AIJ - Proses Routing (BAB 3)(Kelas XI)
BAB III
Proses Routing
A. KOMPETENSI DASAR
3.3 Memahami proses routing
4.3 Mengkaji jenis-jenis routing
B. ROUTING
Jaringan komputer adalah himpunan sejumlah perangkat yang terhubung satu dengan yang lain menggunakan media komunikasi. Perangkat dalam jaringan komputer bisa berupa komputer PC, Laptop, smartphone, printer, modem, hub, switch, router dan sebagainya. Suatu jaringan bisa terbentuk hanya terdiri dari dua buah perangkat, hingga terbentuk dari jutaan perangkat di seluruh dunia yang disebut dengan internet. Internet itu merupakan interkoneksi jaringan-jaringan lain yang ada di seluruh dunia.
Suatujaringan computer yang mengandung beberapa segmen jaringan sering disebut internetworking. Didalam suatu jaringan computer, computer atau perangkat Irringan bisa saling berhubungan denga ncomputer lain dalam jaringan yang sama atau jaringan yang berbeda. Agar computer bisa berhubungan dengan computer yanglain dijaringan yang berbeda, maka dibutuhkan suatu mekanisme atau prosedur tertentu agar komunikasi ini bias terjadi, yaitu suatu proses memindahkan atau mengirimkan paket data kekomputer lain dijaringan yang berbeda menggunakan suatu-suatu alat atau perangkat jaringan yang bernama router. Sedangkan mekanisme atau prosedur ini disebut dengan IP Routing atau disingkat dengan routing.
1. Router
Router adalah sebuah perangkat jaringan yang dapat menghubungkan dua atau lebih jaringan yang berbeda. Router ini bekerja pada lapisan ketiga (network layer) pada model OSI Layer. Walaupun sama-sama berfungsi untuk menghubungkan suatu jaringan, router berbeda dengan switch. Switch adalah suatu perangkat dalam jaringan yang menghubungkan antar komputer atau perangkat dalam suatu jaringan komputer lokal (LAN). Diibaratkan suatu jalan, router adalah penghubung antar jalan atau jalan raya, sedang switch adalah jalan perumahan yang menghubungkan rumah-rumah yang masing-masing memiliki alamat yang berbeda-beda.
Router adalah satu satu perangkat yang sangat penting dalam jaringan komputer.Internet adalah jaringan komputer yang banyak menghubungkan berbagai jenis router. Contohnya adalah router yang digunakan dalam jaringan berbasis teknologi protokol TCP/IP yang disebut dengan IP Router, kemudian router yang berbasis teknologi AppleTalk, dan berbagai jenis router lainnya. Di beberapa topologi jaringan komputer, router juga bisa menghubungkan dua buah jaringan yang menggunakan media yang berbeda seperti Access Point (AP) yang digabungkan dengan router, sehingga router ini bisa mengubungkan jaringan dengan media radio (wireless) dan jaringan dengan media kabel. Router juga bisa berbentuk suatu perangkat yang menghubungkan jaringan lokal dengan suatu layanan komunikasi seperti layanan Digital Subscriber Line (DSL) atau dalam bentuk layanan leased line.
a. Jenis Router
Secara umum, berdasarkan cara mengkonfigurasi, routerdibagimenjadidua buahjenis, yaitu :
1) Staticrouter(routerstatis)
Router statis adalah suatu router yang mampu untuk melakukan proses routing (penghalaan) suatu jaringan, dalam prosesnya dilakukan secara manual. Sedangkan konfigurasi dilakukan secara manual pula oleh seorang administator jaringan yangmemilikitabelroutingstatisyang dikonfigurasisecaramanualoleh para administratorjaringan. Pengaturan dengan menggunakan routing statis ini adalah pengaturan palinng sederhana yang dapat dilakukan dalam jaringan.
Next hop dalam routing statis paling cocok digunakan untuk jaringan multi-access network atau point to multipoint sedangkan untuk jaringan point to point, cocok dengan menggunakan exit interface dalam mengkonfigurasi static route.
Kelebihan menggunakan routing statis :
a) Terhadap metode spoofing lebih aman menggunakan routing statis daripada dynamic routing
b) Tidak ada overhead (waktu pemrosesan) pada CPU router (router lebih murah dibandingkan dengan router dinamis)
c) Tidak ada bandwidth yang digunakan di antara router.
d) Administrator dapat memilih untuk mengisikan akses routing ke jaringan tertentu saja sehingga routing statis dapat menambah keamanan.
Kelemahan:
a) Saat menggunakan routing statis rentan terhadap kesalahan penulisan sehingga lebih merepotkan jika dibandingkan dynamic routing
b) Agar dapat mengkonfigurasikan router dengan benar maka seorang administrator harus benar-benar memahami internetwork dan bagaimana setiap router yang dihubungkan.
c) Jika sebuah network ditambahkan ke internetwork, administrator harus menambahkan
d) sebuah route kesemua router secara manual.
e) Routing statis tidak sesuai untuk network-network yang besar.
f) Menjadi sebuah pekerjaan full-time sendiri menjaga network besar
2) Dynamic router (router dinamis)
Router dinamis adalahsebuah router yang memiliki dan membuat tabel routing secara otomatis dan dinamis, denganmendengarkan lalu lintas jaringandan jugadengan salingberhubungandenganrouter lain. Protokol routing mengatur router-router sehingga dapat berkomunikasi satu dengan yang lain dan saling memberikan informasi satu dengan yang lain.
Apabila jaringan memiliki lebih dari satu kemungkinan rute untuk tujuan yang sama maka perlu digunakan dynamic routing. Protokol routing mengatasi situasi routing yang kompleks secara cepat dan akurat. Protokol routing didesain tidak hanya untuk mengubah ke rute backup bila rute utama tidak berhasil, namun juga didesain untuk menentukan rute mana yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut.
Kelebihan Routing Dinamis
a) Hanya mengenalkan alamat network yang terhubung langsung dengan routernya.
b) Tidak perlu mengetahui semua alamat network yang ada.
c) Bila terjadi penambahan suatu network baru tidak perlu semua router mengkonfigurasi. Hanya router-router yang berkaitan.
d) Lebih mudah untuk mengatur network yang besar. Akan memilih jalur lain yang ada bila suatu jalur rusak.
Kekurangan Routing Dinamis
a) Beban kerja router lebih berat karena selalu memperbarui ip table pada tiap waktu tertentu.
b) Kecepatan pengenalan network terbilang lama karena router membroadcast ke semua router hingga ada yang cocok. Setelah konfigurasi harus menunggu beberapa saat agar setiap router mendapat semua Alamat IP yang ada.
d) Susah melacak permasalahan pada suatu topologi jaringan lingkup besar.
e) Update ARP table dibagikan ke semua komputer, berarti mengkonsumsi - butuh RAM untuk menentukan jalur terbaik bila terjadi down -bandwith jalur ditentukan oleh sistem, bukan admin.
b. BentukRouter
Router berdasarkan pengaplikasiannya dibagi menjadi3, yaitu:
1) Router PC
Router PC adalah merupakan sebuah router yang memang sengaja diinstall pada PC, sehingga sebuah PC hanya mampu untuk bertindak sebagai router. Router pc ini sudah sangat jarang sekali digunakan. Meskipun begitu, router PC ini hanya membutuhkan spesifikasi yang rendah, seperti Pentium 2, RAM 64, harddisk 10 GB, dan spesifikasi rendah lainnya komputerdengansistemoperasi yangmemiliki fasilitasuntuk membagidan men-sharingIP Address. Perangkatjaringanmisalnya komputer PC yangterhubungkekom putertersebutakan dapat menikmati IP Address ataukoneksi internet yang disebarkan oleh sistem operasitersebut.Contoh sistemoperasi yang dapatdigunakan adalah semuasistem operasiberbasis client-serv er,sepertiWindowsNT, WindowsNT4.0, Windows 2000server, Windo ws2003 Server, MikroTikOS (BerbasisLinux), danlain-lain.
2) RouterAplikasi
Router aplikasi adalah aplikasi yang dapat di-install pada sistem operasi sehingga sistem operasi tersebut akan memiliki kemampuan seperti router. Sebuah program atau aplikasi yang memungkinkan sebuah PC dengan sistem operasi populer menjadi sebuah router. Router software ini merupakan sebuah software yang dapat diinstal pada sistem operasi komputer, seperti windows, linux, ataupun macOS. Dengan menggunakan router software ini, maka sebuah PC, selain mampu untuk dioperasikan sebagai PC secara umum, bisa juga digunakan sebagai sebuah router. Meskipun begitu, tentu saja fungsi routingnya tidak sehebat penggunaan router fisik.Contoh aplikasi ini adalah Winroute, WinGate, SpyGate, dan WinProxy.
3) Router Hardware
Router hardware adalah perangkat hardware yang memiliki kemampuan seperti router sehingga dari hardware tersebut dapat memancarkan atau membagi IP Address dan men-sharing IP Address. Pada prakteknya router hardware digunakan untuk membagi koneksi internet pada suatu ruang atau wilayah. Contoh dari router ini adalah router buatan pabrik seperti Cisco, MikroTik, Juniper, 3Com dan lain-lain.
Jenis router ini yang paling umum diantara yang lain, dimana router ini memiliki bentuk fisik yang nyata, dan banyak digunakan, bentuknya mirip seperti hub ataupun modem, dengan banyak port, dan biasanya diletakkan pada lokasi – lokasi yang ditugasi menjadi center atau pusat. Kemampuannya yang besar dalam melakukan proses routing atau proses penghalaan dengan baik.
