua PC client berhasil memperoleh IP address secara dinamis, berarti dial up  sudah sukses dijalankan pada modem. 
c. Langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian konektivitas menggunak ping, buka komputer client kemudian klik tab Desktop →  Command Prompt
ketik perintah "ping smkbisa.net" dan perintah "ping 8.8.8.8". Pastikan hasilnya "Reply from ..." yang memberikan indikasi bahwa koneksi dari client ke server telah berjalan dengan baik. 
Berikut adalah gambar hasil pengujian PCO ke server. 
Berikut adalah gambar hasil pengujian PC1 ke server. 
d. Selanjutnya adalah melakukan pengujian layanan DNS dan web server dengan pembuka desktop client, kemudian pilih Web Browser dan ketik alamat URL mtp://smkbisa.net pada address bar seperti tampilan berikut. 
Berikut adalah tampilan web server pada PCO. 
Berikut adalah tampilan web server pada PC1. 
e. Jika pada tahapan sebelumnya, Anda dapat membuka layanan protokol HTTP dengan domain smkbisa.net, berarti koneksi antara client dan web server dan DN server melalui sistem dial up telah berhasil dilakukan. 

Zona Aktivitas 


A. Pengetahuan (Nilai Pengetahuan III) 
1. Tuliskan dan jelaskan konsep LLA dalam telekomunikasi telepon. 
2. Apa perbedaan antara JARLOKAT murni dan tidak murni? Jelaskan. 
3. Apa yang Anda ketahui tentang subscriber internet telepon? Bagaimana relasi antara teknologi DSL dan subscriber tersebut? Jelaskan. 
4. Tuliskan dan jelaskan perbedaan antara VDSL dan ADSL 
B. Praktikum (Nilai Praktik III) 
Bagi peserta didik ke dalam beberapa kelompok dengan anggota maksimal tiga orang. Selanjutnya, bangun dan konfigurasi jaringan menggunakan Packet Tracer dengan topologi sebagai berikut. 
Ketentuan: 
1. Konfigurasi IP address dan interkoneksi antarperangkat sesuai gambar di atas. 
2. Konfigurasi IP address statis pada setiap interface modem. 
3. Konfigurasi domain smkbisa.net menggunakan IP addres 12.12.12.2 dan web server pada server. 
4. Konfigurasi static routing agar jaringan dapat saling terhubung. 
5. Buat username smkbisa dengan password admin 123 sebagai dial up. 
6. Konfigurasi phone number sebagai berikut. 
C. Eksperimen (Nilai Proyek III) 
Pada aktivitas eksperimen ini (bersifat individu), lanjutkan konfigurasi dial up pada aktivitas praktikum sebelumnya dengan menambahkan tiga modem yang terhubung dua PC pada setiap modemnya, Presentasikan hasil konfigurasinya di depan kelas. 

(G) Teknologi DSL 

Seperti telah dijelaskan dalam subbab sebelumnya, subscribe internet telepon memiliki beberapa varian teknologi seperti DSL, ADSL, HDSL, dan VDSL. Setiap versi teknologi tersebut mempunyai karakteristik sendiri-sendiri yang akan dijelaskan 
sebagai berikut. 

1. Sistem DSL (Digital Subscriber Line) 
Sistem DSL termasuk kategori JARLOKAF tidak murni karena menggunakan perangkat tambahan, seperti modem agar CPE dapat terkoneksi dengan internet. DSL dapat dimanfaatkan sebagai media pengiriman data sejajar dengan layanan ISDN BRA (Basic Rate Access) dengan kecepatan mencapai 160 Kbps. Metode line coding menerapkan standar 201Q atau 2 Binary 1 Quartenary dengan sistem full duplex secara simultan. Jika menggunakan kabel tembaga berdiameter 0,6 mm, jarak yang dapat ditempuh dalam proses komunikasi paling jauh adalah 6 km. 
Modem DSL pada umumnya dapat beroperasi pada range frekuensi maksimal 80 KHz, tetapi pada kondisi tertentu (Eropa) agak berbeda, yakni mampu bekerja hingga 120 KHz. Implementasi dalam sistem komputer agar dapat tersambung dengan DSL, cukup ditambahkan interface Ethernet 10BaseT atau menggunakan port serial pada komputer tersebut. Sistem DSL dapat juga diintegrasikan dengan metode komunikasi multiplex yang memungkinkan Anda memperbanyak saluran komunikasi voice atau pair gain. Saat melakukan proses multiplexing dan demultiplexing, sistem DSL akan memisahkan dua jenis kanal, vaitu dua kanal tipe B dengan kecepatan laiu data 64 kbps , satu kanal tipe D dengan kecepatan laju data 16 Kbps. 

2. Sistem HDSL (High bit-rate Digital Subscriber Line)
Perangkat tambahan untuk mendukung sistem HDSL adalah telah diintegrasikan teknologi berstandar PCM -30 atau Pulse Code Modulation, yang mampu mendukung laju data hingga 2 Mbps. Kabel tembaga yang digunakan bisa tipe 2 pair atau 3 pair dengan variasi kecepatan berbeda, yaitu 1,5 Mbps dan 2 Mbps. Mengapa ada dua jenis kecepatan moda pada HDSL? Karena sistem ini menyediakan dua standar berbeda, yaitu sebagai berikut. 
a. Standar E.1 yang ditetapkan oleh ETSI (European Telecommunication Standard Institute). 
b. Standar T.1 yang dikeluarkan oleh ANSI atau American National Standard Institute. 
Jika menggunakan kabel tembaga berdiameter 0,6 mm dengan mekanisme modulasi QAM (Quadrature Amplitude indulation) atau CAP (Carrierless Amplitude/Phase Modulation), jarak terjauh yang dapat ditempuh adalah 4,5 km. Dilihat dari bentuknya, seri HDSL dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan, yaitu sebagai berikut. 
a. HDSL seri desktop atau stand alone 
Tipe perangkat ini berupa modem yang berdiri sendiri. 
b. HDSL seri rak atau shelf 
HDSL seri rak atau shelf berupa modul atau interface card yang dipasang dalam slot rak, digunakan untuk koneksi dengan jumlah pelanggan lebih dari satu. 

3. Sistem VDSL (Very high bit-rate Digital Subscriber Line) 
VDSL dapat dikategorikan sebagai modem symmetric atau asymmetric yang mampu bekerja dengan laju data berkecepatan relatif tinggi. Nama lain VDSL adalah BDSL (Broadband Digital Subscriber Line) yang awalnya bernama VADSL (Very high bit-rate ADSL). Sistem ini membedakan ketersediaan dukungan layanan kecepatan berdasarkan luas area jaringan dan tipe data yang ditransmisikan. Tipe asimetris digunakan untuk komunikasi veroasis data multimedia, sedangkan kategori simetris sering 
implementasikan dalam jaringan berskala LAN, MAN, hingga WAN. Berikut adalah karakteristik VDSL berdasarkan mode kecepatan transmisinya.

4. Sistem SDSL (Single line Digital Subscriber Line) 
Sebenarnya metode prosesnya hampir sama dengan sistem HDSL. Namun, SDSL tidak seperti HDSL yang menggunakan perangkat tambahan berupa multiplexer. Dengan SDSL, Anda dapat mengirimkan data dengan variasi kecepatan berbeda pada sebuah kanal saluran (berdasarkan standar E.1 dan T.1). Adapun laju data yang disediakan dalam SDSL berkisar antara 1,5 Mbps atau 2 Mbps. 