Router secara fisik terdiri dari :
1) Konektor Power
Perangkat ini merupakan bagian yang berfungsi sebagai penghubung secara fisik antara jaringan dengan router
2) Konektor Power
Konektor yang berfungsi sebagai penghubung adapter power untuk memberikan tenaga pada router
3) Tombol / lubang reset (hard reset )
Tombol reset adalah bagian yang digunakan untuk mereset router ke mode default bentuk fisiknya sangat kecil dan umumnya terletak berdekatan dengan konektor power.
4) Lampu indikator NIC
Lampu indikator NIC adalah beberapa lampu yang digunakan untuk mengetahui port ( ethernet ) mana yang sedang digunakan. lampu indikator ini akan menyala jika sebuah port sedang terhubung dengan perangkat lain dengan catatan antara router dan perangkat lain keduannya sedang aktif.
2. Routing
Routing adalah suatu proses pengambilan sebuah paket data dari sebuah alat dan mengirimkan melalui network ke alat lain di dalam network yang berbeda. Proses memindahkan paket data dari suatu jaringan (network) ke jaringan yang lain dengan cara melewatkan (forward) paket data tersebut melalui suatu gateway.
Agar Host_A dapat berkomunikasi dengan Host_B, Host_A harus mengirimkan paket ke alamat MAC dari default gateway di jaringan lokal tersebut. Sedangkan protokol routing adalah aturan-aturan yang dibuat untuk proses routing, diantaranya adalah mendapatkan jalur atau rute (route) dari suatu jaringan ke jaringan yang lain.
Routing dapat merujuk kepada sebuah metode penggabungan beberapa jaringan sehingga paket-paket data dapat hinggap dari satu jaringan ke jaringan selanjutnya. Untuk melakukan hal ini, digunakanlah sebuah perangkat jaringan yang disebut sebagai router. Router-router tersebut akan menerima paket-paket yang ditujukan ke jaringan di luar jaringan yang pertama, dan akan meneruskan paket yang ia terima kepada router lainnya hingga sampai kepada tujuannya
Routing adalah kegiatan menentukan jalur pengiriman data dalam suatu Jaringan, menentukan jumlah host dalam jaringan, dan lain-lain. Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP address yang dituju dan juga dari topologi Jaringan. Agar keputusan routing tersebut benar, router harus mengenal seluruh seluk beluk jaringan (topologi). Dalam routing dinamis, informasi tentang topologi jaringan juga diperoleh dari router yang lain.
Routing adalah proses dimana suatu router mem-forward paket ke jaringan yang dituju. Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP address yang dituju oleh paket. Semua router menggunakan IP address tujuan untuk mengirim paket. Agar keputusan routing tersebut benar, router harus belajar bagaimana untuk mencapai tujuan.
a. Perangkat yang digunakan untuk routing
Router adalah alat atau hardware yang dilengkapi oleh Network Operating System yang berfungsi untuk menghubungkan antara jaringan satu dengan jaringan komputer lainnya sehingga bisa saling berkomunikasi atau bertukar informasi. Fungsi utama router adalah menjalankan fungsi routing.
b. Tujuan melakukan routing
Tujuan utama routing adalah agar antar network bisa saling berkomunikasi. Dengan routing, semua segmen jaringan yang ada di mana pun, bisa saling berkomunikasi secara global. Inilah yang kita kenal sebagai jaringan global internet. Dengan kata lain routing adalah roh dari internet, tanpa proses routing maka tidak aka nada internet.
c. Protocol dan komponen yang dipakai dalam routing
Dalam memahami dan menguasai tentang IP routing maka komponen komponen berikut ini mutlak untuk dipahami secara mendalam:
1) Internet Protocol atau IP address
IP address adalah sistem pengalamatan yang dipakai dalam networking, terutama untuk koneksi antar network. Pastikan anda mengerti konsep IP address terutama IP V4. Pembagian class IP address dan konversi jenis bilangan yang dipakai pada ip address.
2) Subnetting
Subnetting adalah metode yang digunakan untuk membagi sebuah segmen network yang besar menjadi beberapa segment network yang lebih kecil.
3) Classless Inter Domain Routing atau CIDR
CIDR adalah metode yang digunakan oleh ISP untuk mengalokasikan IP address yang bisa dipakai oleh pelanggan mereka. CIDR lebih dikenal dengan notasi penulisan terhadap sebuah segmen IP dari sebuah network, biasanya ditandai dengan garis miring ( 1 ) atau slash.
4) Default gateway
Default gateway adalah bagian dari IP address. Default Gateway memiliki peran yang special dalam proses IP routing. Secara umum alamat IP yang terkonfigurasi pada default gateway akan menjadi gerbang bagi tujuan dari sebuah paket yang hendak dikirim ke segment network yang lain. Dengan kata lain jika tujuan dari sebuah paket tidak ditemukan pada internal network maka paket tersebut diarahkan ke default gateway. Inilah awal mula proses routing terjadi.
5) Routing Protocol
Dalam proses routing harus ada aturan yang mengatur bagaimana proses routing itu berlangsung, Routing protocol adalah peraturan peraturan yang digunakan dalam proses routing.
C. PRINSIP DAN CARA KERJA ROUTING
Prinsip dan cara kerja routing pada suatu router dapat dijelaskan menggunakan jaringan sederhana seperti gambar 3.4.
Proses routing mengatur bagaimana sebuah paket data dikirim dari sebuah komputer yang adalah anggota dari sebuah network kemudian diteruskan melalui router ke router sehingga sampai kepada tujuannya yaitu komputer lain yang berada di jaringan network yang berbeda.
Dari gambar di atas kita akan bahas bagaimana proses yang terjadi ketika pengguna atau user dari PC1, IP: 192.168.1.2, yang ada pada Network1 melakukan ping kepada server, IP: 10.11.12.240, yang ada di network2.Paket data Ping atau ICMP ini berisikan alamat tujuan yaitu IP address dari server 10.11.12.240 dan alamat pengirim yaitu PC1, 192.168.1.2
1. Proses Awal di LAN Network 1
Hal pertama yang terjadi pada LAN network 1, ketika PC1 mengirimkan pesan ke server adalah :
a. PC1 melakukan proses pengecekan apakah alamat yang dituju apakah berada satu network atau tidak dengan dirinya.
b. Caranya adalah menggunakan protocol ARP atau Address Resolution Protocol. ARP adalah protocol yang berfungsi untuk mencari tahu alamat MAC Address dari sebuah host berdasarkan IP address dari host tersebut. Dengan mengirimkan pesan broadcast layer 2 kepada semua host yang ada di LAN Network1. Para host anggota Network1 menjawab permintaan ARP tersebut.
c. Dari jawaban ARP tersebut diketahui bahwa IP 10.11.12.240 bukan atau tidak berada di network1, hal ini disebabkan oleh protocol ARP hanya bisa bekerja pada segment network yang sama ARP tidak bisa melewati router karena menggunakan metode broadcast.
d. Karena tidak ada satupun host yang terdapat pada network 1 merupakan tujuan dari paket tersebut maka langkah berikutnya adalah paket data tersebut dikirimkan ke alamat
e. default gateway. Default gateway merupakan alamat yang akan dituju jika tujuan dari sebuah paket tidak terdapat network atau segment network yang sama. Jika pada konfigurasi IP address tidak tercantumkan alamat default gateway maka paket yang tujuannya di luar dari network tersebut tidak akan pernah terkirim.
f. Pada contoh ini, alamat default gateway adalah IP address dari interface Routerl yang terhubung ke LAN network 1. Default gateway dari PC1 adalah 192.168.1.1 yang juga merupakan alamat IP dari interface router 1 yang terhubung ke LAN Network). PC1 kemudian memeriksa ARP cache untuk mencari MAC Address dari Default Gateway. Setelah ditemukan maka selanjutnya proses komunikasi data antara PC1 dan default gateway yang berada pada LAN yang sama adalah menggunakan alamat MAC Address.
g. Paket yang berisi ping tersebut diubah menjadi frame dengan menambahkan MAC Address PC1 sebagai pengirim dan MAC Address dari interface routerl (default gateway) sebagai MAC Address tujuan. Frame kemudian diubah menjadi bit atau byte dan selanjutnya dikirim melalui layer 1 berupa sinyal listrik.
h. Ketika frame diterima oleh router1, oleh routerl frame tersebut diubah menjadi packet dengan membuang alamat MAC Address pengirim dan penerima.
2. Proses Routing
a. Router 1 mengecek apakah pada paket, apakah alamat tujuan 10.11.12.240 cocok atau satu segment LAN dengan Interface-interface yang ada pada router 1. Jika tidak maka routerl akan mengecek pada routing table, apakah IP tersebut masuk dalam routing table.
b. Pada routing table dari Router 1 harus terdapat segment network 10.11.12.0/255.255.255.0, jika tidak maka paket ICMP atau Ping tersebut dikembalikan kepada si pengirimnya.
c. Jika terdapat pada routing table segment network yang sesuai dengan tujuannya, yaitu 10.1.1.0 maka selanjutnya router akan meneruskan paket tersebut melalui interface yang berhubungan dengan LAN atau segment network di mana tujuan paket itu berada. Pada gambar terlihat interface routerl yang memiliki IP address 172.16.1.1 merupakan interface yang terdekat dengan tujuan dari paket tersebut.
3. Proses Komunikasi Data Pada LAN Network2
Setelah memutuskan kemana paket ICMP akan diteruskan, maka proses selanjutnya adalah proses transfer data dari router2 ke server. Proses ini sifatnya lokal dan hanya melibatkan MAC Address saja.
Berikut penjelasan detailnya:
a. Karena koneksi antara interface routerl dan router2 merupakan satu sebment LAN maka keduanya berkomunikasi menggunakan alamat MAC Address.
b. Proses selanjutnya, paket ICMP dari PC1 diubah menjadi frame, di mana alamat MAC Address pengirim adalah MAC Address interface Etherldari routerl dan alamat tujuannya adalah MAC Address interface Etherldari router2.
c. Setelah frame terbentuk dan diubah menjadi bit atau byte maka selanjutnya dikirim ke Router2 melalui interface etherl. Setelah router2 menerima data tersebut, MAC Address pengirim dan penerima dilepas, kemudian dicek kembali pada paket tersebut apakah alamat IP address tujuan sesuai atau satu segment dengan IP address dari interface-interface pada router 2. Pada contoh ini terlihat bahwa alamat tujuan IP 10.11.12.240 satu segment dengan interface 10.11.12.1
d. Selanjutnya, sebelum diteruskan melalui interface 10.11.12.1, paket tersebut diubah menjadi frame. Di mana alamat MAC Address tujuannya adalah MAC Address server dan MAC Address pengirim adalah MAC Address dari interface router2 yang ber IP address 10.11.12.1.
Karena ini adalah packet ICMP di mana ada paket reply dari penerima ketika paket berhasil sampai ke tujuan atau si penerima. Berdasarkan prinsip atau karakter dari ICMP tersebut maka setelah server menerima pesan tersebut maka server akan mengirimkan pesan balik kepada pengirimnya dalam hal ini PC1, bahwa kirimannya sudah diterima.
Proses pengiriman pesan dari server kepada PC1 adalah kurang lebih sama seperti pengiriman dari PC1 ke server, berikut adalah detailnya;
a. Paket dari server ke PC1 memiliki alamat tujuan adalah ip address dari PC1 192.168.1.2 dan IP address server 10.11.12.240 sebagai alamat pengirim. Packet kemudian diubah menjadi frame, pada tahap ini frame yang terbentuk berisi tujuan berupa alamat MAC Address dari Interface router2 ( 10.11.12.1) dan alamat pengirimnya adalah MAC Address server.
b. Setelah router2 menerima kiriman tersebut, maka router2 melepas MAC Address tujuan dan pengirim, dan menyisakan packet.
c. Router dua mengecek kembali apakah Interface-nya yang berada satu segment dengan IP address tujuan dari packet tersebut? Jika ada router tinggal meneruskannya ke interface tersebut. Jika tidak maka router melakukan pengecekan pada routing tablenya.
d. Setelah menemukan bahwa alamat tujuan berada dalam routing table maka router2 bisa menentukan interface mana pada routing tabel yang berkaitan dengan alamat tujuan.
e. Setelah menentukan interface yang tepat, dalam hal ini adalah interface etherldari router2 maka selanjutnya, paket diubah menjadi frame dengan menambahkan MAC Address interface Etherldari routerl sebagai tujuan dan MAC Address interface Etherldari router2 sebagai pengirim.
f. Setelah router 1 menerima dan kiriman tersebut, maka frame pada kiriman data tersebut dilepas. Routerl lalu mengecek IP address tujuan dan memastikan interface mana yang berkaitan dengan Ip address tersebut. Dalam contoh ini, IP address tujuan adalah 192.168.1.2 dan Interface yang tepat atau berada satu segmen adalah interface ether2 dari router1, IP address 192.168.1.1
g. Selanjutnya adalah packet data diubah menjadi frame dengan menambahkan MAC Address PC1 sebagai tujuan dan MAC Address interface ether2router1 sebagai pengirim.
h. Setelah data diterima oleh PC1 maka pada tampilan perintah Ping adalah reply from 10.11.12.240
D. JENIS-JENIS PROTOKOL ROUTING
Fungsi utama dari routing protocol adalah mencari dan mengumpulkan informasi tentang hal-hal yang diperlukan dalam proses transmisi data antar jaringan melalui router, informasi tersebut kemudian disimpan dalam routing tabel yang nantinya dipakai dalam kegiatan routing.
Namun secara dinamis routing protokol membroadcast serta mempelajari jaringan yang saling terhubung, dan untuk mempelajari rute (network path) yang tersedia. Dengan routing protocol, router yang berbeda bisa saling bertukar update antara satu dengan router lainnya dan mendapat rute routing paling efisien ke tujuan.
Secara umum routing protocol terbagi atas static dan dynamic routing. Static routing hampir tidak memiliki pembagian lain. Static routing hanya bergantung dari update secara manual yang dilakukan oleh administrator dari router.
Dalam Dynamic routing, protocol routing menjalankan tugasnya secara aktif tanpa menunggu instruksi dari seorang administrator jaringan. Terdapat beberapa jenis routing protocol yang termasuk dalam dynamic routing.
Routing protocol terbagi atas static dan dynamic routing,
1. Static Routing
Static routing adalah suatu routing yang dibuat secara manual oleh seorang administrator jaringan berdasarkan konfigurasi jaringan yang ada. Static routing umumnya digunakan untuk jaringan kecil yang hanya memiliki beberapa gateway. Setiap kali ada perubahan jaringan, administrator jaringan akan mengkonfigurasi ulang atau memperbarui tabel routing.
2. Dynamic Routing
Router Dinamis adalah Routeryang me-rute-kan jalur yang dibentuk secara otomatis oleh router itu sendiri sesuai dengan konfigurasi yang dibuat. Jika ada perubahan topologi antar jaringan, router otomatis akan membuat ruting yan gbaru. Dynamic routing biasanya digunakan untuk mengantisipasi kelemahan static routing yang tidak dapat mencari jalur alternative jika jalur pengiriman putus sehingga pake data tidak dapat terkirim. Dynamic routing secara umum dapat dibagi menjasi 2 kategori,yaitu Distance Vector dan link state routing protocol dengan jenis protokol yang distandarkanantara lain: Routing Information Protocol (RIP), Interior Gateway Routing Protocol(IGRP), Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP), Open Shortest Path First(OSPF).
Sebuah dynamicroutingdibangun berdasarkan informasi yang dikumpulkan oleh protokol routing. Protokolinididesainuntuk mendistribusikaninformasi yangsecara dinamis mengikuti perubahan kondisi jaringan. Protokol routingmengatasi situasi routingyang komplekssecara cepat dan akurat. Protokol routingdidesain tidakhanya untuk mengubah kerutebackupbila ruteutama tidakberhasil,namun jugadidesain untuk menentukan rutemana yang terbaikuntuk mencapai tujuantersebut. Pengisian dan pemeliharaantabelrouti ngtidakdilakukan secara manualoleh admin. Router saling bertukar informasi routing agar dapat mengetahui alamat tujuan dan menerimatabel routing. Secara umum ada dua jenis routing protocol yang termasuk dalam Dynamic Routing, kedua jenis routing protocol ini berdasarkan pada wilayah operasionalnya.
Pengelompokkan routing protocol tersebut didasarkan pada beberapa aspek seperti berikut :
a. Autonomous system atau AS
Autonomous system adalah sekumpulan network atau subnetwork yang berada dalam wilayah administrative domain yang sama. Administrative domain mengandung pengertian bahwa semua network yang berada dalam suatu wilayah tertentu harus tunduk pada sebuah aturan yang berlaku pada wilayah tersebut atau berada dalam wilayah administrasi yang sama.
b. Jumlah hop
Setiap kali sebuah paket melalui sebuah router untuk sampai ke network tujuan dianggap sebagai satu hop. Jumlah hop merupakan jarak yang mesti ditempuh oleh paket untuk sampai ke tujuan.
c. Besar kecilnya bandwidth.
Kualitas bandwidth pada koneksi antar router merupakan faktor yang menjadi acuan dari routing procotol dalam menentukan rute untuk mengirimkan paket
d. Delay waktu antara pengirim dan tujuan.
Lama atau cepatnya sebuah paket terkirim dari satu router ke router lain juga menjadi bahan pertimbangan oleh routing protocol dalam menentukan arah tujuan.
E. INTERIOR GATEWAY PROTOCOL (IGP)
Interior Gateway Protocol merupakan routing protocol yang hanya mengatur proses routing pada jaringan-jaringan yang berada dalam satu wilayah Autonomous system (AS) yang sama. IGP terdiri atas beberapa jenis routing protocol antara lain;
1. Distance Vector
Distance Vector menggunakan jarak atau hop sebagai patokan jalur mana yang paling bagus untuk mengirimkan paket router tujuan. Semakin pendek jarak atau hop maka semakin bagus. Yang termasuk dalam Dictance Vector adalah router protocol RIP ( Router Information Protocol ) versi 1 dan RIP v2.
Algoritma routingdistance vector secara periodik menyalin table routing dari router ke router. Perubahan tablerouting ini di-update antar router yang saling berhubungan saat terjadi perubahan topologi. Setiap router menerima table routing dari router tetangga yang terhubung secara langsung. Proses routing ini disebut juga dengan routingBellman-Ford atau Ford-Fulkerson.
Routing vektor jarak beroperasi dengan membiarkan setiap router menjaga tabel (sebuah vektor) memberikan jarak yang terbaik yang dapat diketahui ke setiap tujuan dan saluran yang dipakai menuju tujuan tersebut. Tabel-tabel ini di-update dengan cara saling bertukar informasi dengan router tetangga. Routingdistance vektor bertujuan untuk menentukan arah atau vektor dan jarak ke link-link lain di suatu internetwork. Sedangkan link-state bertujuan untuk menciptakan kembali topologi yang benar pada suatu internetwork.