5. Sistem MDSL (Multi-rate Symmetric Digital Subscriber Line) 
Ciri khusus dalam teknologi MDSL adalah terdapatnya perangkat modem, baik di sisi pusat atau sentral komunikasi data maupun di sisi pelanggan. Antarmuka yang digunakan untuk mendukung berjalannya sistem MDSL adalah standar V.35 dengan dua opsi kecepatan, yaitu E.1 dan T.1. Untuk metode line coding, MDSL masih menerapkan tipe CAP sehingga Anda dapat menjumpai beberapa variasi kecepatan laju data dengan berbagai tipe, antara lain kecepatan 144 Kbps, 272 Kbps, 400 Kbps, 528 Kbps, 784 Kbps, 1.040 Kbps, 1.552 Kbps, 2.060 Kbps, dan 2.320 Kbps. Jika jaringan menggunakan kabel berdiameter 0,55 mm, jarak tempuh transmisi data paling jauh adalah 8,9 km. 

6. Sistem ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line) 
Karakteristik ADSL mirip dengan MDSL, yaitu komunikasi yang terjadi didukung adanya dua modem, yakni di sisi sentral dan di area pelanggan. Metode transmisi yang dibawakan oleh sistem ini masih berbasis asimetris yang memiliki kecepatan upstream berbeda dengan downstream. Dengan kebebasan pemilihan metode line coding antara teknik CAP (Carrierless Amplitude/Phase Modulation) dan DMT (Discrete Multitone), sistem ini mampu bertahan lebih baik ketika memperoleh gangguan berupa noise atau interferensi gelombang elektromagnetik. Tinggi rendah kecepatan data yang dapat disediakan sistem ADSL bergantung pada jarak yang ditempuh, dengan keten semakin pendek jaraknya maka semakin cepat. 
Berikut adalah tabel hubungan antara lebar jarak yang ditempuh dengan kecepatan yang didukung oleh sistem ADSL. 

Dengan mekanisme layanan mode transfer data berbasis ATM (Asynchronous Transfer Mode) atau berbasis paket data dengan ketentuan Ethernet 10BaseT, ADSL dapat beroperasi dengan beberapa variasi kecepatan mulai dari 64 Kbps hingga 1 Mbps pada saat melakukan upload data dan kisaran 2 - 8 Mbps ketika melakukan download data. 

Perkembangan teknologi internet dengan kebutuhan akses data yang tinggi membuat teknologi xDSL semakin dibutuhkan dan ditingkatkan kualitasnya. Sistem ADSL merupakan varian dari teknologi xDSL yang paling banyak ditawarkan layanannya oleh perusahaan penyedia jasa internet (ISP). Meskipun demikian, penggunaannya saat ini mulai tergantikan oleh teknologi fiber optic yang menawarkan kecepatan akses yang lebih tinggi dan lebar bandwidth yang lebih besar. 

Latihan Praktik 2 

Judul : Mengonfigurasi Modem ADSL dengan Packet Tracer 7.2 
Tujuan : 
1. Memahami konfigurasi subscriber internet dengan teknik DSL 
(sesuai KD 4.14). 
Mampu mengonfigurasi subscriber internet dengan teknik DSL (sesuai KD 4.15). 
Syarat : Gunakan aplikasi Packet Tracer versi 7.2. 
Ketentuan : Buatlah topologi jaringan berikut. 