Update table routing dilakukan ketika terjadi perubahan toplogi jaringan. Sama dengan proses discovery, prosesupdate perubahan topologi step-by-step dari router ke router. Gambar diatas menunjukkan algoritma distance vectormemanggil ke semua router untuk mengirim ke isi table routing-nya. Table routing berisi informasi tentang total pathcost yang ditentukan oleh metric dan alamat logic dari router pertama dalam jaringan yang ada di isi table routing, seperti skema oleh Analogi distance vector dapat dianalogikan dengan jalan tol. Tanda yang menunjukkan titik ke tujuan dan menunjukkan jarak ke tujuan. Dengan adanya tanda-tanda seperti itu pengendara dapat dengan mudah mengetahui perkiraan arak yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan. Dan tentunya jarak terpendek adalah rute yang terbaik.
2. RIP (Routing Information Protocol)
Routed protocol digunakan untuk user traffic secara langsung. Routed protocol menyediakan informasi yang cukup dalam layer address jaringan nya untuk melewatkan paket yang akan diteruskan dari satu host ke host yang lain berdasarkan alamatnya.
RIP merupakan salah satu protokol routing distance vector yang digunakan oleh ribuan jaringan didunia. Hal ini dikarenakan RIP berdasarkan open standard dan mudah diimplementasikan. Tetapi RIP membutuhkan konsumsidayayang tinggidan memerlukan fitur router routing protokol. Dasar RIP diterangkan dalam RFC1058, dengan karakteristik sebagai berikut:
a. Routing protokol distance vector
b. Metric berdasarkan pada jumlah lompatan (hopcount) untuk pemilihan jalur,
c. Jika hopcount lebih dari 15, mak apaket dibuang,
d. Update routing dilakukan secara broadcast setiap 30 detik.
Berikut adalah 2 versi RIP yang digunakan alam dynamic routing:
RIP versi 1
• Dokumen RFC1058.
• RIPvl routing vector jarak yang dimodifikasi dengan triggered update dan split horizon dengan poisonous reverse untuk meningkatkan kinerjanya.
• RIPv1 diperlukan supaya host dan router dapat bertukar informasi untuk menghitung route dalam jaringan TCP/IP. Informasi yang diperlukan
• RIPvl berupa host, network, subnet dan rute default.
RIP versi 2
• Enhancement dari RIPvl ditambah dengan beberapa kemampuan baru,
• Algoritma routing sama dengan RIPv1, bedanya terletak pada format dengan tambahan informasi yang dikirim,
• Kemampuan baru; tag untuk route eksternal, subnet mask, alamat hop berikutnya, autentifikasi.
3. OSPF (Open Shortest Path First)
Open Shortest Path Firstkependekannya OSPF adalah link-state routing protokol yang dikembangkan sebagai pengganti untuk distance vector routing protocolRIP. RIP merupakan routing protocol yang digunakan pada awal perkembangan jaringan dan Internet, tetapi ketergantungan pada hop sebagai satu-satunya ukuran untuk memilih rute terbaik dan cepat menjadi tidak dapat diterima dalam jaringan yang lebih besar yang membutuhkan solusi routing lebih kuat. OSPF adalah protokol routing tanpa kelas (classless) yang menggunakan konsep area untuk skalabilitas. RFC 2328 mendefinisikan metrik OSPF sebagai cost. IOS Cisco menggunakan bandwidth sebagai penentu costmetric OSPF. Keunggulan utama OSPF setelah berakhirnya RIP adalah konvergensi yang cepat dan skalabilitas untuk implementasi jaringan yang jauh lebih besar
4. LinkState
Protocol link state dalam melakukan routing menggunakan tiga buah tabel sebagai acuan jalur mana yang paling bagus.
(1) Tabel pertama khusus menyimpan data-data terkait koneksi ke router yang directed connected atau terkoneksi lansung.
(2) Tabel kedua berisi informasi tentang kondisi network secara keseluruhan.
(3) Tabel ketiga berisikan routing tabel yang sebenarnya. Yang termasuk dalam jenis protocol link state adalah Open Shortest Path First atau OSPF dan Intermediate
System to Intermediate System atau IS-IS. Algoritma link-state juga dikenal dengan algoritma Dijkstra atau algoritma shortest path first (SPF) . Algoritma ini memperbaiki informasi data base dari informasi topologi . Algoritma distancevectormemilikiinfo rmasi yang tidak spesifik tentang distance network dan tidak mengetahui jarak router. Sedangkan algortima link-state memperbaiki pengetahuan dari jarak router dan bagaimana mereka inter-koneksi.
Beberapa fitur yang dimiliki oleh routing link-state adalah:
(1) Link-state advertisement (LSA)-paket kecil dari informasi routing yang dikirim antar router.
(2) Topological database-kumpulan informasi yang dari LSA-LSA.
(3) SPF algorithm -hasil perhitungan pada database sebagai hasil dari pohon SPF
(4) Routing table – adalah daftar rute dan interface.
Konsep dari algoritma link state sebagai berikut :
(1) Setiap router mempunyai peta jaringan,
(2) Router menentukan rute ke setiap tujuan di jaringan berdasarkan peta jaringan tersebut.
(3) Peta jaringan disimpan router dalam bentuk database sebagai hasil dari pertukaran info link-state antara router-router bertetangga di jaringan tersebut.
(4) Setiap record dalam database menunjukkan status sebuah jalur dijaringan (link-tate).
(5) Menerapkan algoritma Dijkstra.
(6) Topologi jaringan dan link cost diketahui oleh semua node router.
(7) Dilakukan dengan cara mem-broadcast informasi link state.
(8) Semua node memiliki informasi yang sama.
(9) Menghitung cost terkecil dari satu node ke node lainnya.
Memberikan tabel rute untuk router tersebut setelah iterasi sebanyakn, diketahui link costterkecil untuk tujuan.
5. HybridProtocol
Ada protocol yang menggunakan dan menggabungkan kedua model protocol di atas dalam melakukan proses routing. Protocol yang menggunakan prinsip hybrid adalah EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol).
EIGRP adalah salah satu routing protocol yang bersifat proprietary dari Cisco System yang di rilis pada tahun 1992. Disebut sebagai proprietary karena routing protocol EIGRP ini hanya bisa digunakan sesama router cisco, tidak untuk router yang lain. Dilihat dari namanya dapat disimpulkan, EIGRP adalah “pengkayaan” dari IGRP (Interior Gateway Routing Protocol). EIGRP menggunakan formula berbasis bandwidth dan delay untuk menghitung metric yang sesuai untuk rute. EIGRP melakukan konvergensi secara tepat ketika menghindari loop.
EIGRP tidak melakukan perhitungan-perhitungan rute seperti yang dilakukan oleh protocollinkstate. Hal ini membuat EIGRP tidak membutuhkan delay extra, sehingga hanya memerlukan lebih sedikit memori dan proses dibandingkan dengan protocollinkstate. Konvergensi EIGRP lebih cepat dibandingkan protocoldistancevector lainnya, hal ini di sebabkan karena EIGRP tidak memerlukan loopavoidance yang pada kenyataannya menyebabkan protocoldistancevector melambat. EIGRP mengurangi pembebanan di jaringan karena hanya mengirim sebagian dari routing update, EIGRP tidak akan mengirimkan update jika tidak ada perubahan. Jika ada perubahan, langsung update dilakukan, akan tetapi hanya mengirim update kepada yang terkena imbas update.
EIGRP sering pula disebut hybrid-distance vector routing protocol, hal ini dikarenakan EIGRP seperti memiliki dua tipe routing protocol yang di gunakan yaitu distance vector dan link state. Akan tetapi walaupun EIGRP mempunyai kemampuan seperti link-staterouting protocol, EIGRP tetaplah distant vector
routing protocol, oleh sebab itulah dalam kurikulum cisco, kata hybrid routing protocol dihapuskan atau tidak dipergunakan. Dalam perhitungan untuk menentukan jalur mana yang terpendek, EIGRP menggunakan algoritma DUAL (Diffusing Update Algorithm) dalam menentukannya, DUAL juga memiliki fungsi menyiapkan backup dan memastikan backup loop-free.
EIGRP memiliki karakteristik sebagai berikut ;
• Reliable Transport Protocol (RTP)
• Bounded Updates
• Diffusing Update Algorithm (DUAL)
• Establishing Adjacencies
• Neighbor and Topology Tables
Kelebihan EIGRP dibanding routing protocol lainnya:
• Satu-satunya routing protocol yang menggunakan route backup.
• Mudah di konfigurasi, semudah RIP
• Summarization dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja
• EIGRP satu satunya routing protocol yang dapat melakukan unequal load balancing
• Kombinasi terbaik dari protocoldistance vector dan link-state
F. Exterior Gateway Protocol atau EGP
Kalau IGP bertugas mengatur proses routing pada jaringan-jaringan yang berada dalam AS yang sama maka EGP mengatur proses routing dari jaringan yang berbeda AS. Contoh protocol EGP adalah Border Gateway Protocol.
G. Default routes
Static default route adalah static route dengan network address 0.0.0.0 dan subnet mask 0.0.0.0. Static default route melakukan indentifikasi gateway yang digunakan oleh router untuk semua paket IP untuk network yang tidak ketahui oleh table routing, dan akan diforward ke route 0.0.0.0/0. Default route adalah sebuah rute yang dianggap cocok dengan semua IP address tujuan.
Dengan default route ketika IP address destination(tujuan) dari sebuah paket tidak ditemukan dalam tabel routing, maka router akan menggunakan default route untuk mem-forward paket tersebut. Default route paling cocok berfungsi ketika hanya ada satu rute ke suatu network. syarat membuat default routing adalah: hanya memiliki satu jalur keluar / satu gateway ke network lain.
Keuntungan menggunakan Static default route :
1. Digunakan ketika network tujuan (destination) tidak diketahui (internet).
2. Mengurangi ukuran routing table
3. Default route hanya menggunakan satu jalur keluar untuk semua network tujuan (destination).
Kekurangan menggunakan Static default route adalahterdapatnya routing yang tidak diperlukan, karena default route kemungkinan semua router akan menerima routing yang tidak diperlukan.hal ini dapat menaikkan penggunaan hardware dan membuat router menjadi lebih lambat.
H. Multiple gateways
Definisi umumnya mengenai gateway atau biasa dikenal dengan gerbang jaringan adalah perangkat yang digunakan untuk saling menghubungkan antar jaringan komputer satu ke komputer lainnya. Dan untuk menghubungkan komputer satu ke komputer lainnya harus membutuhkan sebuah protokol komunikasi yang berbeda, sehingga gateway ini sangat dibutuhkan dalam menghubungkan data ke komputer lain walaupun berbeda protokolnya. Salah satu contoh perangkat gateway adalah router, dan juga gateway ini bisa kita gunakan dalam jaringan LAN, WAN serta dapat menghubungkan IBM SNA dan digital DNA.
Dalam jaringan komputer, ada beberapa fungsi gateway, diantaranya adalah:
1. Sebagai Protocol Converting
Pada fungsi gateway digunakan untuk menyelaraskan antara protokol berbeda sehingga dapat saling terhubung satu sama lain. Jaringan gateway juga mampu diakses pada tiap-tiap tingkat yang terdapat pada model lapisan OSI (Open System Interconnection). Untuk melakukan konversi protokol, gateway mengkonfigurasikannya dalam sebuah perangkat lunak.
2. Mempermudah akses terhadap informasi
Gateway juga digunakan untuk mempermudah dalam hak akses informasi, karena kedua komputer sudah saling terhubung dan siap melakukan eksekusi pertukaran data
3. Berbagi perangkat keras (hardware)
Sebagai contoh adalah printer yang digunakan bersama-sama dalam jaringan (resource sharing). Setiap komputer yang terhubung dengan jaringan dapat menggunakan printer tersebut tanpa harus tersambung secara fisik pada printer, sehingga dapat menghemat biaya dan efisiensi kerja.
4. Pengamanan dalam penggunaan data
Dalam jaringan komputer, gateway sebagai gerbang lalu lintas data yang dapat dikonfigurasi untuk keamanan jaringan. Jika ada pengguna baik dari luar atau dari dalam jaringan yang mencurigakan, maka gateway dapat melakukan pencegahan dengan cara tertentu yang bisa dikonfigurasi oleh seorang administrator jaringan.
I. Routing dan packet forwarding
Routing adalah proses dimana suatu router mem-forward paket ke jaringan yang dituju. Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP address yang dituju oleh paket. Semua router menggunakan IP address tujuan untuk mengirim paket. Packet forwarding adalah penyampaian paket dari satu segmen jaringan ke segmen lainnya melalui node dalam jaringan komputer. Agar dapat menjalankan proses routing, router memerlukan informasi rute yang mendefinisikan kemana paket akan disampaikan ke tujuan. Dalam proses routing, router menentukan kemana paket harus dikirim atau dilewatkan (forward) berdasarkan informasi informasi network tujuan yang ada pada Header IP paket tersebut. Jika network yang dituju paket tersebut merupakan network yang terhubung langsung pada router, maka paket tersebut akan diteruskan (forward) ke komputer (host) yang dituju. Sedangkan jika paket tersebut tidak berada pada network yang terhubung langsung dengan router, maka router yang meneruskan (forward) paket tersebut ke router yang lain (next hop).
J. Bridging
Bridge adalah suatu alat yang dapat menghubungkan jaringan komputer LAN (Local arean Network) dengan jaringan LAN yang lain. Bridge dapat menghubungkan tipe jaringan komputer berbeda-beda (misalnya seperti Ethernet & Fast Ethernet), ataupun tipe jaringan yang serupa atau sama. Bridge atau network bridge yang dalam istilah bahasa Indonesia disebut dengan jembatan jaringan merupakan sebuah komponen jaringan yang banyak dipergunakan untuk memperluas jaringan atau membuat segmen jaringan. Bridge mampu menghubungkan sesama jaringan LAN (Local Area Network) komputer. Selain itu, bridge juga digunakan untuk mengubungkan tipe jaringan komputer yang berbeda seperti Ehernet. Bridge akan memetakan alamat Ethernet dari setiap titik yang ada pada masing-masing segmen jaringan kemudian menyeleksi dan hanya memperbolehkan perpindahan data yang diperlukan melalui jaringan.
Alat ini bekerja pada data Link layer model OSI (Open System Interconnection), Karena itu bridge bisa menyambungkan jaringan komputer yang memakai metode transmisi atau medium access control yang tidak sama atau berbeda. Bridge juga adalah alat yang bisa mempelajari alamat link yang ada pada setiap perangkat yang terhubung dengannya dan juga mengatur alur frame berdasarkan alamat tersebut.
Bridge biasanya menggunakan topologi tree. Artinya, hanya ada sebuah rute untuk berbagai tujuan transmisi atau paket data yang akan dipindahkan. Dara akan menempuh beberapa jalur yang seringkali mengakibatkan keterlambatan transmisi data. Ibaratnya sebuah paket, bridge berguna untuk menentukan segmen tujuan dan sumber. Jika segmen sama, maka paket akan ditolak, sementara jika segmen berbeda, maka paket akan diteruskan ke segmen tujuan.
Cara kerja bridge jauh lebih canggih daripada repeater, walau begitu belum secanggih router. Bridge bekerja pada lapisan data link layer model OSI (Open System Interconnection). Dengan model OSI, bridge mampu menghubungkan jaringan komputer yang menggunakan metode transmisi yang berbeda atau medium access control yang berbeda. Berbeda dengan router yang bekerja pada lapisan jaringan dan repeater yang bekerja pada lapisan fisik
1. Fungsi Bridge
Pengertian bridge secara umum adalah alat yang berfungsi untuk menghubungkan dua jaringan. Bridge juga berfungsi untuk memecah satu jaringan yang besar menjadi dua jaringan lebih kecil sehingga akan meningkatkan performa jaringan. Fungsi bridge lainnya secara detail dapat dijabarkan dalam beberapa poin berikut :
a. Bridge sebagai penghubung dua jaringan meski berada pada tempat yangjauh
Secara geografis, misalnya saja di sebuah perusahaan, terdapat beberapa bangunan yang terpisah cukup jauh. Akan lebih ekonomis untuk memiliki LAN yang terpisah di masing-masing bangunan dan menghubungkannya dengan bridge, dibanding jika harus menyambungkan semua tempat
dengan menggunakan kabel coaxial.
b. Otonomi dari Masing-masing Jaringan
Contohnya seperti di jaringan perkantoran, setiap departemen memiliki kepentingannya masing-masing, memiliki komputer pribadi, workstation, dan servernya sendiri. Setiap departemen yang tujuan berbeda akan lebih baik dengan jaringan yang berbeda namun terhubung dengan menggunakan
bridge.
c. Untuk mengakomodasi beban jaringan
Misalkan di sebuah universitas banyak workstation yang kelebihan beban karena banyak dipakai oleh mahasiswa dan dosen untuk dipakai meminta file yang berada di mesin file server untuk diunduh ke mesin pengguna berdasarkan permintaan. Jika ukuran file besar, maka akan menghambat penyimpanan di LAN tunggal, sehingga akan lebih baik menggunakan dua LAN yang dihubungkan dengan bridge.
2. Kelebihan dan Kekurangan Bridge
Sebagai sebuah jembatan jaringan, bridge memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Kelebihan bridge adalah ia hanya bisa bekerja pada lapisan Data Link, sehingga tidak dimungkinkan terjadinya transmisi dari satu protokol ke protokol lainnya. Selain itu, bridge juga mampu mendukung beberapa protokol seperti NetBEUI dan LAT yang tidak mungkin dilayani oleh router.
Walau begitu, bridge memiliki kekurangan seperti tidak dimungkinkannya transmisi melalui jalur atau protokol yang berbeda. Selain itu, bridge juga hanya meneruskan paket dari satu jaringan ke jaringan lainnya dengan kecepatan 10 MBPS. Bridge juga hanya meneruskan transmisi tanpa bisa menerjemahkan komunikasi antar protokol.
K. VLSM (Variable Length Subnet Masking)
Setiap komputer yang terhubung dengan jaringan komputer atau internet harus memiliki suatu alamat yang unik, yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Alamat ini dalam protokol TCP/IP disebut IP (Internet Protocol) Address. IP address adalah sekumpulan bilangan biner sebanyak 32 bit yang dibagi menjadi 4 segmen yang dipisahkan dengan tanda titik (.) dan tiap segmen terdiri atas 8 bit. Secara teori, jaringan dengan protokol TCP/IP mampu menampung sejumlah host atau komputer sebanyak lebih dari 4 milyar (yang merupakan kombinasi dari IP address sebanyak 32 bit). Pada model pengalamatan 32 bit ini, protokol yang dipakai adalah IP versi 4 (IPv4). IP address ini dibagi menjadi beberapa kelas, yaitu kelas A, B, C, D, E. Namun dalam prakteknya, tidak semua IP address ini bisa dipakai oleh setiap host (komputer). Ada beberapa IP address yang digunakan untuk keperluan tertentu, seperti network address, broadcast address, netmask address, loopback address, multicast address dan default routes address. Dengan demikian, semakin banyak komputer dan perangkat jaringan yang terhubung dengan jaringan, semakin sedikit pula IP Address yang bisa dialokasikan atau yang bisa digunakan.