Ikuti petunjuk berikut. 
1. Buatlah topologi dengan ketentuan seperti dalam gambar sebelumnya. 
2. Mulailah melakukan konfigurasi router ISP. 
3. Berikutnya adalah melakukan konfigurasi DNS server. 
a. Double click DNS Server untuk masuk ke jendela pengaturan server. 
b. Pilih tab Desktop → IP Configuration dan ubah alamat IP address server menjadi seperti gambar berikut. 
c. Setelah itu klik tab Services → DNS, pilih opsi ON untuk mengaktifkan layanan DNS service. Lalu tambahkan record baru dengan Name smkbisa.net, Type A Record, dan IP Address 12.12.12.2. 
d. Pada tahap ini, konfigurasi DNS server telah selesai. 
4. Selanjutnya adalah mengonfigurasi Web Server. 
a. Double Click Web Server untuk masuk ke mode pengaturan server. 
b. Masuk ke menu tab Desktop → IP Configuration, kemudian atur IP address server menjadi seperti gambar berikut. 
c. Seperti dalam praktik sebelumnya bahwa layanan fitur web service pada server secara default sudah aktif. Jadi tidak diperlukan adanya tambahan konfigurasi pada web server. 
5. Setelah selesai men-setting web server, selanjutnya Anda akan mengonfigurasi perangkat Cloud. 
a. Double click perangkat Cloud pada Packet Tracer hingga muncul tampilan seperti berikut. 
b. Masuk menu tab Config → DSL, kemudian hubungkan interface modem ke interface ethernet seperti gambar berikut. 
c. Selanjutnya masuk ke tab Config → Ethernet6. Pastikan opsi pilihan Provider Network menggunakan DSL. 
d Konfigurasi Cloud telah selesai dan untuk interface modem tidak perlu diberikan tambahan konfigurasi apa pun. 
6. Konfigurasi PC client. 
a. Pada tahap ini, periksalah status pengalamatan IP address pada setiap komput client yang terhubung dengan modem, apakah dengan mode DHCP team memperoleh IP address secara dinamis dari DHCP server atau belum. Jika belum, periksa kembali konfigurasi yang telah dilakukan. Jika sudah, berarti komputer client sudah sukses terkoneksi dengan DHCP server melalui modem ADSL. Tampilan client Customer 1 yang telah memperoleh IP DHCP. 
Tampilan client Customer_2 yang telah memperoleh IP DHCP. 
b. Sampai fase ini, konfigurasi komputer customer telah selesai. 
7. Pengujian konektivitas unjuk kerja layanan server. 
a. Setelah Anda memastikan bahwa setiap client telah memperoleh IP address secara benar, tindakan selanjutnya adalah melakukan pengujian koneksi dengan membuka command prompt pada desktop masing-masing PC client. 
b. Berikut adalah hasil tampilan pengujian koneksi ke DNS server pada PC Customer_1. 
c. Lakukan hal yang serupa pada PC Customer_2. 
d. Setelah melewati dua tahapan pengujian, yaitu pemeriksaan perolehan IP address secara DHCP dan hasil pengujian koneksi yang berhasil dengan baik, sebenarnya skenario jaringan dengan modem ADSL telah berhasil dikerjakan. 
e. Untuk memastikan bahwa layanan DNS server dan web server bekerja dengan baik Anda perlu mengetesnya dengan membuka aplikasi web browser melalui menu tab Desktop → Web Browser dan ketik alamat URL http://smkbisa.net pada address bar-nya. Seharusnya muncul halaman web seperti pada gambar dua komputer client berikut. Tampilan halaman web server pada PC Customer_1. 
Tampilan halaman web server pada PC Customer_2. 
f. Selamat, Anda telah berhasil melakukan setting dan konfigurasi jaringan berbasis modem ADSL (Subscriber Internet Telepon). 