Untuk mengefektifkan penggunaan IP address dalam jaringan, maka metoda yang ditempuh adalah subnetting. Subnetting adalah suatu proses membagi suatu jaringan yang lebih besar, menjadi beberapa jaringan yang lebih kecil (subnet). Subnetting dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
a. Efisiensi penggunaan IP Address. Alokasi IP address berdasarkan kelas IP address ternyata tidak efisien untuk membentuk suatu jaringan. Misalnya suatu perusahaan hendak memakai IP Address kelas A, maka IP Address yang tersedia sebanyak lebih dari 16 juta IP address. Tetapi IP address sebanyak ini bisa membutuhkan biaya yang sangat banyak. Sehingga IP address yang diperlukan perusahaan tersebut harusnya hanya beberapa subnet, dan kemudian tiap subner baru dibuat jaringan lokal (LAN) sejumlah komputer yang tersedia di perusahaan tersebut.
b. Untuk memudahkan dalam pengaturan atau manajemen jaringan. Jika di suatu perusahaan terdapat beberapa subnet, maka jika ada masalah, penyelesaian masalah ini hanya dilakukan pada subnet yang bermasalah, dan tidak mengganggu subnet yang lain. Untuk mengisolasi trafik jaringan. Dengan adanya subnet yang lebih kecil, maka pesan broadcast yang terkirim hanya terjadi pada subnet tersebut, dan tidak terkirim pada seluruh jaringan.
VLSM (Variable Length Subnet Masking) adalah pengembangan mekanisme subnetting, dimana dalam VLSM dilakukan peningkatan dari kelemahan subnetting klasik. Selain itu, dalam subnet classic, lokasi nomor IP tidak efisien.
Pada proses subnetting akan menghasilkan beberapa sub jaringan dengan jumlah host yang sama, maka ada kemungkinan di dalam blok-blok jaringan tersebut memiliki alamat-alamat yang tidak digunakan atau memungkinkan butuh lebih banyak alamat. Karena itulah, dalam kasus ini proses subnetting harus dilakukan berdasarkan blok sub jaringan yang dibutuhkan oleh jumlah host terbanyak.
L. CIDR (Classless Inter-Domain Routing)
Selain pembagian kelas IP adress seperti di atas, ada metode alternatif dalam mengklasifikasikan IP address yang berbeda-beda yang disebut dengan Classless Inter Domain Routing (CIDR) atau juga disebut dengan supernetting. CIDR merupakan mekanisme routing yang lebih efisien dibanding dengan cara yang asli, dengan sistem klasifikasi alamat IP jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C. CIDR digunakan untuk mempermudah penulisan notasi subnetmask agar lebih ringkas dibandingkan penulisan notasi subnetmask yang sesungguhnya.
Untuk penggunaan notasi alamat CIDR pada classfull address pada:
1. Kelas A adalah 18 sampai dengan /15,
2. Kelas B adalah /16 sampai dengan /23,
3. Kelas C adalah /24 sampai dengan /30.
M. Routingtable
Table routing adalah table yang memuat seluruh informasi IP address dari interfaces router yang lain sehingga router yang satu dengan router lainnya bisa berkomunikasi. Sebuah router mempelajari informasi routing dari mana sumber dan tujuannya yang kemudian ditempatkan pada tabel routing. Router merekomendasikan jalur yang dapat digunakan untuk melewatkan paket berdasarkan informasi yang terdapat pada tabel routing.
Jika jaringan tujuan tidak terhubung langsung di badan router, Router harus mempelajari rute terbaik yang akan digunakan untuk meneruskan paket. Informasi yang terdapat pada tabel routing dapat diperoleh secara static routing melalui perantara administrator dengan cara mengisi tabel routing secara manual ataupun secara dynamic routing menggunakan protokol routing, dimana setiap router yang berhubungan akan saling bertukar informasi routing agar dapat mengetahui alamat tujuan dan memelihara tabel routing.Administrator harus memperbarui atau mengupdate rute statik ini secara manual ketika terjadi perubahan topologi antar jaringan (internetwork).
Routing table hanya memberikan informasi sedang routing algoritma yang menganalisa dan mengatur routing table. Intinya, router hanya tahu cara menghubungkan nertwork atau subnet yang terhubung langsung dengan router tersebut.
Tabel Routing pada umumnya berisi informasi tentang:
a. Alamat Network Tujuan
b. Interface Router yang terdekat dengan network tujuan
c. Metric, yaitu sebuah nilai yang menunjukkan jarak untuk mencapai network tujuan. Metric tesebut menggunakan teknik berdasarkan jumlah lompatan (Hop Count).
Berikut contoh routing pada Mikro Tik
Berikut adalah urutan pada table routing untuk menyesuaikan alamat tujuan:
• Host Address
• Subnet
• Group of Subnet
• Major network number
• Group of major network numbers
• Default address
Jika data yang dikirimkan oleh pengirim ke alamat atau jaringan yang dituju tidak sesuai dengan entri diatas maka paket data yang telah dikirimkan oleh pengirim akan dibuang dan pengirim data akan diberikan pesan oleh router bahwa data yang dikirim telah di drop karena ketidaksesuain dan terjadi kesalahan pengalamatan pada address source pengirim.
N. Classless
Classess routing merupakan suatu metodologi pengalokasian IP Address dalam notasi Classless Inter Domain Routing(CIDR). Pengalokasian host/IP yang dapat menggunakan subnet mask yang berbeda, yang didukung oleh routing protocol (RIPv2, OSPF, dan EIGRP). Istilah ini merupakan istilah lain yang dapat digunakan untuk menyebut bagian IP address yang menunjuk suatu jaringan secara lebih spesifik. Biasanya disebut juga dengan Network Prefix. Dalam menuliskan CIDR suatu kelas IP Address digunakan tanda garis miring (Slash)“I”, diikuti dengan angka yang menunjukan panjang CIDR ini dalam bit. Contoh: 192.168.1.0/24.
Classless routing protocols ‘memanjangkan’ standard skema IP Adress Class A, B. atau C dengan menggunakan subnet mask atau mask length sebagai indikasi bahwa router harus menejemahkan IP network ID. Classless routing protocols memasukan subnet mask bersama dengan IP address ketika mencari informasi routing. Metode classless addressing (pengalamatan tanpa kelas) saat ini mulai banyak diterapkan, yakni dengan pengalokasian IP Address dalam notasi Classless Inter Domain Routing(CIDR).
0. Class Full
Classfull penerapan subnetnya secara penuh atau default /24,/16,/8, artinya penggunaan kelas secara full dalam konsep ini. Pengalokasian host pada jaringan dengan menggunakan sebuah subnet mask yang sama, biasanya menggunakan protocol RIPv1 dan IGRP. Classful routing protocols juga suatu protocol dimana protokol ini tidak membawa routing mask information ketika update routing atau routing advertisements. Ia hanya membawa informasi ip-address saja, dan menggunakan informasi default mask sebagai mask-nya. Sebuah router yang menjalankan RIP mempunyai sebuah subnet mask dengan nilai tertentu, router beranggapan bahwa semua interface yang berada di dalam alamat classfull routing. Jika kita mencampurkan panjang subnet yang berbeda dalam sebuah network yang menjalankan protocol RIP atau IGRP maka network itu tidak akan bekerja sesuai keinginan administrator.
P. Metric
Metric merupakan suatu ukuran yang di gunakan dalam aktifitas routing untuk menentukan jalur terbaik(tercepat) untuk mencapai tempat tujuan. Ketika terdapat lebih dari satu route (jalur) yang menuju network yang sama, router harus mempunyai sebuah mekanisme untuk menghitung dan menentukan manakah jalur terbaik diantaranya. Metric adalah variable yang diberikan kepada route (jalur) sebagai cara untuk meranking jalur-jalur tersebut dari yang terbaik sampai yang terburuk.
Setiap router mengenal network-network yang terhubung langsung dengannya (directly connected) dari address dan mask yang di assign padanya.
Pada gambar tersebut, terlihat prosedur berbagi informasi nampak sederhana. Kita lihat pada Router A:
1. Router A memeriksa semua IP address yang dimiliki dan mask yang bersesuai kemudian menyimpulkan bahwa Router A terhubung pada network 192.168.1.0, 192.186.2.0, dan 192.168.3.0.
2. Router A memasukkan informasi ini kedalam tabel routing nya, dan memberikan tanda (flag) bahwa network-network tersebut adalah network yang terhubung langsung (directly connected).
3. Router A meletakkan informasi kedalam sebuah paket yang berbunyi: “network - network yang terhubung langsung denganku adalah 192.168.1.0, 192.186.2.0, dan 192.168.3.0“.
4. Router A mengirimkan kopian dari paket-paket informasi route ini, atau disebut juga routing updates, kepada Router B dan C.
Rotuer B dan C yang juga melakukan langkah-langkah yang sama, mengirimkan update dan informasi network yang terhubung langsung kepada A. Router A memasukkan informasi yang diterima kedalam tabel routing bersamaan dengan address source dari router yang mengirimkan paket update tersebut. Router A kini mengenali semua network dan address dari router yang terhubung dengan network tersebut.