Latihan Praktik 3 

Judul : Mengonfigurasi softphone pada Ubuntu dengan Twinkle 
Tujuan : 
1. Melakukan konfigurasi ekstensi dan dial plan pada server softswitch (sesuai KD 4.12). 
2. Mengonfigurasi softphone client agar terhubung dengan server, 
Syarat : Gunakan konfigurasi server pada Latihan Praktik 1. 
Ketentuan : Server Trixbox dengan IP address 192.168.56.254/24. 
Ikuti petunjuk berikut. 
1. Jalankan kembali topologi praktik untuk server Trixbox yang telah dibuat pada latihan praktik sebelumnya. 
2. Persiapkan komputer client yang telah terinstal OS Ubuntu (pada contoh praktik ini, client menggunakan Ubuntu 16.04 LTS) dan pastikan telah terhubung dengan internet. Client ini nantinya akan menjadi client server VoIP Trixbox. Oleh karena itu, periksa dan pastikan bahwa client Ubuntu dapat terkoneksi dengan baik pada sistem Trixbox. 
3. Masuk ke console terminal Ubuntu, kemudian lanjutkan proses update repository terlebih dahulu. Untuk membuka terminal gunakan kombinasi tombol Ctrl+Alt+T, kemudian ketikkan perintah sebagai berikut. 
4. Pada latihan praktik ini, akan digunakan aplikasi softphone Linux, yaitu Twinkle. Selanjutnya, lakukan instalasi dengan perintah berikut. 
5. Jalankan Dash Ubuntu, kemudian ketikkan twinkle dan tekan Enter. 
6. Ketika aplikasi Twinkle pertama kali dijalankan, akan muncul kotak dialog yang akan meminta Anda untuk membuat user profile, kemudian klik OK. 
7. Pilih profile editor untuk memodifikasi pengaturan prohle Twinkle 
8. Masukkan nama profile, pada latihan praktik ini digunakan nama smk2 kemudian pilih OK. 
9. Lengkapi pengisian detail user SIP seperti gambar berikut (isi data username dan password berdasarkan konfigurasi pada Trixbox). 
10. Klik menu SIP server dan atur Registrar dengan IP address dari Trixbox server. 
11. Berikut adalah tampilan aplikasi Twinkle yang telah terhubung dengan Trixbox server yang ditandai informasi registration succeeded pada Display. 
12. Untuk menguji koneksi VoIP ke Twinkle, lakukan panggilan pada Twinkle menggunakan aplikasi softphone yang telah diset sebelumnya pada client lain. 
13. Berikut adalah tampilan softphone Twinkle Ubuntu ketika mendapatkan panggilan, pilih Answer untuk mulai berkomunikasi. 
14. Selamat, Anda telah berhasil mengoneksikan softphone 3CX Windows dengan softphone Twinkle Ubuntu melalui konfigurasi server VoIP Trixbox. Berikut adalah tampilan ketika proses komunikasi menggunakan aplikasi Twinkle berlangsung. 

Zona Aktivitas 

A. UJI Pengetahuan (Nilai Pengetahuan IV) 
1. Tuliskan dan jelaskan karakteristik sistem DSL dalam jaringan telepon analog. 
2. Apa perbedaan antara VDSL simetris dan VDSL asimetris? Jelaskan, 
3. Mengapa pada sistem ADSL, semakin pendek jarak media, semakin kencang laju data yang ditransmisikan? Jelaskan. 
4. Ada dua jenis HDSL yang dapat Anda terapkan dalam jaringan. Tuliskan dan jelaskan. 

B. Praktikum (Nilai Praktik IV) 
Tugas bersifat individu. Jalankan aplikasi Packet Tracer, kemudian buatlah dan konfigurasi topologi jaringan sebagai berikut. 

Ketentuan: 
1. Konfigurasi IP address dan interkoneksi antarperangkat sesuai gambar di atas. 
2. Konfigurasi DHCP server pada router Jakarta untuk modem. 
3. Konfigurasi domain smkbisa.net menggunakan IP address 20.20.20.2 pada DNS server. 
4. Konfigurasi web server pada smkbisa net. 
5. Konfigurasi port address translation pada setiap router client agar client dapat terkoneksi. 

C. Eksperimen (Nilai Proyek IV) 
Tambahkan sebuah modem baru pada cloud DSL Modem tersebut berguna sebagai sambungan internet pada jaringan lokal dengan network ID 10.10.10.63/26. Pastikan semua client pada jaringan tersebut dapat terkoneksi dengan server smkbisa.net. 

1. Terdapat empat jenis komponen yang menjadi penyusun hierarki jaringan telekomunikasi yaitu local network, Junction network, toll network atau trunk network, dan international network 
2. Untuk meningkatkan perfoma sambungan dan mengurangi delay yang terjadi ketika akan melakukan sambungan komunikasi, diperlukan sistem routing yang baik dan efisien. 
3. Terdapat dua metode routing yang dapat Anda terapkan dalam jaringan komunikasi, yaitu FHR dan DNHR. 
4. PSTN atau Public Switch Telephone Network adalah teknologi layanan jaringan telepon berbasis kabel tembaga yang kini sudah mulai memasukkan teknologi layanan multimedia dalam transmisi datanya. 
5. LLA (Local Loop Access) adalah jalur yang menghubungkan sistem jaringan telepon antara sentra lokal dan perangkat client. 
6. Komponen yang secara umum digunakan dalam pemodelan jaringan akses, yaitu ANT (Access Node Terminal), NU (Network Unit), dan NT (Network Terminal). 
7. JARLOKAT atau jaringan lokal akses tembaga terbagi atas dua jenis, yaitu JARLOKAT tidak murni 
dan murni. JARLOKAT tidak murni menggunakan perangkat tambahan, misalnya VDSL, ADSL, ISDN, dan Pair Gain. Adapun JARLOKAT murni tidak lagi menggunakan peranti tambahan dalam menunjang jaringan akses berbasis tembaga. 
8. Subscriber internet telepon adalah standar layanan teknologi yang memungkinkan mengalirnya data multimedia melalui jaringan telepon analog berbasis kabel. 
9. Beberapa contoh teknologi terapan dalam subscriber internet telepon adalah DSL, ADSL, ADSL, 
VDSL, dan lainnya, 0. 
10. XDSL atau Digital Pair Gain adalah metode layanan komunikasi data yang memiliki kemampuan transfer data lebih cepat dibandingkan ISDN atau sistem modem pada umumnya, meskipun masih menggunakan media kabel tembaga. 