Prosedur seperti ini tampak sederhana, lantas kenapa protokol routing tampak lebih rumit dari ini? Mari kita lihat lagi gambar topologi diatas, dan coba menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Apa yang harus dilakukan oleh Router A terhadap update-update yang diterima dari Router B dan C setelah informasi tersebut dimasukkan kedalam tabel routing? Haruskah Router A mengirimkan paket informasi routing B ke C dan sebaliknya paket informasi routing C ke B?
• Jika Router A tidak memforward update, ada kemungkinan informasi yang dibagi-bagi antar router tidak lengkap. Misalnya, jika link antara B dan C tidak ada, kedua router tersebut tidak akan mengenali network-network milik satu sama lain. Router A harus memforward informasi update, tetapi hal ini akan menimbulkan beberapa permasalahan baru yang lain.
• Jika Router A mendengar informasi tentang network 192.168.4.0 dari kedua Router B dan Router C, maka router yang manakah yang harus digunakan oleh A untuk mencapai network tersebut? Apakah keduanya valid? Mana diantara keduanya yang memiliki jalur terbaik?
• Mekanisme apa yang harus digunakan untuk memastikan semua router menerima semua informasi routing dan pada saat yang sama mencegah paket update berputar-putar tanpa henti dalam network?
• Beberapa router ada yang terhubung pada network yang sama (192.168.1.0, 192.168.3.0, dan 192.168.6.0). Haruskah router-router tetap meng-advertise network-network tersebut?
Ketika terdapat lebih dari satu route (jalur) yang menuju network yang sama, router harus mempunyai sebuah mekanisme untuk menghitung dan menentukan manakah jalur terbaik diantaranya. Metric adalah variable yang diberikan kepada route (jalur) sebagai cara untuk meranking jalur-jalur tersebut dari yang terbaik sampai yang terburuk.
Pertimbangkan contoh berikut sebagai alasan kenapa dibutuhkan sebuah metric. Dengan mengasumsikan sharing informasi telah terjadi pada network dalam gambar diatas. Kemungkinan isi tabel routing Router A adalah sebagai berikut:
Tabel routing ini menunjukkan bahwa 3 network pertama termasuk network yang terhubung langsung (directly connected) dan tidak diperlukan proses routing pada Router A untuk menjangkau network-network tersebut. 4 network terakhir dapat dicapai via Router B atau via Router C. Informasi ini juga valid. Tetapi jika network 192.168.7.0 dapat dicapai melalui Router B maupun Router C, maka jalur yang manakah yang akan dipilih? Metric dibutuhkan untuk menyusun ranking alternatif-alternatif tersebut.
Protokol routing yang berbeda menggunakan metric yang berbeda juga. Misalnya, RIP mendefinisikan route terbaik adalah route dengan jumlah router hop paling sedikit; EIGRP mendefinisikan route terbaik berdasarkan kombinasi dari bandwidth dan total delay pada route.
Pada dasarnya metric yang digunakan terdapat 6 buah yaitu Hop Count, Cost, Bandwich,Load,Delay dan Reliability dimana masing-masing metric ini di gunakan oleh protokol routing yang lain.
1. Hop Count
Metric Hop Count hanya menghitung jumlah router hop. Misalnya, dari router A. terdapat 1 router hop (A-B) untuk mencapai network 192.168.5.0 jika paket dikirimkan melalui interface so/1 (192.168.3.1) dan terdapat 2 router hod
(A-C-B) jika paket dikirimkan melalui interface s0/0 (192.168.1.1). Jika metric yang digunakan hanyalah hop count maka route terbaik adalah route dengan hop paling sedikit, dalam hal ini adalah jalur A-B.
Tetapi apakah link A-B benar-benar jalur terbaik? Jika link A-B adalah link DS 0, sedangkan link A-C dan C-B adalah link T-1, maka jalur dengan 2 hop bisa jadi jalur terbaik yang sebenarnya, karena bandwidth memainkan peran dalam menentukan seberapa efisien trafik yang melalui network.
2. Bandwidth
Metric bandwidth akan memilih jalur dengan bandwidth paling besar. Namun bandwidth sendiri bisa saja bukan metric yang paling bagus. Bagaimana jika link Ti dipadati juga oleh traffik-traffik lain dan link 56k traffiknya sepi? Atau bagaimana jika link dengan bandwidth yang lebih besar juga memiliki delay yang lebih besar juga?
3. Load
Metric load ini mencerminkan jumlah traffik yang menggunakan link sepanjang jalur. Jalur terbaik adalah jalur dengan traffik yang paling sepi. Tidak seperti hop count dan bandwidth, load pada route (jalur) berubah-ubah, dan karena itu nilai metricnya juga berubah. Karena itu perlu perhatian yang lebih disini. Jika perubahan nilai metric terjadi terlalu sering, maka frekuensi perubahan route terbaik pada router juga semakin tinggi, hal ini akan mempengaruhi penggunaan CPU pada router, bandwidth data link, dan stabilitas network.
4. Delay
Delay merupakan ukuran waktu yang harus diambil ketika paket menempuh sebuah jalur (route). Protokol routing yang menggunakan delay sebagai metric akan memilih jalur dengan delay paling sebentar sebagai jalur terbaik. Ada beberapa cara untuk mengukur delay. Delay yang dipertimbangkan tidak hanya pada link sepanjang jalur, tapi juga faktor-faktor seperti latensi router dan delay antrian. Bahkan sebaliknya, delay dari route bisa saja tidak jadi ukuran sama sekali.
5. Reliability
Reliability berguna untuk mengukur kemungkinan link dalam satu hal akan mengalami kegagalan dan dapat berupa variable atau nilai yang sudah ditetapkan. Contoh reliability yang berupa variable adalah jumlah seberapa sering link mengalami kegagalan, atau jumlah error yang terjadi dalam periode waktu tertentu. Contoh reliability dengan nilai tetap didasarkan pada kualitas yang diketahui dari sebuah link seperti yang telah ditentukan oleh administrator. Jalur dengan reliability tertinggi akan terpilih sebagai jalur terbaik.
6. Cost
Metric yang satu ini dikonfigurasi oleh admin untuk mencerminkan jalur-jalur yang lebih disukai. Cost dapat didefinisikan dengan kebijakan apapun atau berdasarkan karakteristik link atau bisa saja mencermikan kebijakan sewenang wenang administrator. Karena itu, cost adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan metric tak berdimensi.
Cost sering digunakan sebagai istilah umum saat membicarakan pemilihan sebuah jalur. Misalnya, “RIP memilih cost terendah sebuah jalur berdasarkan hop count”. Istilah umum lainnya adalah terpendek, seperti dalam “RIP memilih jalur terpendek berdasarkan hop count”. Jika digunakan dalam konteks seperti ini, cost terendah (atau tertinggi) dan terpendek(atau terpanjang) hanyalah sudut pandang protokol routing berdasarkan metric-nya yang telah ditetapkan.
Q. Administrative Distance
Administrative distance (AD) merupakan suatu fitur yang digunakan oleh router untuk menentukan pemilihan jalur terbaik jika terdapat dua atau lebih jalur menuju ke tujuan yang sama dari dua routing protokol yang berbeda. Administrative distance mendefinisikan reliability dari sebuah routing protokol. Setiap routing protokol mendapatkan prioritas berdasarkan nilai Administrative distance yang dimilikinya.
Administrative distance (AD) merupakan kriteria pertama yang digunakan router untuk menetukan routing protokol mana yang akan digunakan jika dua protokol menyediakan informasi routing untuk satu tujuan yang sama. AD digunakan untuk mengukur tingkat kepercayaan dari informasi routing yang diterima oleh sebuah router dari router tetangga. AD adalah sebuah bilangan integer () - 255, dimana 0 adalah yang paling dapat dipercaya dan 255 berarti tidak akan lalu lintas data yang akan melalui route ini. Semakin kecil nilai AD yang dimiliki, maka protokol tersebut akan semakin dipercaya (dipilih). Sebagai contoh; jika sebuah router menerima informasi routing dari dua buah protokol Open Shortest Path First (OSPF) yang memiliki nilai AD 110 dan Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) yang memiliki nilai AD 100, maka router akan memiliki menggunakan informasi routing yang dimiliki IGRP karena lebih terpercaya.
Jika kedua router menerima dua update mengenai network remote yang sama, maka hal pertama yang dicek oleh router adalah AD. Jika satu dari route yang di advertised (diumumkan oleh router lain) memiliki AD yang lebih rendah dari yang lain, maka route dengan AD terendah tersebut akan ditempatkan dirouting table.Jika kedua route yang di-advertised memiliki AD yang sama, maka yang disebut metric dari routing protocol (misalnya jumlah hop atau bandwidth dari sambungan) akan digunakan untuk menemukan jalur terbaik ke network remote. Kalau masih sama kedua AD dan metric, maka digunakan load balance (pengimbangan beban).
Catatan: jika nilai administrative distance-nya 255, artinya route tidak mengenali source, sehingga route tidak akan diinstall dalam tabel routing.