Ulangan Akhir Bab 3 

A. Pilihlah salah satu jawaban yang tepat. 
1. Komponen dalam susunanan hierarki jaringan telekomunikasi yang mengoneksikan stasiun pengguna menuju subscriber distribution network atau sentral pengatur area lokal disebut ..... 
a. toll network 
b. trunk network 
c. local network 
d. network jumper 
e. junction network 
2. Metode penomoran perangkat telepon PSTN yang menggunakan format terbuka pada standar kode area memiliki tiga digit karakter, yaitu ABC. Dalam kode tersebut karakter A mewakili ketentuan.... 
a. 7 digit penomoran dari 1-9 
b. 8 digit penomoran mulai dari angka 2 -9 
c. 3 digit penomoran dengan angka dari 0-9 
d. pemakaian 2 digit nomor, yaitu angka 1 dan 0 
e. sebanyak 10 nomor antara angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 
3.Jika penomoran telepon menerapkan metode significant - geographies menggunakan format 3 digit karakter ABC dengan A merupakan kode wilayah, kode untuk area Sulawesi adalah .... 
a. 2 
b. 3
c. 4 , 
d. 5
e. 9. 
4. Digit kode user yang diterapkan di Amerika Serikat ketika membuat penomoran dengan metode subscriber number adalah ... 
a. 2 
b. 4. 
c. 5 
d. 6 
e. 7 
5. Pada format penomoran STB analog digunakan ketentuan M1 sampai M7, dengan M1 adalah kode wilayah telepon. Kode yang digunakan dalam M1 untuk mewakili area Kalimantan adalah .... 
a. 1 
b. 3 
c. 5 
d. 6 
e. 9 
6. Di antara pernyataan berikut yang kurang tepat dalam implementasi sistem routing pada jaringan telekomunikasi adalah ... 
a. Sirkuit jaringan dapat disederhanakan. 
b. Desain dan konfigurasi jaringan lebih mudah. 
c. Meningkatkan lebar bandwidth untuk efisiensi data. 
d. Meminimalisasi proses looping pada perangkat yang sama. 
e. Penentuan logika dalam melakukan proses transfer data dan manajemen pengontrolan lebih efisien
7. . Metode routing yang mempunyai ciri khas menyambungkan komponen TC dengan TC lain sebagai backbone utama saluran komunikasi adalah .... 
a. FHR 
b. DNHR 
c. last routing 
d. real time routing 
e. time switched routing 
8. Konsep routing dalam pemilihan jalur menggunakan prinsip jalur terdekat antara node pengirim dengan node penerima tanpa memperhatikan aspek lain merupakan ciri khas dari..... 
a. heavy duty route 
b. tandem route 
c. overflow route 
d. alternate route 
e. last choice route 
9. Komponen dalam PSTN yang memiliki fungsi sebagai penyedia jasa layanan sambungan telekomunikasi yang memungkinkan penelepon dan lawan bicaranya dapat saling terhubung adalah .... a. COs 
b. network access 
c. pesawat telepon 
d. trunks and special circuit 
e. customer premises equipment 
10. Di antara pernyataan berikut yang tidak termasuk dalam karakteristik infrastruktur jaringan PSTN adalah ... 
a. Men-support mode koneksi dengan circuit-switched. 
b. Dahulu, PSTN bernama POTS atau Plain Old Telephone Service. 
c. Range frekuensi yang didukung adalah antara 300 sampai 3.400 Hz. 
d. Data atau sinyal yang ditransmisikan dapat berupa analog dan digital. 
e. Kabel penghubung pesawat telepon dengan switch CO atau yang dikenal dengan local loop mampu mentransmisikan data analog dengan range frekuensi 0 sampai 4 KHz setiap channel. 
11. Di antara jenis teknologi subscriber internet telepon berikut, yang tidak termasuk dalam kategori JARLOKAT tidak murni adalah .... 
a. ADSL 
b. ISDN 
c. HDSL 
d. VDSL 
e. DSL exchange 
12. Pada susunan pilin kabel telepon berformat 5 quad, terdapat 10 pasang kabel yang dipilin berdasarkan kombinasi warna tertentu. Pada pair ke-9, kombinasi warna kabel pada pair tersebut adalah .... 
a. putih biru 
b. putih oranye 
c. putih cokelat 
d. putih abu-abu 
e. merah hitam 
13. Berikut golongan yang tidak termasuk kategori teknologi DSL yang mampu bekerja dengan kecepatan 1,5 Mbps sampai 2 Mbps adalah .... 
a. DSL 
b. ADSL 
c. RDSL 
d. SDSL 
e. DSL lite 
14. Jarak jangkauan media transmisi yang ideal bagi standar VDSL agar dapat mengirimkan data dengan kecepatan upstream 1,5 hingga 2,3 Mbps adalah.... 
a. 1,2 km 
b. 1,44 km 
c. 2 km 
d. 2,5 km 
e. 3 km 
15. Jarak media transmisi yang ideal agar teknologi layanan ADSL dapat mentransmisikan data dengan kecepatan 8 Mbps dalam satu waktu adalah .. 
a. 450 m 
b. 3,5 km 
c. 4 km 
d. 4,5 km 
e 5,5 km 

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar. 
1. Gambarkan dan jelaskan struktur hierarki jaringan telekomunikasi, 
2. Tuliskan dan jelaskan metode routing dalam telekomunikasi. 
3. Bagaimana konsep kerja routing dalam jaringan telekomunikasi? Jelaskan. 
4. Tuliskan dan jelaskan tiga komponen dalam pemodelan jaringan akses, 
5. Bagaimana konsep subscriber internet telepon dalam jaringan? Apa kaitannya dengan teknologi DSL? Jelaskan. 

C. Praktik 
Tugas bersifat individu. 
1. Terdapat sebuah jaringan seperti berikut. 
2. Gunakan aplikasi Packet Tracer untuk melakukan konfigurasi paket jaringan tersebut. 
3. Konfigurasi IP address dan interkoneksi antarperangkat sesuai gambar di atas. 
4. Konfigurasi DHCP server pada router Jakarta untuk modem. 
5. Konfigurasi domain tkj.net menggunakan IP address 10.30.30.2 pada DNS server, 
6. Konfigurasi web server pada tkj.net. 
7. Konfigurasi Port Address Translation pada setiap router client agar client dapat terkoneksi. 
8. Buat laporan dan presentasikan hasilnya di depan kelas

No comments:

Post a Comment