R. Loadbalancing
Load balancing adalah teknik untuk mendistribusikan beban trafik pada dua atau lebih jalur koneksi secara seimbang, agar trafik dapat berjalan optimal, memaksimalkan throughput, memperkecil waktu tanggap dan menghindari overload pada salah satu jalur koneksi. Load balancing digunakan pada saat sebuah server telah memiliki jumlah user yang telah melebihi maksimal kapasitasnya. Load balancing juga mendistribusikan beban kerja secara merata di dua atau lebih komputer, link jaringan, CPU, hard drive, atau sumber daya lainnya, untuk mendapatkan pemanfaatan sumber daya yang optimal
Pada umumnya load balancing digunakan oleh perusahaan atau pemilik layanan yang menginginkan layanannya selalu tersedia setiap saat (high availability) walaupun secara kenyataan terdapat kendala yang membuat layanan tidak dapat diakses. Misalnya untuk layanan web server atau mail server. Dengan load balancing, apabila ada 2 mail server dengan konfigurasi dan tugas yang sama, maka load balancing akan membagi beban kedua mail server tersebut. Dan apabila salah satu mail server tersebut down atau tidak dapat diakses atau mengalami gangguan, maka mail server yang lain dapat terus melayani layanan yang diakses oleh user.
Untuk jaringan komputer, load balancing digunakan di ISP (Internet Service Provider) dimana memungkinkan tersedianya akses internet selama 24x7x365 tanpa ada down time. Tentu hal ini yang diinginkan oleh pelanggan yang menggunakan layanan akses internet ISP tersebut. ISP minimal perlu memiliki 2 sambungan (link) sumber internet yang memiliki jalur berbeda, agar disaat salah satu sambungan terjadi down, masih ada 1 sambungan yang dapat melayani akses internet ke pelanggannya. Dan ISP menggunakan load balancing untuk membagi beban akses internet tersebut sehingga kedua sambungan internet tersebut maximal penggunaannya dan beban terbagi dengan baik.
Load balancing pada jaringan lokal adalah teknik untuk mendistribusikan beban trafik pada dua atau lebih jalur koneksi secara seimbang, agar trafik dapat berjalan optimal, memaksimalkan throughput, memperkecil waktu tanggap dan menghindari overload pada salah satu jalur koneksi. Selama ini banyak anggapan yang salah, bahwa dengan menggunakan load balancing terhadap dua jalur koneksi internet, maka besar bandwidth yang akan didapatkan menjadi dua kali lipat dari bandwidth sebelum
menggunakan load balancing (akumulasi dari kedua bandwidth tersebut). Namun dengan menggunakan load balancing tidak akan menambah besar bandwidth yang didapatkan, tetapi hanya bertugas untuk membagi trafik dari kedua bandwidth tersebut agar dapat terpakai secara seimbang.
Contoh dari gambar tersebut, dengan penggunaan load balancing tidak seperti rumus matematika 512 + 256 = 768, akan tetapi 512 + 256 = 512 + 256, atau 512 + 256 = 256 + 256 + 256. Artinya tiap komputer (host) mendapatkan bandwith yang seimbang, misalnya masing-masing mendapatkan bandwith 256 Kbps.
S. TUGAS MANDIRI
1. Apakah perbedaan antara routing statik dengan routing dinamik, buatlah tabel perbedaannya agar terlihat dengan jelas!
2. Apakah arti routing, berilah penjelasan disertai contohnya !.
3. Jelaskan beda interface dan metric dalam jaringan komputer !
4. Deskripsikan yang dimaksud dengan destination dalam sebuah tabel routing pada jaringan!
5. Sebutkan bagian-bagian dari router mikrotik Lengkapi dengan penjelasan fungsinya !
T. TUGAS KELOMPOK
1. Apakah persamaan dan perbedaan router dengan switch ?berilah penjelasannya !
2. Apakah perbedaan static router dengan dinamic router, jelaskan dengan bahasa anda sendiri?
3. Bersama dengan kelompok kalian, buatlah gambar sketsa penggunaan bridge dalam suatu jaringan, berilah penjelasannya !
4. Bagaimanakah cara kerja router dalam suatu jaringan, gambarkan disertai deskripsinya !
5. Deskripsikan dengan bahasa anda sendiri contoh langkah-langkah untuk melakukan konfigurasi routing statis !
U. UJI KOMPETENSI
Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih salah satu jawaban yang paling benar !
1. Alat untuk menghubungkan jaringan yang dipasang baik di perumahan, kantor, warnet, atau instansi lainnya untuk menghubungkan dengan internet. Hardware ini umumnya memiliki kemampuan untuk memblokir broadcast storm yang dapat memperlambat kinerja jaringan. Deskripsi tersebut adalah hardware ....
a. NIC
b. Router
c. Switch
d. LAN card
e. LAN tester
2. Sebuah pengalamatan yang harus melalui alamat host lain sebelum menuju alamat host tujuan adalah Suatu mekanisme routing yang disebut ...
a. static routing
b. dinamic routing
c. minimal routing
d. routing langsung
e. routing tidak langsung
3. Sebuah angka yang digunakan sebagai indikasi penggunaan route sehingga menjadi route yang terbaik di antara banyak route dengan tujuan yang sama bisa dipilih disebut dengan .
a. Static
b. Metric
c. Next-hop
d. Interface
e. Destination
4. Jaringan yang digunakan untuk mengirim kembali paket IPv4. Dalam Windows, kolom ini berisi alamat IPv4 yang ditugaskan sebagai interface, disebut...
a. Static
b. Metric
c. Next-hop
d. Interface
e. Destination
5. Jenis routing yang bisa berubah sesuai dengan kondisi yang diinginkan dengan parameter tertentu sesuai dengan protokolnya adalah pengertian dari...
a. routing mask
b. routing static
c. routing dinamik
d. routing tables
e. routing protokol
6. Parameter pilihan yang menyebutkan alamat jaringan tujuan yang akan disebutkan pada entri tabel routing disebut ...
a. mask
b. change
c. gateway
d. destination
e. network mask
7. Lebih kebal dari berbagai usaha hacker untuk men-spoof paket dynamic routing protocols dengan tujuan melakukan konfigurasi router untuk membajak traffic, merupakan salah satu kelebihan dari ....
a. Router mask
b. Router tables
c. Router static
d. Router dinami
e. Router protokol
8. Yang termasuk bagian-bagian dari router mikrotik adalah
a. NIC
b. HUB
c. Switch
d. LAN tester
e. Konektor power
9. Router statis adalah router yamg mampu untuk melakukan proses routing suatu jaringan, dalam prosesnya dilakukan secara manual. Proses routing disebut juga dengan ....
a. Pemisahan
b. Penerjunan
c. Penghalaan
d. Pembatasan
e. Penambatan
10. Protokol yang didesain tidak hanya untuk mengubah ke rute backup bila rute utama tidak berhasil, namun juga didesain untuk menentukan rute mana yang terbaik untuk mencapai tujuan. Deskripsi disamping merupakan jenis protoba
a. RIP
b. CIDR
c. EIGRP
d. Statis
e. Dinamis
11. Apakah perbedaan static router dengan dinamic router ?
a. Static router menentukan rute sedangkan dinamic router alamat IP
b. Pada static router lebih susah dalam subnettingnya dibanding dinamic router
c. Static router mengalokasikan IP address dengan mudah dibanding dinamic router
d. Bila paada static router mereset router ke mode default, maka dinamic router ke mode pabrik
e. Static router konfigurasi dilakukan secara manual, sedangkan pada dinamic router secara otomatis.
12. Apakah fungsi dari konektor power pada router?
a. Keamanan jaringan
b. Membagi rute pada jaringan
c. Mereset router ke mode default
d. Membagi informasi tetang jaringan
e. Menghubungkan komputer standalone ke jaringan
13. Kemampuan routing protokol untuk membagi informasi tentang jaringan dengan router lainnnya dengan menggunakan routing protokol yang sama. Deskripsi disamping merupakan pengertian dari....
a. NIC
b. OSI
c. EIGRP
d. Komputer
e. Network Discovery
14. Manakah contoh dari dynamic routing protocol dibawah ini ?
a. RIP
b. IGRP
c. EIGRP
d. Router
e Network discovery
15. Suatu angka yang digunakan sebagai indikasi penggunaan route sehingga menjadi route yang terbaik di antara banyak route dengan tujuan yang sama bisa dipilihadalah pengertian dari.....
a. Interface
b. Next-Hop
c. Metric
d. Router
e. static route
16. Apakah keuntungan administrator mengaplikasikan Router Static pada jaringannya ?
a. Administrasinya adalah cukup rumit dibanding dynamic routing.
b. Terdiri dari banyak router yang perlu dikonfigurasi secara manual.
c. Rentan terhadap kesalahan saat entri data static route dengan cara manual
d. Menunjuk pada banyak links di jalan ke tujuan atau rute yang diinginkan untuk digunakan
e. Statie route kebal dari segala usaha hacker untuk untuk tujuan membajak traffic.
17. Mekanisme routing dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C. dapat juga digunakan untuk mempermudah penulisan notasi subnetmask agar lebih ringkas dibandingkan penulisan notasi subnetmask yang sesungguhnya. Metode tersebut adalah ....
a. CIDR
b. VLSM
c. Metric
d. Dinamic
e. Routing tabel
18. Suatu perangkat yang dapat difungsikan sebagai penhubung dua jaringan di tempat jauh dan untuk mengakomodasi beban jaringan adalah ....
a. Hub
b. Bridge
c. Router
d. Modem
e. Flashdisk
19. Distance Vector merupakan protokol yang menggunakan jarak atau hop sebagai patokan untuk memilih jalur mana yang paling bagus untuk mengirimkan paket router tujuan. Pada prinsipnya semakin pendek jarak atau hop maka semakin ...
a. Buruk
b. Mahal
C. Bagus
d. Memikat
e. Ketinggalan
20. Biasanya router akan merekomendasikan jalur mana yang digunakan untuk melewatkan paket berdasarkan informasi yang diperoleh dari ....
a. Static
b. Metric
b. Briding
d. Dinamic
e. Tabel routing
0 komentar: